The Knowledge For Our Common

Showing posts with label MALINDO. Show all posts
Showing posts with label MALINDO. Show all posts

Tuesday, November 26, 2013

Lufthansa Unjur Trafik Kargo Dan Penumpang Ke Malaysia Dan Indonesia Meningkat




 Lufthansa dan syarikat gabungannya, Lufthansa Cargo, mengunjurkan trafik kargo dan penumpang ke Malaysia dan Indonesia meningkat berikutan pelancaran perkhidmatan penerbangan Lufthansa tanpa henti dari Frankfurt ke Kuala Lumpur dan Jakarta.

Perkhidmatan baharu itu menawarkan lima penerbangan seminggu antara Frankfurt dan Kuala Lumpur mulai 30 Mac, 2014.

"Perkhidmatan itu (ke Malaysia dan Indonesia) akan menjadi pemacu kepada pertumbuhan dalam perdagangan, pelancongan dan trafik penumpang.

"Kami menjangkakan isi padu trafik kargo udara kami ke kedua-dua destinasi itu bertambah kerana perkhidmatan ini juga menyediakan pengangkutan kargo," kata Karl Ulrich Garnadt, Ketua Pegawai Eksekutif Kargo merangkap Pengerusi Lufthansa kepada Bernama.

Lufthansa Cargo, yang menempah sejumlah lima pesawat pengangkut B777 dengan Boeing Co, mengendalikan lebih daripada 1.7 juta tan kargo pada 2012.

Kalangan perniagaan Jerman mahukan perhubungan tanpa berhenti antara Frankfurt dan Kuala Lumpur ditambah.

Ketika ini, Malaysian Airlines mengendalikan lima penerbangan seminggu antara Kuala Lumpur dengan Frankfurt, namun pakar berkata banyak permintaan untuk jumlah penerbangan ditambah kini dapat dipenuhi berikutan penambahan penerbangan Lufthansa antara kedua-dua negara itu.

Di samping lima tempahan pesawat pengangkut dengan Boeing, syarikat itu juga mengetepikan sejumlah peruntukan untuk mewujudkan apa yang Garnadt sifatkan sebagai "pereka teknologi maklumat kelas pertama" dan membangunkan pusat kargo logistik tercanggih di Frankfurt.

Beliau berkata laluan Atlantik Utara akan mengukuh manakala Asia Pasifik akan terus menjanjikan peluang yang besar.

"Asean dan Indonesia merupakan pasaran yang sungguh meyakinkan. Pesawat penumpang Lufthansa yang akan memulakan penerbangan ke Kuala Lumpur dan Jakarta mulai penghujung Mac sudah tentunya akan memperkukuhkan trafik kargo kerana pesawat berkenaan turut membawa jumlah kargo yang besar dalam pesawat berkenaan," kata Garnadt.

Malaysia menjadi pusat tumpuan Lufthansa yang kembali memberi perhatian kepada rantau ini.

Selain China dan India, syarikat penerbangan Jerman itu juga memantau potensi pasaran Asean yang akan bergabung seterusnya dalam Komuniti Ekonomi Asean pada 2015.

Kalangan perniagaan Jerman begitu teruja dengan kekuatan pasaran Asean bernilai AS$2 bilion, dengan 600 juta penduduknya.

Majlis Perniagaan Asia Pasifik yang berpangkalan di Hamburg, atau OAV, menekankan pentingnya Asean kepada perniagaan Jerman dalam banyak pengumumannya baru-baru ini.

Penerbangan Lufthansa ke Kuala Lumpur juga akan menyediakan rangsangan kepada Tahun Melawat Malaysia 2014 untuk Tourism Malaysia memikat pelancong.

Di samping Lufthansa Cargo memperoleh pesawat pengangkut kargo, syarikat penerbangan Lufthansa juga giat membeli pesawat terbaharu.

Nico Buchholz, naib presiden eksekutif kumpulan Lufthansa (pengurusan ujian) baru-baru ini memberitahu Bernama di New York bahawa syarikat itu membuat perancangan jangka panjang untuk membeli pesawat.

"Kami memperuntukkan kira-kira AS$50 bilion untuk membeli 295 pesawat, berdasarkan kadar pertumbuhan purata tiga peratus," kata Buchholz.

Berikutan pembelian pesawat besar itu, syarikat penerbangan itu terpaksa menggunakan pesawat baharu berkenaan secara produktif, di samping pesawat sedia ada dengan membuka laluan dan pasaran baharu.

"Tidaklah memeranjatkan jika Lufthansa menghidupkan semula sesetengah laluan lamanya yang sebelum ini dihentikan atau kurang diberi tumpuan.




http://www.bernama.com/



Menlu Protes Keras Fasilitas Penyadapan di Kedubes AS



Menteri Luar Negeri, Marty M. Natalegawa menyatakan protes keras  jika benar  pemberitaan The Sydney Morning Herald  bahwa Kedubes Amerika Serikat di Jakarta masuk dalam salah satu tempat yang memiliki fasilitas penyadapan.  ”Indonesia tidak dapat menerima dan mengajukan protes keras terhadap berita tentang keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS di Jakarta,” ucap Menteri Luar Negeri, Marty M. Natalegawa Rabu (30/10/2013).
Hingga saat ini, Marty sudah berusaha meminta penjelasan resmi dari pemerintah AS soal kabar tersebut. Bila terkonfirmasi, maka ini adalah sebuah pelanggaran keamanan serius. “Tindakan tersebut bukan saja merupakan pelanggaran keamanan, melainkan juga pelanggaran serius norma serta etika diplomatik dan tentunya tidak selaras dengan semangat hubungan persahabatan antar negara,” tambahnya.
The Sydney Morning Herald sebelumnya menulis,Amerika Serikat (AS) menyadap sambungan telepon dan memata-matai komunikasi dari kedutaannya di Asia, termasuk Indonesia. Dikabarkan, Kedutaan Besar AS di Jakarta menjadi salah satu basis aktivitas penyadapan di Indonesia.
Informasi aktivitas spionase ini berhembus dari Edward Snowden. Sang whistleblower internasional itu mengungkap peta 90 fasilitas mata-mata AS di seluruh dunia. Dari jumlah itu, tersebutlah nama kota Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh, dan Yangon.(detik/JbR)

Menlu Protes Keras Fasilitas Penyadapan di Kedubes AS





http://sulutdaily.com/

Singapura Bantu Penyadapan, Politisi PKS: Cari Teman yang Tulus



Informasi bahwa Singapura disebut-sebut membantu Amerika Serikat dan Australia dalam menyadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat RI lain menambah panas situasi.
Menanggapi hal ini, Komisi I DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera, mengatakan Indonesia mesti memperkuat sistem pertahanan.
"Langkah utama, kita perkuat sistem pertahanan kita. Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dan Badan Intelijen Negara (BIN) harus bekerja keras," jelas Mardi dalam pesan pendek kepada Liputan6.com, Selasa (26/11/2013).
Kedua, lanjut Mardani, jadikan pelajaran bahwa doktrin thousand friend and zero enemy harus dievaluasi.
"Kita harus menggalang kerja sama dengan negara-negara yang relatif jujur dan tulus seperti Turki, India, China dan lain-lain," jelasnya.
Selain itu, menurut Mardani, saat ini Singapura memang sedang menjalankan kemitraan. "Baik Australia, Singapura atau yang lain sedang menjalankan kemitraan strategis dengan AS, Uni Eropa, China dan lain-lain," tukas Mardani.



http://news.liputan6.com/

Kesal Jadi `Target` Penyadapan, Malaysia Panggil Wakil Singapura



Kuala Lumpur : Kasus penyadapan masih jadi isu panas. Kini, sorotan juga mengarah ke Singapura. Negara pulau itu diduga memainkan peran kunci membantu Amerika Serikat dan Australia menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh Asia. Menjadi 'pihak ketiga'. Termasuk yang jadi target: Indonesia dan Malaysia.
Itu yang diungkap dalam dokumen rahasia yang dibocorkan mantan kontraktor intelijen AS, Edward Snowden.
Mengetahui informasi tersebut, Malaysia tak berpangku tangan. Pemerintah Negeri Jiran memanggil komisi tinggi Singapura untuk berbicara terkait skandal penyadapan Selasa ini. Untuk menuntut penjelasan.
"Jika tuduhan tersebut pada akhirnya terbukti, tentunya itu akan jadi masalah serius yang ditolak kuat dan dibenci pemerintah Malaysia," kata Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, seperti dikutip dari New Straits Times, Selasa (26/11/2013).
"Tindakan memata-matai sahabat dan tetangga sangat tidak bisa diterima. Bertentangan dengan semangat sejati dan komitmen hubungan berjiran yang baik."
Skandal mata-mata yang melibatkan Singapura berpotensi memperburuk hubungan dengan Malaysia. Seperti yang terjadi dengan Indonesia dan Australia -- di mana Jakarta menurunkan level hubungan diplomatik dengan Canberra dan menghentikan sementara kerjasama antarnegara menyusul laporan penyadapan terhadap ponsel Presiden SBY dan Ibu Negara.
Kembali ke soal Singapura, dalam dokumen yang dibocorkan Snowden disebut, militer Negeri Singa membantu badan mata-mata AS, Inggris, dan Australia memanen data yang melewati kabel bawah laut raksasa yang disebut SEA-ME-WE 3 -- yang sebagian dimiliki perusahaan operator telekomunikasi Singapore Telecommunications (SingTel).
SEA-ME-WE 3 menghubungkan 30 negara termasuk China, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Vietnam, Inggris, dan Prancis. SingTel belum berkomentar atas tuduhan tersebut, pun dengan Kementerian Pertahanan dan Kemenlu Singapura.
Malaysia dan Singapura -- yang berpisah pada 1965 -- selama ini punya hubungan baik, meski kadang bak duri dalam daging terkait isu jembatan Selat Johor, reklamasi, air minum, dan isu rasial. 





