The Knowledge For Our Common

Tuesday, January 31, 2012

NASA Temukan 26 Planet Baru

Headline
Washington - Sejak tahun lalu, Badan Antariksa AS (NASA) terus menemukan planet baru. Bahkan, tahun ini saja sudah menemukan 26 planet. Wow!
Seperti diberitakan ST, NASA mengkonfirmasi penemuan 26 planet baru di luar tata surya kita. Sayangnya semua planet baru tersebut mengorbit terlalu dekat pada bintang induk mereka.
Planet-planet yang baru ditemukan tersebut suhunya terlalu panas untuk ditinggali manusia, sebagaimana orbit mereka yang terlalu dekat dengan bintang induknya
Meskipun begitu, para ilmuwan NASA masih cukup senang dengan temuan mereka tersebut, yang tentunya menambah jumlah planet yang ditemukan oleh teleskop Kepler semenjak tahun 2009 lalu.
"Berdasarkan misi Kepler, kami tahu bahwa setidaknya ada sekira 500 buah exoplanet sampai saat ini yang sudah diketahui," ujar Doug Hudgins, ilmuwan dari program misi Kepler



Badai Matahari Terbesar Akan Hantam Bumi

Washington - Badai matahari terbesar akan menghantam Bumi. Wah, seperti apa?
Seperti dikutip dari ST, jilatan api matahari telah mengeluarkan badai radiasi terbesar semenjak yang terakhir pada 2005, dan diduga dapat merusak satelit komunikasi di wilayah Kutub, ungkap badan pengawas cuaca angkasa Amerika Serikat (AS).
"Kejadian tersebut dimulai pada hari Minggu malam, dengan jilatan api terlihat bererupsi di bagian tengah Matahari," ujar Dr. Doug Biesecer, seorang ahli fisika dari Space Weather Prediction, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
"Jilatan api itu tidaklah terlalu istimewa, namun jaraknya tempuhnya mencapai hingga 6,4 juta kilometer per jam," jelas Biesecer.
Gelombang radiasi dalam bentuk proton cahaya sudah menghantam Bumi sejak hari Minggu dan terus sampai hari ini


Friday, January 27, 2012

Biseksual Memang Ada dan Berbeda dengan Homoseksual



Meski banyak orang mengaku biseks, para ilmuwan selama ini hanya menganggapnya sebagai kebingungan dalam menentukan orientasi seks. Namun penelitian terbaru membuktikan biseks memang ada dan berbeda dari homoseks maupun heteroseks.

Dalam suatu penelitian tersebut, para ilmuwan di Northwestern University menemukan bukti bahwa beberapa laki-laki yang mengidentifikasi diri mereka sebagai biseksual benar-benar terangsang oleh perempuan dan laki-laki. Bagi yang mengaku biseksual, temuan ini tentu tidak mengejutkan.

Namun bagi para ilmuwan, fenomena biseksual ini sudah lama membuat penasaran. Sebuah penelitian tahun 2005 melaporkan bahwa seseorang menunjukkan kecenderungan biseksual karena bingung menentukan orientasi seksualnya, apakah homoseksual atau heteroseksual.

Dalam studi baru yang diterbitkan secara online dalam jurnal Biological Psychology, anggapan itu terbukti salah. Kaum biseksual khususnya laki-laki benar-benar tertarik pada 2 jenis kelamin, yakni pada sesama laki-laki sendiri maupun perempuan sekaligus.

Untuk membuktikannya, para ilmuwan merekrut sejumlah laki-laki yang mengaku biseksual yang terjaring dari beberapa situs gay dan biseksual. Kriterianya sangat ketat, misalnya harus memiliki pengalaman seksual dengan setidaknya 2 orang dari setiap jenis kelamin dan memiliki hubungan romantis setidaknya tiga bulan dengan minimal 1 orang dari setiap jenis kelamin.

Para partisipan diminta menonton beberapa video porno yang menampilkan keintiman dengan sesama jenis dan dengan lawan jenis. Sedangkan untuk mengamati ketertarikannya, alat vital para partisipan dipasangi sensor genital yang dapat mendeteksi intensitas ereksi.

Hasilnya menunjukkan bahwa laki-laki biseksual merespons video yang menonjolkan sisi sensual seorang laki-laki maupun perempuan. Laki-laki homoseks atau gay hanya merespons video sensual laki-laki, sedangkan laki-laki heteroseks hanya terangsang pada video perempuan.

"Ini akan membenarkan keberadaan banyak pria biseksual yang telah mendengar tentang penelitian terdahulu dan merasa bahwa para ilmuwan tidak memahami mereka," ungkap Allen Rosenthal, mahasiswa doktoral yang menjadi penulis utama dalam penelitian tersebut seperti dikutip dari NYTimes (24/8/2011).

