Pelariaan Diri Yang Mengagumkan
Posted by Muhammad Irfan on Sunday, December 15, 2013 with No comments
Apakah
yang ada di balik pencarian akan Tuhan, dan apakah pencarian itu nyata?
Bagi kebanyakan dari kita, pencarian itu adalah pelarian dari
kenyataan. Jadi, kita harus jelas dalam diri kita sendiri, apakah
pencarian Tuhan ini sekadar pelarian, ataukah pencarian kebenaran di
dalam segala sesuatu — kebenaran dalam hubungan-hubungan kita, kebenaran
di dalam nilai berbagai hal, kebenaran di dalam gagasan-gagasan.
Jika kita mencari Tuhan karena kita bosan dengan dunia ini beserta
kesengsaraannya, maka itu adalah pelarian diri. Lalu kita menciptakan
Tuhan, dan oleh karenanya itu bukan Tuhan. Jelas bahwa Tuhan yang ada di
kuil-kuil [tempat ibadah], yang ada di dalam buku-buku [kitab suci],
bukanlah Tuhan — itu adalah pelarian diri yang mengagumkan.
Tetapi jika kita mencoba menemukan kebenaran, bukan di dalam serangkaian
tindakan kita yang eksklusif, alih-alih di dalam seluruh tindakan,
gagasan, dan hubungan, jika kita mencari penilaian yang benar terhadap
makanan, pakaian dan perumahan, maka oleh karena batin kita mampu
memperoleh kejelasan dan pemahaman, bila kita mencari realitas kita akan
menemukannya. Maka itu bukan pelarian diri.
Tetapi jika kita
bingung mengenai hal-hal duniawi —makanan, pakaian, perumahan, hubungan,
gagasan-gagasan— bagaimana kita bisa menemukan realitas? Kita hanya
bisa menciptakan realitas.
Jadi, Tuhan, kebenaran, atau
realitas, tidak bisa diketahui oleh suatu batin yang bingung,
terkondisi, terbatas. Bagaimana batin seperti itu bisa berpikir tentang
realitas atau Tuhan?
Mula-mula ia harus menguraikan
kondisi-kondisi yang membatasinya. Ia harus membebaskan diri dari
keterbatasan-keterbatasan yang mengungkungnya, dan baru setelah itu ia
dapat mengetahui apa itu Tuhan, jelas bukan sebelumnya.
Realitas adalah yang tak diketahui; dan apa yang diketahui bukanlah yang nyata.
J Krishnamurti - The Book of Life,
0 comments:
Post a Comment