http://news.liputan6.com/


Monday, November 25, 2013

Kompas TV Disiarkan dalam TV Malaysia

Kompas Pagi dan Kompas Petang disiarkan dari Senin-Jum


 Keberadaan Warga Negara Indonesia(WNI) di Malaysia yang menjadi pelanggan TV satelit berbayar Malaysia yaitu Astro semakin banyak dari hari kehari. Melihat hal ini, Astro telah meluncurkan Channel khusus untuk program-program dari Indonesia selama 24 jam yang dikemas dalam satu paket. Paket tersebut dinamakan Indo Pek (Paket Indonesia) seharga RM12 atau sekitar 40 ribu Rupiah per bulan.
Kalau sebelumnya Astro meluncurkan channel khusus yaitu Astro Aruna, dimana channel tersebut selama 24 jam hanya menyiarkan sinetron dan film Indonesia. Namun sejak 2 tahun yang lalu Astro telah meluncurkan dua channel khusus  yang dibungkus dalam paket Indo Pek yaitu channel 141 Pelangi dan Channel 142 Bintang.
Kalau Channel 141 pelangi lebih dikhususkan untuk program informasi, berita ,Olahraga, talkshow, reality show dan non drama. Dimana program talkshow seperti Bukan Empat Mata dan acara komedi show seperti Opera van Java merupakan acara favorit para WNI di Malaysia. Bahkan program baru seperti Hitam Putihnya Deddy Corbuzier sepertinya akan menjadi favorit juga di lain hari.
Sedangkan Channel 142 Bintang sering menayangkan sinetron dan film Indonesia baik film retro atau film terkini. Dimana setiap pergantian program di kedua channel tersebut di isi dengan lalgu-lagu popular Indonesia dan program komedi “sketsa”. Dan terkadang juga kedua channel tersebut sering berbagi program apabila acaranya berbenturan.
Kompas TV Mengudara di Malaysia
Kalau sebelumnya para WNI di Malaysia hanya di suguhi program berita seperti Liputan6 Pagi dan liputan6 petang di channel 141 Pelangi dalam TV Satelit berbayar Astro. Namun mulai kemarin, Para WNI semakin banyak pilihan dalam mengikuti berita Indonesia. Karena Astro telah menambah program baru berita Indonesia yaitu Kompas Pagi dan Kompas Petang.

Kompas Pagi dan Kompas Petang di siarkan pada hari yang sama juga namun jam tayangnya berbeda. Kalau Kompas Pagi di siarkan setiap jam 05.00 (WIB) , Namun di Astro d siarkan setiap jam 12.00 waktu Malaysia (jam 11 pagi Indonesia).

Kompas Petang di siarkan jam 21.00 (waktu Malaysia)



Sedangkan Kompas Petang disiarkan secar rutin setiap pukul 17.00 (WIB), Maka di Astro di siarkan setiap jam 21.00 waktu Malaysia (jam 22.00 WIB). Kedua program tersebutdi siarkan setiap hari dari hari Senin sampai dengan hari Jum’at saja.
Kami harap bukan hanya Kompas Pagi atau Kompas Petang saja yang bisa mengudara di Malaysia. Karena masih ada Kompas Siang, kompas Malam atau kompas Sport dari segi informasi berita. Atau program-program menarik Kompas TV lainnya seperti Versus, Koki keren, Demokrasi Kursi dan lain-lainya bisa dinikmati juga oleh para WNI di Malaysia. Kami harap Pihak Kompas TV dan pihak Astro Measat akan ada kerjasama lanjutan yang sama-sama menguntungkan.
Semoga dengan adanya program dan kerja sama seperti ini akan meningkatkan hubungan rakyat kedua negara. Dengan harapan ke depannya nanti akan ada pertukaran program TV antara Stasiun TV di Indonesia dan stasiun TV Malaysia. Sehingga pemahaman bahasa, budaya, karakter akan memudarkan perbedaan –perbedaan





http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/10/08/kompas-tv-disiarkan-dalam-tv-malaysia-598575.html


Warga Malaysia: Indonesia Tanah Air Kami




“Kau dari mana?” tanya seorang pedagang, setelah kami melakukan transaksi.
“Saya dari Indonesia, Pak Cik,” jawabku.
“Buat apa kau di sini?” dia bertanya tentang pekerjaan.
“Saya mengajar anak-anak Indonesia.”
“Oh… Kamu Cikgu,” tukasnya, “kami pun dari Indonesia.”
“Pak Cik dari Indonesia?” tanyaku, mengonfirmasi.
“Ya, sekarang sudah jadi warga Malaysia, tapi tetaplah tanah air kami Indonesia.”
***
Percakapan di atas adalah salah satu obrolan penulis dengan seorang pedagang di pasar Kunak-Sabah. Dari obrolan itu tentu Anda bisa memahami bahwa ada warga Malaysia yang merasa dan mengaku bahwa Indonesia adalah tanah airnya.
Kalau Anda datang ke Sabah, dan berinteraksi dengan orang-orang di Sabah, Anda pun bisa dengan mudah mendapati cerita yang sama. Penulis mendapati pengakuan-pengakuan tentang Indonesia sebagai tanah air mereka, bukan hanya dari satu, dua, tiga orang. Penulis ingat betul obrolan-obrolan penulis dengan para supir elf atau supir taksi, baik yang resmi maupun tidak (supir-supir angkutan umum). Pernyataan-pernyataan yang bernada sama keluar dari mulut mereka.
Mungkin Anda bertanya, warga negara Malaysia mana yang menganggap Indonesia tanah airnya?
Tentu tidak semuanya warga negara Malaysia. Umumnya yang mengaku dan merasa Indonesia sebagai tanah airnya adalah warga negara Malaysia yang berasal dari Indonesia. Mereka adalah para WNI yang berhijrah ke Sabah-Malaysia mencari rejeki demi masa depan yang lebih baik untuk masa depan diri, keluarga, dan keturunannya.
Sulitnya peluang mendapatkan pekerjaan di Indonesia memaksa mereka untuk terus berusaha dan tinggal lama di Sabah. Bagi seseorang yang mencari rejeki di negara asing, tentu tidak semudah warga aslinya; banyak kesulitan yang dihadapi. Namun, kesulitan itu lebih baik daripada pulang mencari kerja di Indonesia. Ditambah peluang untuk mengurangi kesulitan mencari rejeki di Sabah-Malaysia terbuka. Peluang itu adalah mendapatkan kewarganegaraan Malaysia. Di Sabah, banyak sekali warga negara Malaysia yang berasal dari Indonesia.
Menakar Nasionalisme
Yang menarik adalah adanya anggapan dan tuduhan sinis bahwa WNI yang berganti kewarganegaraan adalah mereka yang tidak mempunyai nasionalisme. Apakah benar nasionalisme diukur dengan berganti kewarganegaraan?
Fakta lain, mereka mengakui bahwa tanah air mereka adalah Indonesia. Selain itu mereka pun mengirimkan uang hasil kerja di Malaysia untuk keluarganya yang ada di Indonesia. Tidak sedikit, dengan hasil usahanya, mereka membeli tanah dan membangun rumah untuk mereka pulang. Apakah fakta ini tidak bisa menunjukkan bahwa mereka cinta Indonesia?
Penulis punya beberapa teman warga negara Malaysia. Mereka lahir di Sabah dan sejak lahir pula kewarganegeraan mereka adalah Malaysia. Dengan banyak kemudahan yang diberikan pemerintah Malaysia akhirnya mereka bisa kuliah bahkan sampai mengambil program doctoral. Walaupun mereka sejak lahir adalah kewarganegaraan Malaysia namun orang tuanya adalah warga Malaysia yang berasal dari Indonesia.
Melihat banyaknya anak-anak Indonesia yang tidak mendapatkan pendidikan, mereka tergerak hatinya untuk memberikan layanan pendidikan untuk anak-anak Indonesia. Mereka berharap generasi bangsa Indonesia ini tidak menjadi bangsa yang tuna. Namun, karena kepeduliannya itu salah seorang dari mereka mendapatkan masalah di kampusnya. Kewarganeraannya dipertanyakan. Dengan kasus itu, bisa saja kuliahnya diberhentikan dan kewargenaraannya dicabut karena dianggap sebagai penghianat.
Untuk mereka, pindah kewarganegaraan adalah salah satu usaha untuk mendapatkan hak hidup yang layak. Dengan pindah kewarganegaraan tidak ada satu hak orang lain yang terambil. Dengannya tidak ada satu nyawa pun terenggut.