Penelitian di Northwestern ini adalah yang kedua kalinya melaporkan pola khas gairah seksual di antara pria biseksual yang diterbitkan tahun ini. Pada bulan Maret, sebuah penelitian di Archives of Sexual Behavior melaporkan hasil pendekatan yang berbeda atas pertanyaan terseb


http://www.detikhealth.com

Zat Kimia Pada Otak Penyebab Maho/Homo



Tak ada yang mengetahui pasti pendorong preferensi seksual seseorang. Namun, berdasar ujicoba terbaru ilmuwan China, ditemukan zat otak pendorong orang menjadi gay. Serotonin diketahui mampu mempengaruhi perilaku seksual pada tikus dan manusia. Senyawa ini biasanya juga mengurangi aktivitas seksual seseorang
Ujicoba ahli saraf Yi Rao dari Peking University dan National Institute of Biological Science di Beijing menunjukkan, serotonin ternyata juga mempengaruhi keputusan pria untuk ‘menggoda’ wanita atau pria.

Rao dan tim melakukan uji melalui pengurangan neuron penghasil serotonin atau protein penting penghasil serotonin dalam otak. Tak seperti tikus jantan lain, tikus yang kekurangan serotonin tak memiliki hasrat seksual terhadap tikus betina.

Sebaliknya, tikus itu malah tertarik pada tikus jantan serta lebih sering menyanyikan lagu cinta ultrasonik. Biasanya, tikus jantan menyanyikan lagu ini untuk menggoda tikus betina agar bisa melakukan seks.

Ketika tim menyuntik zat netralisir pada tikus yang kekurangan serotonin, tikus kembali berhasrat pada tikus betina. Meski begitu, kadar serotonin berlebih justru mengurangi aktivitas seksual tikus, baik pada jantan maupun betina.

Artinya, serotonin dalam otak harus dijaga dalam kadar tertentu guna memastikan seseorang tetap berlaku layaknya heteroseksual.

Menyikapi temuan ini, ilmuwan Florida State University Elaine Hull mengklaim, studi ini bisa mempengaruhi perilaku homoseksual atau biseksual manusia.

Sebelum menyimpulkan serotonin sebagai faktor perilaku homoseksual, Hull memperingatkan, ilmuwan butuh lebih banyak informasi letak persisnya area otak terkait potensi pengembangan serotonin tersebut.



source : http://terselubung.blogspot.com/2011/06/zat-kimia-pada-otak-penyebab-maho.html

Bisakah Terkena Cacar Air Dua Kali?


Banyak yang beranggapan jika sudah terkena cacar air waktu kecil tidak akan mendapatkan cacar lagi saat dewasa. Benarkah seseorang tidak mungkin terkena cacar dua kali?

Seseorang yang sudah pernah terkena cacar memang sangat jarang mendapatkan cacar kembali. Hal ini disebabkan saat terkena cacar dulu, maka tubuh sudah mengembangkan sistem kekebalan tubuh terhadap virus tersebut. Sehingga sistem ini dapat melindungi seseorang terinfeksi kembali.

Setelah seseorang terinfeksi cacar air, maka virus varicella zoster yang menyebabkan penyakit cacar air akan menetap di dalam tubuh seseorang. Namun virus ini hanya 'tertidur' atau tidak aktif dan terletak di dalam jaringan tubuh yang dalam.

Seperti dikutip dari Childrenfirst, Sabtu (3/4/2010) beberapa orang bisa mengembangkan cacar air untuk kedua kalinya. Memang sistem kekebalan yang sudah ada di dalam tubuh akan selalu menjaga virus ini. Tapi pada suatu titik tertentu, virus ini dapat aktif kembali di dalam tubuh dalam bentuk yang berbeda dan menimbulkan kondisi shingles atau herpes zoster.

Biasanya dokter akan mengambil sampel darah pasien dan dilakukan pengujian laboratorium untuk melihat adakah virus varicella zoster dalam tubuh orang tersebut. Beberapa orang yang pernah terkena cacar bisa mengembangkan virus ini dalam tubuhnya, meskipun kasus seperti ini jarang terjadi.

Kebanyakan tubuh yang menyerah pada virus ini akan mengembangkan herpes zoster (shingles), gejala pertama yang dirasakan adalah rasa sakit di satu daerah tertentu. Kondisi ini akan diikuti oleh ruam dan berisi cairan yang karakteristiknya mirip dengan cacar air. Tapi penyakit ini cenderung hanya mempengaruhi satu sisi tubuh saja.

Penyakit ini biasanya mempengaruhi orang-orang dewasa yang memiliki kekebalan tubuh lemah atau sedang menurun. Jika seseorang memiliki kekebalan tubuh yang baik, maka jarang mengembangkan kondisi ini.

Cacar air adalah salah satu penyakit yang dapat menular dengan cepat dan disebabkan oleh virus varicella zoster. Dibutuhkan waktu inkubasi sekitar 2-3 minggu setelah kontak dengan orang yang terkena cacar air. Gejala cacar air yang timbul cenderung lebih parah pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak.

Orang dewasa yang terkena cacar air ada kemungkinan berisiko mengalami komplikasi, terutama pada perempuan hamil, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, orang yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi untuk kanker, orang yang pernah menjalani transplantasi dan orang yang memiliki masalah jantung atau paru-paru.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan cacar air kedua kalinya adalah melalui vaksinasi. Vaksin yang diberikan akan memproduksi antibodi dan menjaga tubuh dari virus cacar air di masa mendatang. Serta jangan lupa untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap 


http://www.detikhealth.com