The Knowledge For Our Common

Sunday, February 26, 2012

Efek yang Muncul Pada Tindikan di Lidah, Puting, Pusar & Kelamin

Tak hanya di telinga, menindik badan sudah menjadi hal yang umum saat ini. Meskipun menindik badan relatif aman, tindakan ini sebenarnya dapat menyebabkan komplikasi kesehatan. Berikut efek tindikan di beberapa bagian tubuh yang sering muncul.

Komplikasi bervariasi tergantung pada bagian badan yang ditindik, bahan yang digunakan, pengalaman praktisi yang menindik, kebersihan alat dan perawatan setelah ditindik.

Dalam salah satu penelitian mengenai tindik badan, para peneliti dari Northwestern University menemukan bahwa sekitar 20 persen dari tindikan menyebabkan infeksi

Infeksi merupakan komplikasi yang paling umum, diikuti oleh alergi, perdarahan, jaringan parut dan gangguan saat menjalani prosedur medis, seperti ronsen dan USG.

"Karena tindikan semakin populer, para petugas perawatan kesehatan harus makin akrab dengan cara melepas perhiasan dalam situasi darurat, serta memahami komplikasi dan risiko kesehatannya," kata peneliti, Jaimee Holbrook, MD, pakar dermatologi di Northwestern University seperti dilansir Los Angeles Times, Minggu (26/2/2012). 

Beberapa gangguan yang dialami berdasarkan tempat tindikan adalah:
 
1. Tindikan di bagian mulut atau lidah dapat menyebabkan kesulitan berbicara dan makan, pengeluaran air liur yang berlebihan dan gangguan pada gigi
Tindikan di mulut dan hidung dapat tersedot bahkan masuk ke dalam badan sehingga membutuhkan operasi untuk mengambil tindikan.
 
2. Tindikan di puting dapat merobek kulit. Gangguan galaktorea atau air susu yang mengalir tiba-tiba dari payudara juga dapat disebabkan oleh menindik puting

Wanita yang sedang hamil atau menyusui dan memiliki tindik atau ingin ditindik sebaiknya menyadari komplikasi langka yang dapat mempengaruhi dirinya sendiri atau anaknya.
 
3. Tindik pusar, menindik bagian tubuh ini sangat memungkinkan terjadinya infeksi karena iritasi dari pakaian ketat yang digunakan. Hal ini karena kulit pusar merupakan bagian yang sangat sensitif


3. Tindikan di kelamin dapat menyebabkan kemandulan karena infeksi, mengahalangi jalannya air seni, hingga menyebabkan jaringan parut.
Pada pria, priapism atau rasa sakit ketika ereksi bisa terjadi akibat tindikan di kelamin
 
4. Tindik alis, menindik bagian tubuh ini sangat berisiko jika tidak dilakukan ditempat yang tepat. Tindik harus dilakukan pada sudut 40 derajat dari sudut luar mata. Jika tempatnya tidak tepat maka berisiko mengalami kerusakan saraf, karena daerah tersebut mengandung 3 saraf supra orbital besar.
 
5. Tindik telinga bagian atas, menindik bagian telinga tersebut lebih berbahaya karena terdapat tulang rawan disepanjang tepi telinga. Jika terjadi infeksi di bagian tulang rawan tersebut akan lebih sulit untuk diobati dan bisa memicu kecacatan pada telinga.

Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa tindik badan bisa dijadikan sebagai penanda perilaku yang berbahaya, gejala gangguan psikologis dan ciri kepribadian anti sosial.

Untuk menghindari komplikasi, pencegahan adalah kuncinya. Orang yang ingin badannya ditindik sebaiknya mempertimbangkan riwayat medisnya dengan lengkap untuk mengetahui kondisi yang dapat menyebabkan komplikasi. Selain itu, memilih penindik badan yang memenuhi syarat juga perlu untuk meminimalkan risiko.