Bandingkan dengan para pemimpin, para politisi, dan para anggota dewan kita –konon sih disebut oknum! Sudah berapa hak rakyat miskin yang mereka jarah? Sudah berapa nyawa melayang karena haknya diabaikan? Sudah berapa banyak hak negara yang mereka rampas? Padahal hak dan nyawa yang mereka renggut adalah hak dan nyawa rakyat Indonesia. Padahal merekalah yang diberi kepercayaan mengelola negara Indonesia. Apakah mereka lebih baik dalam nasionalisme dibandingkan WNI yang pindah kewarganegaraan karena sebuah harapan hidup lebih layak?




http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/25/warga-malaysia-indonesia-tanah-air-kami-611052.html


Wednesday, October 30, 2013

Railway, Antara Sumatera dan Malaysia


‘’Malaysia Luncurkan Armada Kereta Api yang Dipasok Cina’’. Demikian judul pemberitaan Antara 9 Maret 2012.

Disebutkan bahwa operator utama kereta api Malaysia, Keretapi Tanah Melayu Berhad (KTMB), 8 Maret 2012 meluncurkan KA yang dibeli dari produsen KA listrik Cina, Zhuzhou Electric Locomotive Co. Ltd.

Berita ini hanya bagian kecil dari kemajuan perkeretaapian di Malaysia yang luas daratannya kalah jauh dengan pulau Sumatera.

Kalau kita lihat topografi Sumatera dan Malaysia, luas Malaysia agaknya setara dengan luas tiga provinsi di Sumatera (NAD, Sumut dan Riau).

Artinya, kalau dibandingkan dengan keseluruhan daratan Sumatera, Malaysia sangat jauh lebih kecil. Tetapi sebaliknya, Sumatera yang lebih luas dan lebih kaya sumber daya alam, ternyata kalah jauh dalam hal infrastruktur transportasi, terlebih untuk perkeretaapiannya (railway).

Malaysia saat ini memiliki jaringan rel KA antarkota sepanjang 1.699 Km, menghubungkan Thailand di utara dengan Singapura di selatan melalui dua jalur KA. Lintas barat membentang dari Padang Besar ke Johor Bahru sepanjang 901 Km. Sedangkan jalur KA lintas timur membentang dari Rantau Panjang ke Gemas sepanjang 526 Km.

Baik dari Padang Besar maupun dari Rantau Panjang, hubungan KA ke Haadyai, Thailand menggunakan jalur rel milik Negeri Gajah Putih, menjadi bagian dari Trans Asian Railway.

Jaringan KA antarkota di Malaysia juga memiliki akses ke sejumlah pelabuhan, Tumpat di pantai timur serta ke Port Dickson, Port Klang dan Penang di pantai barat, selat Malaka. Itu belum termasuk jalur perkotaan sepanjang 175 Km di Kuala Lumpur dan sekitarnya.

Sejak 1990 telah mengusung program ambisius, menjadikan seluruh lintasan KA sepanjang pantai barat menjadi Electric Double Track. Beberapa bagian telah selesai dikerjakan, antara lain Rawang-Seremban (105 Km) selesai tahun 1995. Tahun 2008 dari Padang Besar-Ipoh (329 Km), juga dari Rawang-Ipoh (179 Km) mulai dikerjakan pembangunan 2009, Seremban-Gemas (94 Km) juga mulai dikerjakan. Saat ini sedang dikerjakan Gemas-Johor Bahru (194 Km), diprogramkan akhir 2016 seluruh lintasan KA pantai barat, Padang Besar-Johor Bahru sudah Electric Double Track.

Sebagian dana untuk membangun perkeretapian di Malaysia berasal dari barter crude palm oil (CPO) dengan Cina. Padahal, perkebunan sawit di Malaysia dipastikan kalah luas dengan kebun sawit di Sumut plus Riau.

Kenapa kita tidak meniru Malaysia, membarter CPO ke Cina untuk membangun infrastruktur perkeretaapian Trans Sumatera Railway, minimal menghubungkan Rantauprapat-Kotapinang-Dumai-Pekanbaru.

Kereta Api di Sumatera
Secara historis di Sumatera pernah membentang jalan KA Aceh dari Kuraja (Banda Aceh)-Besitang sepanjang 486 Km dengan lebar sepur 0,750 m.

Menyambung dengan rel di Sumatera Utara Besitang-Rantauprapat (367 Km). Kemudian di Riau dan Sumbar juga pernah terbentang rel dari Pekanbaru ke Solok melalui Muaro (215 Km).

Menyambung dengan jalur menuju Padang dan Teluk Bayur. Bahkan tahun 1925 sudah ada masterplan Pemerintah Hindia Belanda untuk menghubungkan jalan KA Rantauprapat-Kotapinang-Duri-Pekanbaru. Sayang tak pernah terwujud.

Sebagian jalur KA yang pernah ada secara historis tadi kini tinggal kenangan. Lintasan KA di Aceh (486 Km) hanya tersisa 58 Km antara Lhokseumawe-Bireuen, yang belakangan dibangun dengan lebar 1.435 mm, selebihnya tinggal puing-puing belaka.

Begitu juga jalur Pekanbaru-Muaro, yang sering disebut sebagai The Death Railway, karena dibangun secara kerja paksa Romusya dan tawanan perang, kini tinggal kenangan. Pulau Sumatera hanya memiliki jalur KA yang terpotong-potong di Aceh, Sumut, Sumbar dan Sumsel plus Lampung.

Berpatok pada data historis, panjang jalur KA di Sumatera —Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel dan Lampung— adalah 1.833 Km. Tetapi yang masih aktif beroperasi hanya 1.350 Km, 483 Km sudah tidak beroperasi lagi, sebagian besar di Aceh.

Ini tidak termasuk jalur Pekanbaru-Muaro (215 Km) sebab sejak selesai dibangun sama sekali belum sempat dioperasikan. 

Rencana menghubungkan jalur KA yang masih terpisah di tiga wilayah menjadi satu kesatuan Trans Sumatera Railway sudah dituangkan dalam Rencana Induk Perkeretaapian (Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: 43/2011).

Sayangnya, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tidak mengakomodasi percepatan Trans Sumatera Railway dalam PM Nomor: 43/2011 dan baru akan dilaksanakan pada tahun 2030.

Respon Pemprov Se-Sumatera
Penawaran pembangunan jalur KA yang direncanakan Pemprov Riau meliputi Pekanbaru-Dumai-Rantauprapat (252 Km); Duri-Pekanbaru (124 Km); Pekanbaru-Muaralembu (161 km); Muaralembu-Taluk Kuantan-Muaro (138 Km).

Jika dibangunnya jalur KA di Riau, maka jalur KA eksisting di Sumut yang hanya sampai Rantauprapat akan memanjang ke Pekanbaru.

Diharapkan ini dapat memicu Pemprov lainnya di Sumatera, agar dapat memprakarsai pembangunan jalur KA di setiap provinsi. Pemprov Jambi, membangun jalur antara Pekanbaru-Jambi menghubungkan ke jalur KA eksisting di Sumsel.

Pemprov Bengkulu, membangun jalur KA Lubuklinggau-Bengkulu. Pemprov Lampung membangun jalur KA Tanjungkarang-Bakaheuni. Pemprov Sumbar, membangun jalur baru (short-cut) Solok-Padang sepanjang 51 Km.

Selama ini respons sejumlah Pemprov se-Sumatera terhadap Rencana Induk Perkeretaapian untuk mewujudkan Trans Sumatera Railway cukup besar.

Masing-masing Pemprov mempromosikan prospek dan potensi, bahkan di beberapa provinsi telah menemukan calon investor yang berminat.

Diharapkan hal ini dapat ditangani secara serius, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga di departemen tingkat pusat sehingga jalur Trans Sumatera Railway tidak sekedar wacana belaka.

Bertolak dari kemajuan perkeretaapian Malaysia yang pendanaannya didukung dengan barter CPO ke Cina, saatnya kita di Sumatera, utamanya para kepala daerah untuk menirunya.

Biarkan AS mengintervensi CPO Indonesia dengan dalih merusak lingkungan, bukankah Cina yang sedang ‘’haus’’ berinvestasi infrastruktur.  Saatnya sejumlah kepala daerah se-Sumatera melobi Cina menawarkan barter CPO dengan infrastruktur perkeretapian mewujudkan Trans Sumatera Railway.

Jalan trans Sumatera —lintas timur, lintas tengah dan lintas barat— nyaris tak kuasa lagi memikul beban mobilitas barang dan orang.

