Kekacauan Yang Diciptakan Oleh Waktu

Posted by Muhammad Irfan on Wednesday, October 23, 2013 with 1 comment
Waktu berarti bergerak dari apa adanya menuju ’apa seharusnya’. Sekarang saya takut, tetapi suatu hari kelak saya akan bebas dari ketakutan, setidak-tidaknya itulah yang kita kira. Untuk berubah dari apa adanya kepada ’apa seharusnya’ terlibat waktu.

Nah, waktu menyiratkan upaya di dalam interval antara apa adanya dan ’apa seharusnya’. Saya tidak suka ketakutan, dan saya akan berupaya untuk memahami, menganalisis, membedah, atau saya akan menemukan akar permasalahannya, atau saya akan melepaskan diri secara total dari ketakutan. Semua ini menyiratkan daya upaya - dan daya upaya itulah yang kita kenal sehari-hari.

Kita selalu berada dalam konflik antara apa adanya dan ’apa seharusnya’. ’Apa seharusnya’ adalah suatu gagasan, dan gagasan itu fiktif, itu bukan ’apa adanya diri saya’ sekarang, yang adalah faktanya; dan ’apa adanya diri saya’ sekarang hanya dapat berubah apabila saya memahami kekacauan yang diciptakan oleh waktu.

Jadi, mungkinkah bagi saya untuk bebas dari ketakutan secara total, sepenuhnya, dengan seketika?

Jika saya biarkan ketakutan berlanjut, saya akan menciptakan kekacauan selamanya; dengan demikian kita melihat, bahwa waktu adalah unsur dari kekacauan, bukan suatu cara untuk pada akhirnya bebas dari ketakutan.

Jadi, tidak ada proses berangsur-angsur untuk melenyapkan ketakutan, sama seperti tidak ada proses berangsur-angsur untuk melenyapkan racun nasionalisme.

Jika Anda memiliki nasionalisme dan Anda berkata pada akhirnya nanti akan ada persaudaraan di antara sesama manusia, di dalam jangka waktu itu ada perang, ada kebencian, ada kesengsaraan, ada perpecahan yang mengerikan antara manusia dengan manusia; oleh karena itu, waktu menciptakan kekacauan.
Jiddu Krishnamurti
Buku Kehidupan: Waktu
Categories: