Apakah Meditasi Lepas Dari Agama & Tuhan?

Posted by Muhammad Irfan on Wednesday, October 23, 2013 with 1 comment
Image Sumber : http://historinasafitri.files.wordpress.com/
Ada banyak pengertian meditasi menurut si penggunanya. Dalam MTO atau MMD, meditasi tidak lain adalah praktik kesadaran atau praktik keheningan. Ketika ego/diri/pikiran lenyap dalam keheningan/kesadaran, terdapat Sesuatu Yang Lain yang melampaui agama sebagai sistem pemikiran, melampaui tuhan-tuhan sebagai konsep, melampaui kerangka kepercayaan.


HUDOYO HUPUDIO:
<<Meditasi pada dasarnya apakah lepas dari agama, bahkan Tuhan pater?>>

Izinkan saya berbagi:
Pada umumnnya, "Tuhan" yg kita kenal adalah "Tuhan" yg kita pelajari sejak kecil bersumber pada kitab suci yg kita imani. "Tuhan" seperti itu adalah gagasan yg ada di dalam pikiran kita; dan pikiran itu sifatnya selalu terbatas, terkondisi, dan subjektif. Oleh karena itu manusia mempunyai pemahaman yg berbeda2 tentang "Tuhan", tergantung dari apa yg dipelajarinya sejak kecil. Bahkan pemahaman umat yg beriman kepada kitab suci yang sama pun bisa berbeda2 tentang "Tuhan". Jelas "Tuhan" seperti itu bukanlah Tuhan yg sejati, oleh karena "Tuhan" seperti itu hanyalah konsep dari PIKIRAN yg berbeda2.

MTO (yg diajarkan oleh Romo Sudri) dan MMD (yg saya ajarkan) mengembangkan KESADARAN, di mana orang tidak lagi bergantung pada PIKIRAN, sehingga akhirnya PKIRAN dan AKU akan berhenti/padam secara alami. Maka di situ hadirlah 'sesuatu yg lain', yg bukan berasal dari pikiran. 'Sesuatu yg lain' itu adalah yang suci dan abadi. Itulah yg dicari oleh umat manusia selama ribuan tahun dg berbagai jalan.

Bernadette Roberts, seorang ibu rumah tangga Katolik yg telah mencapai penyatuan dg Tuhan ketika ia masih berusia remaja sebagai suster di sebuah biara, dan yang setelah itu selama 20 tahun berada bersama Tuhan secara nyata/eksperiensial setiap malam, tiba2 mengalami runtuh dan lenyapnya diri (rasa aku)-nya bersama Tuhannya. Dan ia mengalami, sebagai "ganti" Tuhan, hadirnya 'sesuatu yg lain', yang tidak bisa dipahami dengan pikirannya, dan oleh karenanya dinamakannya "Yang Tak Dikenal". ["The Experience of No-Self"]

*****

Kiranya patut kita renungkan kembali pernyataan St Thomas Aquinas, teolog terbesar Kristiani sepanjang zaman:

"Pada akhir pengetahuan kita, kita mengetahui Allah sebagai yang tak dikenal."
(In finem nostrae cognitionis Deum tamquam ignotum cognoscimus.)
[Boetium de Trinitate]

[dari timeline Romo Sudrijanta]
Categories: ,