Sudah saatnya Trans Sumatera Railway yang sudah direncanakan sejak tahun 1925 kita wujudkan. Kita cari terobosan untuk mempercepat terwujudnya Trans Sumatera Railway. Semoga



@ http://www.riaupos.co/



Tuesday, October 29, 2013

Perantau Minang di Malaysia

Tokoh-tokoh Minang dalam pecahan mata uang Dollar, Ringgit, dan Rupiah
Abdul Aziz Ishak, pada tahun 1983 pernah menulis buku berjudul : “Mencari Bako”. Konon buku ini ia tulis karena kebanggaannya sebagai orang keturunan Minang yang banyak mencipta peradaban di kedua belah negeri, Indonesia dan Malaysia. Walau menurut adat Minangkabau yang matrilineal itu, Aziz tak “benar-benar sebagai orang Minang”, namun kegalauannya mencari keluarga ayah (bako dalam istilah Minangkabau), mendorongnya untuk menulis buku setebal 155 halaman. Dalam buku itu diterangkan, bahwa Aziz merupakan generasi kelima keturunan Datuk Jannaton, anggota keluarga Kerajaan Pagaruyung yang meneroka Pulau Pinang di awal abad ke-18. Walau jauh sudah pertautan Aziz dengan ranah Minang, namun rasa keminangannya itu masih perlu ia nukilkan. Dari catatan ini, terungkap pula nama Jamaluddin atau Che Din Kelang, seorang kaya Minangkabau asal Kelang Selangor, yang menikahi emak tua-nya Aishah. Kini keturunan Datuk Jannaton telah menyebar ke serata dunia, dan banyak dari mereka yang “menjadi orang”. Selain Aziz Ishak yang pernah menjabat menteri pertanian Malaysia, saudara tertuanya Yusof Ishak sukses menjadi Presiden Republik Singapura yang pertama.
Kisah lainnya datang dari Rais Yatim, yang saat ini menjabat sebagai menteri komunikasi, informasi, dan kebudayaan Malaysia. Rais lahir dari pasangan Mohammad Yatim dan Siandam asal Palupuh, luhak Agam. Orang tuanya yang berprofesi sebagai pedagang, telah merantau ke Malaysia sejak tahun 1920-an. Dalam sebuah autobiografinya, Rais menulis seluk beluk memasak rendang, masakan Minangkabau yang telah mendunia. Rais mencatat, ada tiga kunci memasak rendang agar terasa nikmat : pertama cukup kelapa dan ramuan, kedua mesti dikacau berterusan, dan ketiga apinya jangan besar. Komentar Rais mengenai rendang, melengkapi pengamatannya tentang adat perpatih yang berhulu di Minangkabau. Ternyata kecintaan Rais akan budaya Minang, bukan sebatas masakannya saja. Gaya rumah yang dibangunnya-pun, mengikuti arsitektur Minang beratapkan gonjong. Seperti banyak perantau Minang lainnya yang sukses berkarya di seantero jagad, Rais juga memiliki sifat demokratis dan egaliter. Selain itu karakter Minang yang melekat pada dirinya adalah, ia orang yang berprinsip, mudah bergaul, tahu dengan ereng dan gendeng, serta alur dan patut.

Keluarga kerajaan Negeri Sembilan, yang berketurunan raja-raja Pagaruyung, banyak pula yang tampil ke muka. Pada tahun 1957, pasca lepasnya negeri-negeri Semenanjung dan Borneo Utara dari penjajahan Inggris, Tuanku Abdul Rahman terpilih sebagai Yang Dipertuan Agung Malaysia pertama. Tidak seperti halnya Rais Yatim dan juga Ishak bersaudara yang mencuat di panggung politik berkat profesionalitas ataupun keilmuannya, pengangkatan Abdul Rahman sebagai ketua Kerajaan Malaysia, lebih dikarenakan kewibawaannya di tengah raja-raja yang lain. Tahta ini merupakan jabatan bergilir, yang diberikan kepada semua raja yang masuk ke dalam persekutuan Malaysia. Setelah Abdul Rahman, Jafar-lah orang Negeri Sembilan berikutnya yang menjabat posisi tesebut. Seperti halnya gambar Mohammad Hatta dalam salah satu pecahan rupiah, dan Yusof Ishak dalam pecahan dollar Singapura, diabadikannya Abdul Rahman pada salah satu pecahan mata uang ringgit, menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang-orang Minang. Satu lagi yang mencuat dari keluarga kerajaan Negeri Sembilan adalah Tuanku Tan Sri Abdullah, yang merupakan putra Tuanku Abdul Rahman. Keberhasilannya membangun serikat niaga Melewar Corporation, telah mengantarkannya sebagai salah satu miliarder Malaysia terkemuka.


Rais Yatim menyambut Minangkabau Food Festival di Kuala Lumpur
Muszaphar Shukor, contoh suskes ilmuwan Minang di Malaysia. Angkasawan pertama negeri jiran ini, dalam suatu kunjungannya ke Indonesia mengaku berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Walau Payakumbuh merupakan kampung neneknya, namun Muszaphar masih menganggap ranah Minang sebagai asal usulnya. Profesi Muszaphar, sebenarnya adalah seorang dokter ortopedi. Namun perjalanan karirnya, telah mengantarkan ia lepas landas ke luar angkasa. Perjalanannya ke dunia luar itu, masih berkait erat dengan dunia kedokteran yang selama ini ia geluti. Dia bereksperimen mengenai karakteristik dan perkembangan sel-sel kanker hati dan leukimia, serta kristalisasi berbagai protein dan mikroba pada gravitasi rendah. Kepergiannya ke luar angkasa pada Oktober 2007 lalu, tidak hanya membanggakan masyarakat Minangkabau dan Malaysia, namun juga mengangkat harkat dan martabat bangsa Melayu secara keseluruhan.
Perantau lainnya adalah Tahir Jalaluddin. Salah satu dari banyak ulama Minangkabau yang sukses berkarya di Malaysia. Ulama tamatan Al Azhar Kairo ini, merupakan sosok pekerja keras kelahiran Ampek Angkek, Agam. Usahanya dalam menyebarkan paham modernisme kepada masyarakat Islam semenanjung, telah banyak melahirkan ulama-ulama Melayu puritan yang revolusioner. Majalah Al-Iman, merupakan bentuk nyata kontribusi Syeikh Tahir dalam membangun keislaman di Malaysia. Walau cikal bakal kemunculan majalah tersebut ada di Singapura, namun tingginya mobilitas para pembaca Al-Iman, juga turut mempengaruhi proses pembaharuan di Malaysia. Kerasnya Tahir Jalaluddin dalam mendidik, melahirkan seorang lagi politisi Minang yang sukses di Malaysia. Dia adalah Tun Hamdan Syeikh Tahir, yang merupakan putra kandung Syeikh Tahir sendiri. Dalam perjalanannya Hamdan muncul sebagai pendidik Malaysia yang kesohor, dan menjadi pejabat gubernur Pulau Pinang (1989-2001). Kontribusi Hamdan membangun peradaban Malaysia, telah menempatkannya sebagai salah seorang yang sedikit mendapatkan gelar Tun.
Satu lagi nama yang mencuat di Malaysia adalah Ibrahim Anon. Hobi menggambar dan profesinya yang pelukis, telah mengantarkan Ibrahim sebagai kartunis Malaysia kelas wahid. Melalui majalah humor Gila-gila, Ibrahim menciptakan tokoh Ujang. Watak Ujang yang coba disampaikannya dalam visual humor itu, merupakan karakter yang mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat Malaysia. Ketokohan Ujang, membuat namanya lekat di hati. Walau nama Ibrahim tinggi menjulang, namun ia tak pernah lupa dengan asal usulnya di Minangkabau. Drama televisi “Aku Budak Minang, Atuk dan Aca”, merupakan wujud ketaklupaan Ibrahim kepada ranah tumpah darahnya.
Keluarga Saidi, Adnan beserta adik-adiknya Ahmad dan Amarullah, merupakan keluarga pejuang Malaysia yang selalu dikenang. Dibanding kedua saudaranya, Adnan merupakan prajurit Minang yang cemerlang. Pada tahun 1933 ketika berusia 18 tahun, ia bergabung dalam Resimen Melayu. Setahun kemudian, dia terpilih sebagai anggota terbaik. Dalam pertempuran di Bukit Candu, karir militer Adnan berakhir tragis. Serangan besar-besaran tentara Jepang, telah menewaskannya dan banyak tentara Melayu lainnya. Keberanian Adnan Saidi bersama batalion pertama dan kedua Resimen Melayu dalam mempertahankan Pasir Panjang, menjadi salah satu episode yang kekal dalam lipatan sejarah Malaysia.
Selain nama-nama di atas, masih banyak lagi sosok yang menorehkan tinta emasnya di gelanggang kehidupan jiran Malaysia. Zulhasril Nasir dalam bukunya “Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau” mencatat, setidaknya ada puluhan perantau Minang yang menjadi tokoh pergerakan di Malaysia. Mereka antara lain Ahmad Boestamam, Rashid Maidin, Sutan Jenain, dan Shamsiah Fakeh. Selain itu masih ada nama-nama yang duduk di kursi kementerian seperti Abdul Samad Idris dan Amirsham Abdul Aziz, serta Tan Sri Norma Abbas wanita pertama yang menjabat hakim besar Malaysia. Aznil Nawawi, Azmyl Yunor, dan Aishah yang kesemuanya berprofesi sebagai artis, menambah panjang deretan nama perantau Minang yang sukses di Malaysia.



@http://afandriadya.com/

Sumatra, Dalam Pandangan Orang Malaysia

Karuan saja bunyi posting Mohd. Am, salah seorang netter asal Malaysia, dalam sebuah forum dunia maya : www.topix.com. Dalam tulisannya, dia mengklaim bahwa Sumatra merupakan bagian dari Malaysia. Pernyataan ini didasarkan atas teritori Kesultanan Johor di abad ke-18, yang meliputi daratan Riau di Sumatra. Dalam konteks Riau pernah menjadi bagian Johor, memang tak ada yang salah. Namun dari judul yang diangkat : Sumatra itu Milik Malaysia, jelas merupakan bentuk provokasi yang jauh dari nilai-nilai ilmiah. Aksi ini tentu memancing banyak komentar dari para netter lainnya. Hingga tulisan ini diturunkan, telah ada 12.921 respons yang masuk ke dalam page diskusi ini. Sepanjang pengamatan saya — yang cukup sering mengunjungi website ini — mungkin posting Mohd. Am inilah yang paling banyak mendapatkan balasan.
Bukan kali pertama situs ini membuat geger masyarakat Indonesia. Sebelumnya seorang netter Malaysia lain, mengubah syair lagu Indonesia Raya dengan nada merendahkan. Merasa terhina, aksi tersebut spontan dibalas netter Indonesia, yang mengacak-acak syair lagu kebangsaan Malaysia : Negaraku. Tidak hanya itu, puluhan demonstran yang tergabung dalam kelompok Bendera, juga melempari Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta dengan plastik berisi kotoran manusia. Menurut koordinator aksi Adrian Napitupulu, tindakan tersebut perlu dilakukan sebagai bentuk balasan atas klaim dan penghinaan yang dilakukan oleh bangsa Malaysia selama ini.

