Sumatra, Dalam Pandangan Orang Malaysia
Posted by Muhammad Irfan on Tuesday, October 29, 2013 with 1 comment
Karuan saja bunyi posting Mohd. Am, salah seorang netter asal Malaysia, dalam sebuah forum dunia maya : www.topix.com.
Dalam tulisannya, dia mengklaim bahwa Sumatra merupakan bagian dari
Malaysia. Pernyataan ini didasarkan atas teritori Kesultanan Johor di
abad ke-18, yang meliputi daratan Riau di Sumatra. Dalam konteks Riau
pernah menjadi bagian Johor, memang tak ada yang salah. Namun dari judul
yang diangkat : Sumatra itu Milik Malaysia, jelas merupakan bentuk
provokasi yang jauh dari nilai-nilai ilmiah. Aksi ini tentu memancing
banyak komentar dari para netter lainnya. Hingga tulisan ini diturunkan, telah ada 12.921 respons yang masuk ke dalam page diskusi ini. Sepanjang pengamatan saya — yang cukup sering mengunjungi website ini — mungkin posting Mohd. Am inilah yang paling banyak mendapatkan balasan.
Bukan kali pertama situs ini membuat geger masyarakat Indonesia. Sebelumnya seorang netter Malaysia lain, mengubah syair lagu Indonesia Raya dengan nada merendahkan. Merasa terhina, aksi tersebut spontan dibalas netter
Indonesia, yang mengacak-acak syair lagu kebangsaan Malaysia :
Negaraku. Tidak hanya itu, puluhan demonstran yang tergabung dalam
kelompok Bendera, juga melempari Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta
dengan plastik berisi kotoran manusia. Menurut koordinator aksi Adrian
Napitupulu, tindakan tersebut perlu dilakukan sebagai bentuk balasan
atas klaim dan penghinaan yang dilakukan oleh bangsa Malaysia selama
ini.
Mohd.
Am sebenarnya bukanlah orang Malaysia pertama yang mendambakan
bergabungnya Sumatra dengan Malaysia. Sebelumnya, sudah banyak pula
rakyat Malaysia yang menginginkan hal tersebut. Cita-cita itu bahkan tak
hanya di kalangan rakyat berderai, namun juga sampai ke tingkat elit
pemerintahan Malaysia. Adanya rumor pembangunan jembatan Selat Malaka
yang menghubungkan Sumatra dengan Semenanjung, menjadi salah satu bukti
keinginan tersebut. Bagi sebagian besar rakyat Malaysia, Sumatra
merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan. Seperti halnya orang-orang
Taiwan menganggap mainland China sebagai induk mereka, begitu
pula masyarakat Malaysia memandang Sumatra. Pulau yang dijuluki dengan
sebutan Suwarnadwipa itu, merupakan asal nenek moyang bagi 70% warga
Melayu-Malaysia.
Rumah khas Minangkabau di Negeri Sembilan |
Besarnya
frekuensi penerbangan Kuala Lumpur-Padang di awal milenium ini,
mencerminkan tingginya gairah warga Malaysia untuk mengunjungi sanak
saudara mereka di seberang selat. Tanah Minangkabau, yang menurut
penelitian Thomas Stamford Raffles sebagai sumber kearifan dunia Melayu,
merupakan salah satu tempat yang paling sering dikunjungi oleh
wisatawan Malaysia saat ini. Sebuah biro perjalanan lokal mencatat,
sebanyak 3.500 turis asal Malaysia datang mengunjungi Sumatra Barat
(Sumbar) setiap minggunya. Roslina, sebut saja begitu, adalah salah
seorang warga Malaysia yang acap menyambangi Sumbar. Walau tergolong
renta, namun hal itu tak menghalanginya untuk kembali datang ke luhak nan tigo
— sebutan untuk dataran tinggi Minangkabau yang menjadi tempat asal
sebagian orang Malaysia. Menurutnya, kunjungan kali ini bertujuan untuk
mencari sanak keluarga yang telah terpisah sejak puluhan tahun lampau.
Hampir setiap bulan, ada puluhan Roslina lainnya yang datang mengunjungi
Sumbar untuk mencari belahan famili mereka.
Minangkabau
dan Malaysia memang memiliki keterikatan yang cukup kuat. Selain faktor
sejarah dan politik, budaya nasional Malaysia-pun banyak menyerap
unsur-unsur Minangkabau. Seperti sistem adat perpatih, seni bela diri
pencak silat, hingga cara pengolahan kuliner. Kuatnya keterikatan
Malaysia dengan Sumatra Barat, bisa terlihat dari besarnya bantuan
pemerintah Malaysia kepada Pemda Sumbar. Mulai dari pembangunan
infrastruktur, bantuan gempa 2009, hingga pemugaran Istana Basa
Pagaruyung. Bahkan Rais Yatim, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan
Malaysia yang urang awak itu, menyokong diadakannya event tahunan Minangkabau Food Festival di Kuala Lumpur.
Sejarah Malaysia dan Sumatra
Di
tilik secara historis, antara Sumatra dan Semenanjung memiliki
kebersamaan politik yang cukup panjang. Pada abad ke-8 hingga 12,
keduanya berada di bawah kekuasaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang.
Ketika itu, kekuatan politik-ekonomi Sumatra menguasai hampir seluruh
daratan Asia Tenggara, mulai dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kamboja,
Thai, Vietnam, hingga Semenanjung Melayu. Dominasi Sriwijaya juga turut
berperan dalam menyebarkan kebudayaan dan Bahasa Melayu ke seluruh
Nusantara. Di penghujung abad ke-14, imperium ini mendapatkan serangan
dari pasukan Majapahit. Putra mahkota kerajaan : Parameswara, berhasil
melarikan diri ke Tumasik sebelum akhirnya berlabuh di kampung Malaka.
Disini, atas bantuan Orang Laut, sang pangeran mendirikan Kerajaan
Malaka. Berdirinya Malaka, mendorong terjadinya eksodus orang-orang
Palembang ke Semenanjung. Disana mereka beranak-pinak, dan membawa
kebudayaan serta kebiasaan hidup yang telah berlangsung lama.
Runtuhnya
Imperium Sriwijaya, dilanjutkan oleh Kerajaan Pagaruyung yang berpusat
di Minangkabau. Pada abad pertengahan, Pagaruyung merupakan salah satu
kerajaan makmur di Nusantara. Kekayaannya disokong oleh hasil alam serta
jaringan perdagangan yang cukup luas. Sejak abad ke-11, para saudagar
Minang telah membangun koloni dagang mereka di sepanjang pantai barat
Sumatra dan kedua belah sisi selat. Terbentuknya Negeri Sembilan,
merupakan kerja besar para perantau Minang yang meneruka dan berniaga di
wilayah tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga berkontribusi dalam
pembukaan Pulau Pinang serta beberapa areal hutan di wilayah Selangor.
Kesultanan Johor-pun sempat dipimpin oleh seorang pengelana Minang,
sebelum akhirnya diambil alih orang-orang Bugis-Makassar.
Pada
masa pembentukan negara Malaysia modern, orang Minangkabau kembali
memainkan peran. Yakni dengan diangkatnya Tuanku Abdul Rahman, salah
seorang keturunan raja Pagaruyung, sebagai Yang Dipertuan Agung pertama
Malaysia. Konon kabarnya, beliau pernah meminjam emas kepada ahli waris
Pagaruyung, untuk mengisi pundi-pundi negara yang baru itu. Menurut
berita yang dilansir koran Kontan, pinjaman tersebut bernilai
cukup besar. Jika dikonversi dengan kurs saat ini, mungkin setara dengan
Rp 350 triliun. Entah benar entah tidak, sampai hari ini belum ada
pernyataan resmi dari kedua belah pihak terkait dengan isu tersebut.
Selain orang-orang Palembang dan Minangkabau, etnis Aceh-pun dianggap sebagai nenek moyang bangsa Malaysia. Menurut La Grand Encyclopedie,
pada abad ke-16 Aceh telah meluaskan pengaruhnya ke seluruh utara
Sumatra dan Semenanjung. Politik ekspansif ini, juga diikuti dengan
perpindahan penduduk Aceh ke pantai barat Sumatra serta Semenanjung
Malaysia. Kedah dan Perak, dua negara bagian di utara Malaysia,
merupakan tempat dimana banyak dijumpai masyarakat keturunan Aceh.
Selama masa pemerintahan Iskandar Muda (1607-1636), kontribusi Aceh atas
negeri-negeri Melayu cukuplah besar. Berkat jasa beliau dan anak
keturunannya, kebudayaan Melayu dipelihara dan dikembangkan. Kini
warisan budaya yang dirawat bangsa Aceh sejak abad ke-17 itu, hendak
diminta “paksa” oleh pemerintah Malaysia. Hal ini demi mewujudkan visi
Malaysia 2020, sebagai pusat peradaban Melayu sedunia.
Bukan seperti yang diteriakkan oleh Mohd. Am beserta kroni-kroninya,
fakta sejarah di atas jelas memperlihatkan betapa besarnya pengaruh
Sumatra atas keberadaan Malaysia saat ini. Dan berkaca dari realita
tersebut, perlu pula dipertimbangkan untuk membuat slogan Malaysia yang
baru : “Malaysia is replica of Sumatra“. Hal ini mungkin sebagai langkah awal, untuk mewujudkan Sumatra-Malaysia bersatu.
Sumber peta : http://www.wikipedia.org
@http://afandriadya.com/
Kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada
ReplyDeleteallah s,w,t
dan terimah kasih banyak aki atas bantuan nomor togel nya,yang aki berikan,singapura.4D,(1206) alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus aki.dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga bank bri dan bukan hanya itu aki. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan aki..
sekali lagi makasih banyak ya aki bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi aki soleh,,di no cll 082-313-336-747
insya allah anda bisa seperti saya menang togel 275
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan sendiri,
Ada Solusi yang tepat jangan anda putus asah AKI SOLEH akan membantu
anda semua dengan Angka ritwal/Gaib:
butuh angka togel 2D 3D 4D 5D 6D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: AKI SOLEH DI NO: 082313336747
KLIK DISINI
Atau Chat/Tlpn di WhatsApp (WA)
No WA Aki : 082313336747
KLIK DISINI INfO PESUGIHAN PUTIH
Ada Juga Jenis Pesugihan Dana Ghaib, Pesugihan Uang Balik, Pesugihan Sewa Tuyul Dari Mesir&Nomor Togel, Dll,
Angka Ghaib; Singapura
Angka Ghaib; Hongkong
Angka Ghaib; Toto malaysia
Angka; Ghaib; Keputusan Magnum
Angka; Ghaib; Kuda Lari
Angka Ghaib; Kambodia
Angka Ghaib; Sydney
Angka Ghaib; Laos