Dr Holbrook menyarankan bagi orang yang mau ditindik untuk mempertimbangkan sembilan hal sebagai berikut.
1. Infeksi: Apakah pernah memiliki infeksi sebelumnya?
2. Masalah kesehatan: Apakah pernah mengalami asma, gatal-gatal atau reaksi alergi yang parah?
3. Gaya hidup: Apakah sering mencopot tindik ketika bekerja atau olahraga?
4. Masalah penyembuhan: Apakah memiliki kecenderungan mengalami perbesaran organ atau luka yang tumbuh menjadi kulit baru?
5. Anatomi: Apakah bagian tubuh yang ingin ditindik sudah tepat?
6. Profesional: Apakah penindik telah cukup terlatih?
7. Riwayat kesehatan: Apakah penindik memeriksa riwayat medis dengan lengkap, termasuk riwayat alergi, penyakit sistemik, terutama penyakit jantung, diabetes mellitus atau kondisi lain yang rentan terhadap infeksi?
8. Bahan yang tepat: Apakah penindik menggunakan bahan yang sesuai, seperti perhiasan bebas nikel, untuk meminimalkan risiko alergi dan infeksi?
9. Petunjuk perawatan: Apakah mendapat petunjuk perawatan setelah ditindik? Untuk tindikan di lidah, jangan minum aspirin selama tujuh hari dan obat anti radang non-steroid setidaknya satu hari sebelum prosedur menindik dan tujuh hari setelah tindikan. Aspirin dan obat anti radang non steroid dapat meningkatkan perdarahan.
@ http://health.detik.com/

Saturday, February 25, 2012

Kesalahan-kesalahan Pria Saat Pakai Kondom




Kondom merupakan alat kontrasepsi yang tidak hanya dapat mencegah kehamilan, tetapi juga bisa menghindari dari infeksi menular seksual. Sayangnya, masih banyak kesalahan-kesalahan pemakaian yang dilakukan pria, sehingga dapat merusak fungsi kondom.

Sebuah laporan terbaru dalam jurnal Sexual Health mempelajari 50 studi tentang kesalahan penggunaan kondom dari seluruh dunia. Berikut beberapa kesalahan penggunaan kondom yang sering dilakukan pria, seperti dilansir Livescience, Sabtu (25/2/2012):

1. Telat pakai
Penggunaan kondom seharusnya dilakukan sebelum hubungan kelamin (penetrasi) dimulai. Tapi sekitar 17 hingga 51,1 persen orang dilaporkan menggunakan kondom setelah hubungan intim dimulai.

2. Terlalu cepat dilepas
Untuk mencegah sperma atau cairan kelamin bercampur, seharusnya kondom tidak boleh dilepas sebelum hubungan kelamin selesai. Namun sekitar 13,6 hingga 44,7 persen orang dalam studi sudah mencopot kondom sebelum penetrasi selesai.

3. Sudah membuka gulungan kondom sebelum dipakai
Gulungan kondom dibuka bersamaan dengan pemasangannya pada batang kelamin pria, sehingga tidak memungkinkan terjadinya kerusakan. Namun sekitar 2,1 hingga 25,3 persen pria dilaporkan sudah membuka gulungan kondom sebelum memasangnya di penis.

4. Tidak memberi ruang di ujung kondom
Saat pemakaian, ujung kondom seharusnya diberi sedikit ruang kosong yang berfungsi sebagai wabah air mani saat terjadi ejakulasi. Tapi 24,4 hingga 45,6 orang dilaporkan tidak memberi ruangan tersebut sehingga memungkinkan air mani justru meluber keluar kondom.

5. Terlepas saat digunakan
Sekitar 4 hingga 30,4 persen orang melaporkan kondom terlepas saat digunakan, yang berpotensi mengekspos pasangan dengan cairan tubuh.

6. Terkena benda tajam
Saat membuka kondom, sebaiknya tidak menggunakan benda tajam seperti gunting, pisau atau bahkan kuku. Karena ada 2,1 hingga 11,2 persen orang yang membuka kemasan kondom dengan benda tajam dan membuat lateks kondom robek.

7. Tidak memeriksa kerusakan
Sebelum digunakan, jangan lupa periksa apakah kondom yang Anda gunakan sudah rusak atau mengalami kebocoran. Ada 82,7 persen perempuan dan 74,5 persen pria gagal memeriksa kerusakan pada kondom sebelum digunakan.

8. Salah penyimpanan
Kondom tidak boleh disimpan di dompet, di saku belakang atau di tempat panas karena bisa menyebabkan kebocoran atau kerusakan. Tapi 3,3 hingga 19,1 persen orang dalam studi menyimpan kondom di luar tempat yang direkomendasikan pada kemasan.