Mohd. Am sebenarnya bukanlah orang Malaysia pertama yang mendambakan bergabungnya Sumatra dengan Malaysia. Sebelumnya, sudah banyak pula rakyat Malaysia yang menginginkan hal tersebut. Cita-cita itu bahkan tak hanya di kalangan rakyat berderai, namun juga sampai ke tingkat elit pemerintahan Malaysia. Adanya rumor pembangunan jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Sumatra dengan Semenanjung, menjadi salah satu bukti keinginan tersebut. Bagi sebagian besar rakyat Malaysia, Sumatra merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan. Seperti halnya orang-orang Taiwan menganggap mainland China sebagai induk mereka, begitu pula masyarakat Malaysia memandang Sumatra. Pulau yang dijuluki dengan sebutan Suwarnadwipa itu, merupakan asal nenek moyang bagi 70% warga Melayu-Malaysia.

Rumah khas Minangkabau di Negeri Sembilan

Besarnya frekuensi penerbangan Kuala Lumpur-Padang di awal milenium ini, mencerminkan tingginya gairah warga Malaysia untuk mengunjungi sanak saudara mereka di seberang selat. Tanah Minangkabau, yang menurut penelitian Thomas Stamford Raffles sebagai sumber kearifan dunia Melayu, merupakan salah satu tempat yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan Malaysia saat ini. Sebuah biro perjalanan lokal mencatat, sebanyak 3.500 turis asal Malaysia datang mengunjungi Sumatra Barat (Sumbar) setiap minggunya. Roslina, sebut saja begitu, adalah salah seorang warga Malaysia yang acap menyambangi Sumbar. Walau tergolong renta, namun hal itu tak menghalanginya untuk kembali datang ke luhak nan tigo — sebutan untuk dataran tinggi Minangkabau yang menjadi tempat asal sebagian orang Malaysia. Menurutnya, kunjungan kali ini bertujuan untuk mencari sanak keluarga yang telah terpisah sejak puluhan tahun lampau. Hampir setiap bulan, ada puluhan Roslina lainnya yang datang mengunjungi Sumbar untuk mencari belahan famili mereka.
Minangkabau dan Malaysia memang memiliki keterikatan yang cukup kuat. Selain faktor sejarah dan politik, budaya nasional Malaysia-pun banyak menyerap unsur-unsur Minangkabau. Seperti sistem adat perpatih, seni bela diri pencak silat, hingga cara pengolahan kuliner. Kuatnya keterikatan Malaysia dengan Sumatra Barat, bisa terlihat dari besarnya bantuan pemerintah Malaysia kepada Pemda Sumbar. Mulai dari pembangunan infrastruktur, bantuan gempa 2009, hingga pemugaran Istana Basa Pagaruyung. Bahkan Rais Yatim, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia yang urang awak itu, menyokong diadakannya event tahunan Minangkabau Food Festival di Kuala Lumpur.

Sejarah Malaysia dan Sumatra

Di tilik secara historis, antara Sumatra dan Semenanjung memiliki kebersamaan politik yang cukup panjang. Pada abad ke-8 hingga 12, keduanya berada di bawah kekuasaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang. Ketika itu, kekuatan politik-ekonomi Sumatra menguasai hampir seluruh daratan Asia Tenggara, mulai dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kamboja, Thai, Vietnam, hingga Semenanjung Melayu. Dominasi Sriwijaya juga turut berperan dalam menyebarkan kebudayaan dan Bahasa Melayu ke seluruh Nusantara. Di penghujung abad ke-14, imperium ini mendapatkan serangan dari pasukan Majapahit. Putra mahkota kerajaan : Parameswara, berhasil melarikan diri ke Tumasik sebelum akhirnya berlabuh di kampung Malaka. Disini, atas bantuan Orang Laut, sang pangeran mendirikan Kerajaan Malaka. Berdirinya Malaka, mendorong terjadinya eksodus orang-orang Palembang ke Semenanjung. Disana mereka beranak-pinak, dan membawa kebudayaan serta kebiasaan hidup yang telah berlangsung lama.
Runtuhnya Imperium Sriwijaya, dilanjutkan oleh Kerajaan Pagaruyung yang berpusat di Minangkabau. Pada abad pertengahan, Pagaruyung merupakan salah satu kerajaan makmur di Nusantara. Kekayaannya disokong oleh hasil alam serta jaringan perdagangan yang cukup luas. Sejak abad ke-11, para saudagar Minang telah membangun koloni dagang mereka di sepanjang pantai barat Sumatra dan kedua belah sisi selat. Terbentuknya Negeri Sembilan, merupakan kerja besar para perantau Minang yang meneruka dan berniaga di wilayah tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga berkontribusi dalam pembukaan Pulau Pinang serta beberapa areal hutan di wilayah Selangor. Kesultanan Johor-pun sempat dipimpin oleh seorang pengelana Minang, sebelum akhirnya diambil alih orang-orang Bugis-Makassar.
Pada masa pembentukan negara Malaysia modern, orang Minangkabau kembali memainkan peran. Yakni dengan diangkatnya Tuanku Abdul Rahman, salah seorang keturunan raja Pagaruyung, sebagai Yang Dipertuan Agung pertama Malaysia. Konon kabarnya, beliau pernah meminjam emas kepada ahli waris Pagaruyung, untuk mengisi pundi-pundi negara yang baru itu. Menurut berita yang dilansir koran Kontan, pinjaman tersebut bernilai cukup besar. Jika dikonversi dengan kurs saat ini, mungkin setara dengan Rp 350 triliun. Entah benar entah tidak, sampai hari ini belum ada pernyataan resmi dari kedua belah pihak terkait dengan isu tersebut.

Selain orang-orang Palembang dan Minangkabau, etnis Aceh-pun dianggap sebagai nenek moyang bangsa Malaysia. Menurut La Grand Encyclopedie, pada abad ke-16 Aceh telah meluaskan pengaruhnya ke seluruh utara Sumatra dan Semenanjung. Politik ekspansif ini, juga diikuti dengan perpindahan penduduk Aceh ke pantai barat Sumatra serta Semenanjung Malaysia. Kedah dan Perak, dua negara bagian di utara Malaysia, merupakan tempat dimana banyak dijumpai masyarakat keturunan Aceh. Selama masa pemerintahan Iskandar Muda (1607-1636), kontribusi Aceh atas negeri-negeri Melayu cukuplah besar. Berkat jasa beliau dan anak keturunannya, kebudayaan Melayu dipelihara dan dikembangkan. Kini warisan budaya yang dirawat bangsa Aceh sejak abad ke-17 itu, hendak diminta “paksa” oleh pemerintah Malaysia. Hal ini demi mewujudkan visi Malaysia 2020, sebagai pusat peradaban Melayu sedunia.
Bukan seperti yang diteriakkan oleh Mohd. Am beserta kroni-kroninya, fakta sejarah di atas jelas memperlihatkan betapa besarnya pengaruh Sumatra atas keberadaan Malaysia saat ini. Dan berkaca dari realita tersebut, perlu pula dipertimbangkan untuk membuat slogan Malaysia yang baru : “Malaysia is replica of Sumatra“. Hal ini mungkin sebagai langkah awal, untuk mewujudkan Sumatra-Malaysia bersatu.




Sumber peta : http://www.wikipedia.org
@http://afandriadya.com/ 

Thursday, October 10, 2013

Malaysia Punya MRT Sejak 11 Tahun Lalu, RI Baru Rencana




Pembangunan alat transportasi Mass Rapid Transit (MRT) dan monorel ternyata sudah direncanakan sejak lama. Namun untuk pembangunan kedua moda transportasi tersebut, RI kalah cepat dari Malaysia
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan rencana pembangunan monorel sudah ada sejak 14 tahun lalu, sedangkan MRT sudah sejak 24 tahun lalu. Meski sudah lama pelaksanaan pembangunan proyek tersebut baru berjalan saat ini, sedangkan Malaysia sudah berjalan sejak 11 tahun yang lalu.
"Saya ulang-ulang, dibanding Kuala Lumpur itu perencanaannya duluan kita. Tapi yang punya 11 tahun lalu dia sudah punya. Kita baru akan punya," kata Jokowi dalam seminar wirausaha di Kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Senin (8/7/2013).
Untuk itu, Jokowi mengaku malu ketika menghadiri pertemuan dengan pejabat negara di luar negeri yang membicarakan alat transportasi massal di negaranya. Pasalnya, di Indonesia sendiri belum ada alat transportasi yang bisa dibanggakan.
"Saya suka malu, paling tidak satu kilometer (km) saja MRT-nya. Monorelnya 1 km saja, jadi tidak malu-malu amat. Saya mau nyeritain bus juga malu, inilah Jakarta," ujarnya sambil bergurau.
Menurut dia, proyek untuk mengurai kemacetan di Jakarta tersebut harus segera dilaksanakan. Pasalnya di Jakarta, ada 440 mobil baru dan 1.400 motor baru, dan hal ini pasti akan menimbulkan dampak kepadatan arus lalu lintas.
"Bayangin kalau kita teruskan, kalau ini tidak cepet dikejar oleh itu (MRT dan Monorel), bahaya sekali," tegasnya.
Mantan Walikota Solo tersebut mengungkapkan, sebelumnya sudah ada rencana lain untuk mengurai kemacetan agar penggunaan kendaraan beralih menggunakan transportasi umum, seperti penerapan sistem ganjil genap pada nomor seri kendaraan, namun dengan berbagai pertimbangan sistem tersebut tidak jadi diterapkan.
"Tapi kalau kemarin genap ganjil jalan, separuh pengguna mobil mau kemana?, MRT nggak ada, busnya gak cukup hanya menampung 40%," pungkasnya
 
 
 
 
 
@http://bisnis.liputan6.com/
 
 

Wednesday, October 02, 2013

Tak Hanya Batik China, Batik Malaysia pun Dijual di Indonesia



Tidak hanya batik buatan China, batik 'Made in Malaysia' pun nyatanya telah menembus pasar lokal Indonesia. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan batik Malaysia yang beredar di pasaran lokal Indonesia sangat kecil dan tidak sebesar batik China.

