JK Mengabaikan Fatwa MUI Soal Ucapan Selamat Natal
Posted by Muhammad Irfan on Wednesday, December 18, 2013 with No comments
Entahlah kalau almarhum Buya Hamka masih hidup,
bagaimana sikapnya ketika mantan wakil Presiden Jusuf Kalla mengabaikan
imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar umat Muslim tidak usah
memberikan ucapan Natal kepada kaum Nasrani.
"Saya ucapkan selamat Natal bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur
(NTT)," ucap Jusuf Kalla di Kupang, Kamis, 20 Desember 2012. Pernyataan
Jusuf Kalla itu, bersamaan dengan kunjungannya ke NTT, yang mayoritas
penduduknya Katolik.
Apakah ini berkorelasi dengan kepentingannya tahun 2014, di mana
Jusuf Kalla salah satu tokoh, yang namanya akhir-akhir ini mendapatkan
dukungan yang tinggi, berdasarkan polling, khususnya menapaki calon
presiden mendatang.
Tentu, Jusuf Kalla yang berambisi menjadi calon presiden 2014, ingin
mendapatkan dukungan seluruh rakyat Indonesia,termasuk kalangan Nasrani.
Apalagi, kaum Nasrani walaupun mereka jumlahnya minoritas, tetapi
secara ekonomi mereka, terutama dari kalangan pengusaha Cina, mempunyai
peran yang setrategis.
Bahkan, ketika Jusuf Kalla menjadi partnernya SBY, menarik Marie
Pangestu (Cina) menjadi menteri perdagangan. Di mana Marie Pangestu
adalah salah tokoh di CSIS, yang sangat anti terhadap Islam.
Sekarang pun, Jusuf Kalla mendapatkan dukungan politik dari tokoh
Angkatan 66, yang dikenal dengan Liem Bian Koen , dan Liem Bian Kie,
yang mempunyai pengaruh yang sangat luas, terutama dikalangan pengusaha,
dan sekarang menjadi Ketua APINDO (Assosiasi Pengusaha Indonesia). Liem
Bian Koen yang juga dikenal dengan Sofyan Wanandi itu, nampaknya
sekarang menjadi figur penting dibelakang Jusuf Kalla.
Liem Bian Koen dan Liem Bian Kie aktivis mahasiswa Katolik (PMKRI),
yang ikut dalam perubahan politik menjatuhkan Soekarno, yang konon,
mempunyai hubungan dekat Amerika Serikat dan Eropa, dan kemudian
terlibat dalam usaha penggulingan Soekarno di tahun l965.
Liem Bian Koen alias Sofyan Wanandi, bersama dengan Hary Tjan
Silalahi, yang juga keturunan Cina, mendirikan CSIS, yang menukangi umat
Islam bersama Jenderal Ali Murtopo, di awal Orde Baru, dan membuat
golongan Cina, berhasil mentake over (mengambil alih) ekonomi Indonesia
seperti sekarang ini, dan membonsai pengusaha Muslim, dan sekarang
terpuruk.
Sebaliknya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ingin menjaga akidah
Muslim, melakukan langkah-langkah yang sifatnya preventif, dan
menyarankan umat Islam tidak mengucapkan selamat Natal kepada pemeluk
agama Nasrani. Selain itu, ada fatwa MUI yang melarang untuk mengikuti
ritual Natal. Karena, mengucapkan selamat Natal, dapat berimplikasi
terhadap batalnya iman seorang Muslim.
Tetapik, justeru Jusuf
Kalla juga mengimbau agar masyarakat Sulawesi Selatan yang tergabung
dalam Kerukunan Keluarga Sulawesi Sealatan (KKSS) di Kupang untuk tetap
menjaga kerukunan antarumat beragama di daerah ini. "KKSS harus tetap
menjaga kerukunan di daerah ini," katanya.
MUI telah
mengeluarkan fatwa pada 1981 di masa Ketua Umum MUI Prof. Dr. Buya
Hamka. Fatwa MUI yang ditandatangani Ketua Komisi Fatwa K.H. Syukri
Ghazali dan Sekretaris H. Masudi. Isi fatwa ini menyatakan haram bagi
umat muslim untuk mengikuti perayaan dan kegiatan Natal.
Tokoh-tokoh yang mengaku Islam, dan sudah kebelet ingin mendapatkan
kekuasaan, tak peduli lagi rambu-rambu akidah, dan yang penting
mendapatkan dukungan yang luas, serta berbagai kalangan dan golongan.
Inilah yang menyebabkan banyak tokok Islam, yang berubah, dan menjadi
pragmatis, serta tidak lagi memandang penting akidah dan iman.
Kekuasaan menjadi segalanya. Wallahu'alam.
@http://m.voa-islam.com/
0 comments:
Post a Comment