"Batik China di pasar kita itu besar rembesannya, kalo batik Malaysia kecil hanya 1%," ungkap Ade saat dihubungi detikFinance, kamis (21/3/2013).

Ia pun mengatakan alasan batik Malaysia sangat sedikit dijumpai di pasaran Indonesia adalah karena mahalnya harga jual batik tersebut. Per potong baju kemeja batik asal Malaysia model standar dijual dengan harga Rp 60.000.

"Harga jualnya tidak murah batik Malaysia itu. Batik Malaysia lebih mahal dari Indonesia. kisaran harga kalo Malaysia 1 kemeja bahan model standar sudah Rp 60 ribu/potong sedangkan Indonesia Rp 30-40 ribu sedangkan China Rp 12-15 ribu/potong," imbuhnya.

Namun ia menegaskan bahwa yang perlu diwaspadai adalah batik China. Ia berpendapat karena harga jual yang relatif murah, batik China bisa menjadi primadona masyarakat Indonesia dalam berpakaian.

"Lihat deh harga jual batik China harganya Rp 12-15 ribu/helai, matilah batik kita," cetusnya.




 @http://finance.detik.com/

Produk Batik Indonesia Sulit Masuk Pasar Malaysia




Batik Malaysia dijual di Indonesia itu sudah biasa, namun bagaimana jika batik Indonesia dijual ke Malaysia?

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan sulit bagi pengusaha Indonesia untuk menjual batik di negara Jiran tersebut.

"Kalau batik Malaysia dijual di Indonesia sudah ada dan terjadi sedangkan kalau kita bawa batik ke Malaysia kita tidak boleh menjual apalagi ketemu Bea Cukai sana tentu kita dilarang," kata Ade saat dihubungi detikFinance, Kamis (21/3/2013).

Ia bahkan mengungkapkan pendatang asal Indonesia yang menggunakan atau membawa produk batik (baju maupun kain batik) ke Malaysia dilarang masuk. Hal ini mempertegas dugaan bahwa Malaysia melakukan proteksi terhadap batik buatannya terhadap produk luar.

"Ini masalah besar dan sudah terjadi sejak tahun 90-an sampai sekarang dan mereka tidak mencabut soal kebijakan itu. Bayangkan kita yang hanya sebagai pendatang atau sebagai penumpang umum membawa batik sudah dilarang masuk ke Malaysia apalagi dijual," ujarnya.

Ade meminta pemerintah untuk bertindak tegas terhadap kebijakan proteksi yang dikeluarkan Malaysia. Menurutnya kebijakan ini sangat merugikan Indonesia, ia meragukan pembatik Malaysia murni dari orang Malaysia asli.

"Kalau kita bawa batik ke Malaysia selalu kita dilarang jadi seharus sebanding dan pemerintah harus bertindak tegas terhadap kebijakan Malaysia ini. Kemudian saya meragukan apakah orang Malaysia yang membatik atau malah orang Indonesia yang disuruh membatik dengan bayaran yang lebih tinggi ketimbang di dalam negerii. Ini juga masalah besar," cetusnya. 


 @http://finance.detik.com/


Saturday, August 31, 2013

Orang Asli Kenal Erti Kemerdekaan



Menjelangnya hari kemerdekaan yang diraikan pada setiap 31 Ogos, kemeriahan sambutannya turut diiringi dengan pelbagai acara yang kebanyakannya tertumpu di kawasan bandar.

Bagaimana pula dengan mereka yang tinggal di kawasan pedalaman? Adakah mereka 'dipinggirkan' ketika mana negara menyambut ulangtahun kemerdekaan?

Ketika penulis menyertai ekspedisi 'Journey of Milk' di Kelantan baru-baru ini, anjuran Dutch Lady Milk Industries Bhd (Dutch Lady Malaysia) ke Sekolah Kebangsaan Seri Permai, Kampung Pasik, dekat Gua Musang, ia menjadi satu daripada isu yang terdetik di fikirannya.

Akses perhubungan ke kawasan Orang Asli di Kampung Pasik, di kawasan hutan simpan Gunung Stong selatan, bukanlah mudah kerana kawasan berkenaan hanya boleh dihubungi dengan 'dunia luar' melalui jalan balak.

SENOI PRAAQ

Tetapi benarkah Orang Asli di kawasan pedalaman benar-benar dipinggirkan daripada sambutan itu?

Menurut Guru Besar Sekolah Kebangsaan Seri Permai, Kampung Pasik Wan Rusli Wan Ahmed, penduduk kampung Orang Asli ini memang mengetahui erti Merdeka.

"Bila ditanya samada mereka faham apa itu kemerdekaan, mereka (kanak-kanak Orang Asli) berkata datuk moyang mereka menganggotai pasukan 'Senoi Praaq' dan bersama-sama menentang komunis," katanya.

Senoi Praaq, telah diasaskan oleh Ketua Jabatan Orang Asli, Richard Noone pada Mei 1956 dengan kekuatan 10 Orang Asli bertujuan menghapuskan ancaman komunis dalam kalangan masyarakat itu di hutan.

Kini, unit ini yang diletakkan di bawah Pasukan Gerakan Am (PGA) masih berfungsi mengekalkan keamanan negara daripada ancaman musuh.

ORANG ASLI DAN MERDEKA

Wan Rusli berkata di kawasan pedalaman, sekolah memainkan peranan penting dalam menyebarkan informasi mengenai tokoh kemerdekaan dan sejarah negara dalam pengajaran.

Biarpun berada jauh di kawasan pedalaman, beliau bersama guru lain akan mengadakan sambutan hari kemerdekaan setiap tahun dalam menyemarakkan semangat patriotik masyarakat Orang Asli di kawasan itu.

"Menjadi tanggungjawab kami (guru-guru) menerapkan nilai kerohanian, semangat sayangkan negara. Selain murid-murid, ibu bapa mereka juga dijemput hadir," katanya.

Antara aktiviti dilakukan adalah ceramah kemerdekaan, perarakan Jalur Gemilang, jamuan rakyat dan persembahan bertemakan kemerdekaan.

SAMBUTAN

Hussein Ngah Yin, 60, pula berpendapat bahawa masyarakat Orang Asli tahu maksud Merdeka.

"Suasana (sambutan) di kawasan tempat tinggal Orang Asli yang jauh di pedalaman nampak agak malap, tetapi mereka (Orang Asli) ingat 31 Ogos dan tahu apakah maksud 'Merdeka', Hussein dari suku kaum Temiar memberitahu Bernama.

Hussein, yang kini menetap di kawasan hampir dengan bandar, Bukit Kala, Batu 12, Gombak dekat sini sering pulang ke kampungnya di kawasan pedalaman yang terletak di Kampung Ulu Cenein, Sungai Siput utara Perak.

Daripada pengamatannya, masyarakat kampungnya itu amat maklum akan maksud hari kemerdekaan negara biarpun tinggal jauh daripada masyarakat luar.

Hussein, yang juga ketua masyarakat Orang Asli Bukit Kala, Gombak, adalah penerima anugerah Maulidur Rasul Kebangsaan 2012.

Beliau menasihati masyarakat Orang Asli agar tidak sekali-sekali menderhakakan nikmat kemerdekaan itu.

Bukan mudah perjuangan masyarakat terdahulu mendapatkan kemerdekaan dan diteruskan dengan kepimpinan hari ini dalam memberikan kehidupan bermakna kepada generasi sekarang termasuklah Orang Asli.

"Sudah ramai Orang Asli berjaya. Ada memegang jawatan tinggi dan sudah berapa ramai anak-anak Orang Asli yang berjaya melanjutkan pelajaran hingga ke peringkat tertinggi," katanya

KURSUS PENJAGAAN KESIHATAN

Nikmat kehidupan yang dikecapi Hussein hari ini juga bermula apabila beliau dan beberapa masyarakat Orang Asli seluruh negara telah terpilih mengikuti kursus perubatan dan kesihatan pada tahun 1969.

Ketika itu, beliau masih muda dan kehidupan Orang Asli kaum Temiar di kampungnya tidak mengenali suku lain. Kebiasaannya, penempatan masyarakat Orang Asli di sesuatu kawasan itu hanya dikelilingi oleh kaum mereka sahaja.

Difahamkan, terdapat 18 suku kaum masyarakat Orang Asli antaranya Semai, Jakun dan Senoi.

Namun, semuanya berubah apabila beliau dan suku kaum lain ditempatkan di Bukit Kala, Gombak dan dilantik sebagai Pembantu Pembangunan Masyarakat di Hospital Orang Asli (ketika itu dikenali sebagai Rumah Sakit Orang Asli) sebaik sahaja kursusnya selesai.

"Dengan usaha kerajaan, kami telah dibawa keluar dari kawasan pedalaman dan mendapat kerja di sektor kerajaan. Usaha ini amat bermakna, kerana ia telah mengintegrasikan masyarakat Orang Asli daripada 18 kaum," katanya.

Sebagai Pembantu Pembangunan Masyarakat, Hussein telah dihantar berkhidmat di kawasan pedalaman masyarakat Orang Asli selama tiga bulan. Tugasnya ketika itu adalah merawat penyakit ringan serta menghubungi Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) untuk mendapatkan bantuan helikopter bagi penyakit serius.

"Kesetiaan masyarakat Orang Asli kepada negara adalah tidak berbelah bahagi. Selain memberikan rawatan, kami juga mendaulatkan kemerdekaan diperoleh dengan bertindak sebagai 'mata kerajaan' mengenai ancaman komunis di kawasan pedalaman," katanya.

Selain itu, tugas Hussein juga memerlukan beliau berperanan sebagai agen penyampai dasar kerajaan dalam memenangi hati masyarakat Orang Asli supaya tidak terpengaruh dengan dakyah komunis.

MENAMBAT HATI MELALUI NYANYIAN

Jabatan Kemajuan Orang Asli (Jakoa), sebagai sebuah penggerak memajukan Orang Asli sentiasa memastikan masyarakat minoriti itu tidak dipinggirkan dalam sambutan hari kebangsaan.

Ini termasuklah mengadakan sambutan itu di kawasan pedalaman, mengagihkan Jalur Gemilang, melibatkan mereka dalam perbarisan kemerdekaan peringkat negeri, kembara Merdeka raya dan pertandingan karaoke.

"Orang Asli memang minat karaoke. Jadi, kita tarik minat dengan menyanyikan lagu-lagu patriotik. Liriknya itu membantu mereka memahami lebih erti kemerdekaan," kata Ketua Pengarah Jakoa Datuk Mohd Sani Mistam.

Walaupun 'jauh' dan dipisahkan oleh struktur muka bumi, namun masyarakat Orang Asli tetap menghargai nikmat kemerdekaan. Ini kerana setiap kali sambutannya di kawasan pedalaman ia tidak pernah menghampakan, kata Mohd Sani.

-- BERNAMA

Thursday, December 20, 2012

Priyo Budi Santoso: Semoga Runtuhlah Malaysia

Priyo pun menyarankan pejabat Malaysia untuk banyak belajar menghormati bangsa Indonesia
Pemberian gelar kehormatan Honoris Causa Doctor of Philosophy ini Leadership of Peace dari Universiti Utara Malaysia kepada Presiden SBY tak serta merta menuntaskan sejumah permasalahan yang dilatarbelakangi sikap melecehkan Malaysia terhadap Indonesia.

"Penghormatan terhadap SBY dianugerahi Doctor Honoris Causa jangan meninabobokan kita, karena masih banyak elemen dan anasir-anasir Malaysia yang sangat bermusuhan dengan suasana batin Indonesia," ujar dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/12).

Kata Priyo, tingkah polah pihak Malaysia, mulai dari polisi, pejabat, hingga mantan pejabat memang tidak bersahabat. Yang paling anyar, opini mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Maidin yang menghina dua mantan Presiden RI, yakni BJ Habibie dan mendiang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

"Mantan pejabat di Negeri Jiran yang katanya Indonesia saudara serumpun Melayu kok memberi pernyataan begitu? Pernyataan tokoh mantan pejabat itu pernyataan yang linglung dan terbelakang karena tidak tahu perkembangan demokrasi. Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja," ucap politikus Golkar ini.

Priyo pun menyarankan pejabat Malaysia untuk banyak belajar menghormati bangsa Indonesia bila tidak ingin dinilai sengaja menyepelekan. Mengenai pernyataan SBY menyikapi hal ini, Priyo melempar apresiasi dan menurutnya hal tersebut merupakan sikap pemimpin bangsa.

"Yang dilakukan SBY sudah cukup untuk memberitahukan mereka. Tapi dia (Zainuddin) menamakan pejabat tinggi UMNO. Saya berdoa runtuhlah mereka (Malaysia)," pungkas Priyo




@http://jaringnews.com/


Kritik SBY untuk Mantan Menteri Malaysia Patut Diapresiasi



Pernyataan Zainuddin yang dituangkan dalam opini sangat tidak pantas.
Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, ketegasan SBY menyatakan ketidaksukaannya terhadap pernyataan mantan Menteri Penerangan Malaysia Moehammad Tan Sri Zainuddin Maidin patut diapresias. Kata Hikmahanto, hal tersebut merupakan langkah positif.

Hikmahanto juga yakin, dalam pertemuan dua kepala negara, SBY akan menyampaikan hal yang sama kepada Perdana Menteri Malaysia Dato' Seri Mohd Najib Tun Abdul Razak, tentang Zainuddin Maidin, yang dinilai melakukan penginaan kepada mantan Presiden RI BJ Habibie.

"Kalau Presiden Susilo Bambang Yudhoyobo tidak menyampaikan di publik, saya yakin masyarakat akan marah," ujar Hikmahanto di Jakarta, Rabu (19/12).

Menurut dia, pernyataan Zainuddin yang dituangkan dalam opini sangat tidak pantas, mengingat Zainuddin adalah tokoh publik. "Perlu adanya kesopansantunan dalam berpolitik, dan melontarkan pendapat. Sebagai tokoh elit harus berpikir, dan beliau adalah mantan pejabat negeri di Malaysia. Mantan pejabat publik harus hati-hati dalam berkata-kata atau beropini," ujarnya.

Hikmahanto menambahkan, sikap tegas SBY ini juga bisa meredam emosi masyarakat Indonesia. "Jangan sampai masalah ini berkembang di depan publik, akan tidak sehat," tukasnya.



@http://jaringnews.com/


Usai Habibie, Mantan Menteri Malaysia Hina Gus Dur



Mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Maidin sepertinya memang tidak pernah kapok menghina mantan pemimpin Indonesia. Setelah menuduh mantan Presiden B.J Habibie, kali ini Zainudin menghina Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur.

Lewat blognya, pria yang biasa disapa Zam ini, menuduh Habibie dan Gus Dur memiliki kaitan dengan demonstrasi menuntut reformasi di Indonesia pada 1998 silam. Bukan hanya kedua tokoh itu, Zam juga menuduh politisi Amien Rais turut andil bagian dalam demonstrasi itu.

Pada blog pribadinya zamkata.blogspot.com, tokoh yang tergabung dalam keanggotaan Partai Umno itu mengeluarkan tuduhan miring terhadap Gus Dur. Pada blognya, Zam menulis, “Demonstrasi reformasi hasil konspirasi Habibie, Amien Rais, dan Gus Dur." Tuduhan ini ditampilkan oleh Zam pada blog-nya pada Rabu 19 Desember 2012.

Dirinya pun menilai Indonesia tengah tenggelam dalam euforia demokrasi. Dalam tulisan singkatnya, Zam juga menyertakan ucapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang melakukan kunjungan ke Malaysia, Selasa 18 Desember lalu.

""Berhentilah memprojekkan identitas global yang bukannya jati diri sendiri," Inilah mesejnya yang jelas kepada masyarakat Indonesia yang sedang tenggelam dalam euphoria demokrasi." tulis Zainudin melalui blognya.

Tidak hanya itu pria yang menjabat sebagai Menteri Penerangan Malaysia di masa mantan Perdana Menteri Abdullah Badawi tersebut, juga melontarkan nada rasis kepada masyarakat China di Malaysia. Menurutnya warga China di Malaysia bermaksud mengikuti Anwar Ibrahim yang dituduhnya lebih mengutamakan kekerasan.

"Indonesia mahu menghentikannya dan kita mahu memulakannya dengan ajaran Anwar Ibrahim. Orang Cina telah mulai meniru budaya ini dan akibatnya suatu masa nanti akan menimpa diri mereka sendiri. Sayangilah perniagaan anda !," lanjut Zam dalam blognya. Guna mendukung pendapatnya, Zam pun menambahkan foto-foto mengenai protes Bersih di Malaysia, yang berlangsung ricuh.

Seperti tidak ada habisnya Zainudin ini memancing perseteruan dengan Indonesia. Sebelumnya pendapat pribadi Zam telah melukai bangsa Indonesia, setelah ia menghina Habibie dengan sebutan pengkhianat bangsa dan anjing imperialisme.

Namun sebuah komentar menanggapi tulisan di blog tersebut memperingatkan Zam atas tanggapan Habibie mengenai tulisan yang menghinanya beberapa waktu lalu.

Komentar yang ditulis oleh Imam Faisal Ruslan pada 20 Desember 2012 pukul 09.51 itu bertuliskan, "pak ini kata pak Habibie menanggapi tulisan bapak yang ga lebih bagus dari tulisannya Dr. Seuss, anda kenal Dr. Seuss? penulis cerita anak-anak,
"Kalau ada yang menghina Anda anggap saja sebagai pujian bahwa dia berjam-jam memikirkan anda, sedangkan anda tak sedetikpun memikirkan Anda" - Habibie silahkan direnungkan, banyak baca banyak berdoa ya pak, salam."




@http://international.okezone.com/


5 Pelecehan Malaysia Terhadap Indonesia part 2




Malaysia berkonflik dengan Indonesia memang sudah menjadi rahasia umum. Selalu ada saja permasalahan dan provokasi yang dilakukan.

Dimana setelah klaim budaya Indonesia, baru-baru ini Malaysia pun menghina BJ Habibie sebagai penghianat bangsa.

Dan ini bukanlah pertama kalinya, terhitung sudah beberapa kali Malaysia melecehkan Indonesia

Sebutan Indon

Kamis, 13 Desember 2012 09:00Malaysia selalu menyebut negara kita dan TKI yang ada di sana sebagai Indon. Indon ternyata sebutan negatif yang bermakna jongos atau budak (belian). Dan ini sudah berlangsung selama dua dekade.

Obral TKI

Kamis, 13 Desember 2012 09:00Akhir Oktober lalu, Malaysia kembali membuat ulah dengan menempel selembaran iklan berisi diskon terhadap TKI yang diobral di ruang publik.

Iklan selebaran itu berbunyi:

"Indonesian maids now on SALE. Fast and Easy Application!! Now your housework and cooking come easy. You can rest and relax, Deposit only RM 3,500! Price RM 7,500 nett."

Sebut Suporter Indonesia 'Anjing'

Kamis, 13 Desember 2012 09:00Para suporter Malaysia pernah menyamakan Indonesia dengan binatang 'anjing'. Penghinaan itu terjadi saat pertandingan antara Indonesia melawan Laos di Stadion Bukit Jalil Malaysia. Parahnya video ini sengaja diunggah ke Youtube untuk menyulut emosi warga Indonesia.

Klaim Budaya Indonesia

Kamis, 13 Desember 2012 09:00Pada rentang 2007-2012, Malaysia sudah 6 kali mengklaim budaya milik Indonesia sebagai warisan budaya mereka. Klaim Malaysia itu bermula pada November 2007 terhadap kesenian reog ponorogo. Selanjutnya pada Desember 2008 Malaysia mengklaim lagu Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Lalu klaim batik pada Januari 2009.

Tari pendet yang jelas-jelas dari Bali juga diklaim Malaysia pada Agustus 2009 yang muncul dalam iklan pariwisata negeri jiran yang suka menyatakan diri sebagai The Truly Asia itu. Selanjutnya instrumen dan ansambel musik angklung pada Maret 2010.

Lalu yang terbaru adalah klaim Malaysia atas tari tor-tor dan gondang sambilan yang merupakan asli kesenian dari Sumatera Utara.

Habibie Penghianat Bangsa

Kamis, 13 Desember 2012 09:00Mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin menyebut Presiden RI Ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai pengkhianat bangsa. Tudingan ini dia tuliskan pada tajuk rencana sebuah media massa, koran Utusan Malaysia


Memprovokasi! Koran 'Utusan Malaysia' Sebut Habibie Penghianat Bangsa

 

Nama mantan Presiden RI Ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie mendadak termuat di laman internet Malaysia, namun sayang bukan berita baik yang terpampang melainkan dituduh sebagai penghianat bangsa oleh mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin.

Kabar pemberitaan miring ini muncul di koran Utusan Malaysia dan juga dimuat dalam laman internet harian berpengaruh di Malaysia itu, pada Senin (10/12) kemarin.

Dalam tulisannya, Maidin menyebut jika penyebab kedudukan singkat Habibie karena telah mengkhianati negaranya, dan juga telah menjadi tamu kehormatan bagi Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim baru-baru ini.

Maidin juga menyebutkan Habibie lengser dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia karena bersekongkol dengan Barat untuk mengadakan referendum di Timor Timur, hingga akhirnya Timor Timur memerdekakan diri pada tahun 1999.

"Beliau mengakhiri jawatan dalam kehinaan setelah menjadi presiden sejak 20 Oktober 1999," tulis Maidin seperti dikutip dari utusan.com.my Selasa (11/12).

Nama Habibie juga di sangkutkan sebagai tersangka penyebab perpecahan rakyat Indonesia, hingg akhirnya Indonesia memiliki 48 partai politik. Dan hal inilah yang dinilai Maidin sebagai bentuk perpecahan politik, kegagalan kepemimpinan Habibie.





 @http://www.infospesial.net/

Setelah Hina Habibie, Malaysia Kini Hina Gus Dur & Amien Rais!

Mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin, telah menylut konflik antara dua kubu negara bertetangga. Setelah menyebut BJ Habibie sebagai 'the dog imperialism', kini Zainudin berganti menghina Amien Rais dan Gus Dur.

Zainudin menyerang Amien Rais dan Gus Dur dengan menyebut dua tokoh besar Indonesia itu berada di balik aksi oposan Malaysia Anwar Ibrahim menggelorakan reformasi demokrasi di Malaysia.
Diserang seperti itu, orang dekat Amin Rais yakni Drajad Wibowo mengeluarkan pendapatnya jika tindakan Zainudin ini sama dengan telah mencemarkan negerinya sendiri.

Menurut Drajad  Amien Rais bersahabat erat dengan pemimpin-pemimpin Malaysia, baik Perdana Menteri Malaysia dan kabinetnya maupun dengan kubu Anwar Ibrahim.
" Jadi, kalau orang ini teriak-teriak soal pak Amien, artinya dia tidak tahu intensitas komunikasi beliau dengan pemimpin-pemimpin Malaysia. Kalau dia tidak tahu, artinya di dalam sendiri dia tidak laku. Jadi saya anggap yang bersangkutan angin lalu saja. Bukan cerminan lingkaran kepemimpinan di Malaysia yang sangat akrab dengan kita," kata Drajad, seperti dilansir Tribunnews.com, Kamis (20/12/2012).

Sedangkan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Syed Munsyi al-Habsyi mengatakan itu hanya penilaian subjektif dan mengemukakan pendapat pribadi. Syed Munsyi meminta semua pihak di Indonesia tidak terlalu berlebihan menanggapi hinaan terhadap Habibie dan Gus Dur.

"Zainudin Maidin itu orang biasa, bukan siapa-siapa. Dia tidak punya jabatan di UMNO," ujarnya seperti melansir dari merdeka.com.



 @http://www.infospesial.net




Saturday, December 01, 2012

Warga Sumsel Cuek Soal Penghinaan Malaysia

Pemukulan  terhadap suporter Tim Nasional Indonesia, Rabu (28/11), di Stadion Bukit Jalil,  oleh suporter Tim Nasional Malaysia, tak memengaruhi keramahtamahan warga Sumatra Selatan terhadap peserta  Musi Triboatton asal Malaysia.
Para peserta asal Malaysia tersebut mendapat sambutan bersahabat oleh warga Sumatra Selatan yang menonton pertandingan olahraga sungai tersebut. "Meriah dan  ramai. Mereka sambut kami dengan  sangat ramah," kata anggota Tim Malaysia Hafirna Nur Azizi (21 tahun) di sela kegiatan Musi Triboatton, Kabupaten  Banyuasin, Kamis (29/11). 
Rekan satu tim Nur Azizi, Muhammad Firdaus mengatakan, ia tak menyangka akan mendapat sambutan yang sangat hangat dari warga Sumatra Selatan. "Sambutan masyarakat meriah. Sungguh tak disangkakan," katanya.
Menurutnya, tim Malaysia selalu dielu-elukan oleh warga. Saat di luar pertandingan pun, masyarakat Sumatra Selatan menunjukkan hubungan yang sangat bersahabat. "Kemana-mana, mereka mesra," katanya.  
Perhelatan Musi Triboatton yaitu sebanyak 10 tim dari dalam dan luar negeri ambil bagian dalam acara  yang dihelat mulai 26 November hingga 1 Desember 2012. Mereka akan menyusuri Sungai Musi mulai dari Hulu di Kabupaten Ampat Lawang hingga ke hilir di Kota Palembang dengan jarak 500 kilometer.                                
Tim peserta berisi rata-rata tujuh hingga 10  orang anggota. Dari dalam negeri, tim-tim yang ikut serta berasal dari Jawa Barat, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Sumatra Selatan (dua tim). Sedangkan tim yang berasal dari luar negeri yaitu Thailand, Kamboja, Singapura, Australia, dan International Student (Amerika Serikat dan Polandia).
Adapun kegiatan yang dilombakan yaitu rafting, perahu kano, dan perahu tradisional. Dengan perahu tradisional ini, para peserta akan menyusuri Sungai Musi dari hulu di Kabupaten Ampat Lawang ke hilir di Kota Palembang sejuah 500 kilometer. Penyusuran sungai akan dibagi dalam enam etape yang melintasi lima kabupaten/kota  yaitu Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Palembang. Di setiap etape, para peserta akan menginap di kota/kabupaten yang disinggahi. Di tempat singgah itu, berbagai kesenian dan kuliner tradisional dipamerkan kepada para peserta dan pengunjung.





@http://www.republika.co.id/




Monday, November 19, 2012

Broadcast Partners AFF 2012








@www.affsuzukicup.com/