Merebut Kembali Timor Leste

Posted by Muhammad Irfan on Saturday, October 05, 2013 with 1 comment
Pualau Timor
Negara Timor Leste berdiri pada tanggal 20 Mei 2002.
Seperti yang telah kita ketahui bersama walaupun sudah tepat sebelas tahun menjadi Negara tetangga yang baru, dari hati yang paling dalam sebagian besar Bangsa Indonesia tentu saja masih ada perasaan “kurang rela” menerima begitu saja tentang berdirinya Negara tetangga kita yang baru - Timor Leste.
Pulau Timor yang terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur ini hari ini dimiliki 2 Negara, Indonesia dan Timor Leste. Tapi kita harus terus ingat bersama bahwa dibalik segala batas administratif tersebut, bagaimanapun juga Pulau Timor sebenarnya adalah satu kesatuan, satu bangsa.
Dalam sejarah dunia, kita ketahui bersama bukan hanya di Indonesia saja. Dinamika Politik membentuk sejarah yang memisahkan bangsa bangsa yang secara regional seharusnya bersaudara harus terpaksa dipisahkan oleh perbedaan kepentingan elite pemimpin yang menguasainya.
Selain Pulau Timor kita juga mengenal beberapa contoh negara berikut, yaitu Korea utara dan Korea Selatan di Semenanjung Korea, serta adapun India-Bangladesh-Pakistan. Mereka semua seharusnya satu kesatuan, bersaudara namun terpisahkan karena situasi sejarah dan kekuatan politik yang berbeda.
Orang Korea Utara dan Selatan tentu saja bersaudara, bahasanya sama, nama keluarga banyak yang sama, benar benar saudara. Begitu pula masyarakat di Pulau Timor bagian Indonesia tentu saja bersaudara dengan penduduk Pulau Timor di bagian Timor Leste.
Apakah memungkinkan merebut kembali Timor Leste?
Pada era globalisasi dan informasi teknologi seperti hari ini, sudah terlihat kuno jika kita mengandalkan kekuatan invasi militer untuk merebut suatu Negara (menjajah). Ini sudah 2013, “That’s not us”.
Satu satunya jalan yang paling etis bisa kita lakukan untuk menyatukan kembali takdir bangsa yang seharusnya bersama adalah melalui “merebut hati” rakyatnya! Tentu saja, merebut hati adalah cara yang paling damai dan beradab.
Bagaimana cara merebut hati Negara tetangga itu? Cukup mudah, yaitu dengan pembangunan secara masiv dan terencana di daerah perbatasan di tanah air sendiri. Membangun batas terluar Timor Leste yaitu membangun Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Sangat memungkinkan kita bersatu kembali. Mengapa? Sejarah sudah membuktikannya, Jerman sudah melakukannya.
Dulu saat Jerman masih dipisahkan Tembok Berlin, awalnya ideologi yang berbeda membuat beberapa penduduk Jerman Timur membenci saudara mereka sendiri di Jerman Barat. Suatu hari penduduk Kota Berlin Timur melemparkan sampah melalui tembok perbatasan ke wilayah Berlin Barat. apa yang dilakukan saudaranya di Jerman Barat? Keesokan harinya mereka membalas dengan melemparkan makanan, melemparkan roti yang sekiranya bisa bermanfaat bagi saudaranya di seberang tembok. Mengetahui hal tersebut penduduk Jerman Timur terharu, dan menumbuhkan kembali rasa persaudaraan. Dan iya, mereka tersadar, mereka harusnya memang satu, kenapa harus dipisahkan?
Pada Tahun 1991, tembok Berlin diruntuhkan, bangsa bersaudara yang memang harusnya bersama kini berpelukan kembali. Dan menjadi Negara Maju.
Di belahan bumi yang lainnya, Korea Selatan dan Korea Utara pada hari ini masih terus berjuang untuk unifikasi semenanjung Korea, dengan cara mereka masing masing tentu saja.
Alih alih memperkuat pertahanan militer, Korea Selatan justru lebih fokus mengembangkan perekonomian untuk merangkul kembali saudara mereka di utara agar mau kembali bersatu dan berjalan bersama. Apakah usaha ini akan berhasil? Kita tunggu saja, waktu yang akan membuktikannya. :)
Berita baiknya, hal yang terjadi di pulau Timor saat ini tidak seekstrim yang terjadi di Jerman dan Korea.
Tidak ada tembok perbatasan, tidak ada konflik yang besar, tidak ada ketegangan.
Namun pada suatu hari nanti, satu dekade ke depan, relakah kita Indonesia akan dikalahkan Timor Leste secara ekonomi? “What? Yang bener saja?”
Bisakah Timor Leste mengalahkan Indonesia? Tentu Saja BISA!  Jika Indonesia tetap saja seperti hari ini, kita akan dikalahkan Negara yang lebih kecil. Negara dengan teritorial lebih kecil tentu dalam membangun negerinya bisa bekerja lebih fokus, lebih mudah dan lebih efektif mengurus tatanan perekonomian rumah tangganya.
Indonesia Harus sudah bangkit, bangun dari tidur mulai hari ini!

Bagaimana cara merebut kembali Timor Leste?

Pulau Timor memang tidak sesubur Jawa, cenderung memiliki iklim lebih kering, curah hujan kecil, angin kencang dan sebagian daerah kurang subur.
Apakah tanpa potensi? Tunggu dulu..

ENERGY
Hal hal yang pada masa lalu dianggap musuh, dianggap hambatan. Pada era modern seperti saat ini justru akan menjadi potensi. Angin bisa menghasilkan energi listrik, Panas Matahari bisa menghasilkan energi listrik.
Potensi angin di pesisir pulau timor harusnya cocok untuk menggerakkan wind turbin untuk menghasilkan listrik. Nusa Tenggara Timur adalah surganya angin di Indonesia, secara geografis NTT berbatasan dengan Australia yang dihubungkan melalui Laut Timor. Laut di sebelah Barat Laut Australia ini dikenal banyak anginnya bahkan tidak jarang pada masa pergantian musim justru tumbuh bibit bibit badai di sana. Ini adalah potensi.
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) dan selanjutnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tentu saja bisa dibangun secara besar besaran di seluruh penjuru Nusa Tenggara.
Kita tidak boleh lagi mengandalkan Pembangkit Listrik tenaga Batu bara dan Diesel, mau sampai kapan? Bukankah BPK sudah mereport kerugian PLN mencapai 37,6 triliun dan kerugian serta pemborosannya itu masih terus berjalan. Itu semua karena PLN salah urus, sumber listriknya ternyata dari bahan baku yang didapatkan dengan cara membayar, mahal pula. Ini aneh, padahal kita memiliki angin dan matahari yang melimpah dan GRATIS. “it’s gift from God”, sudah saatnya kita beralih ke Pembangkit Listrik Energi Terbarukan.




Saat energi listrik sudah melimpah dan bisa didapatkan dari alam secara hampir secara gratis, infrastruktur hingga pelosok NTT bisa lebih mudah dikembangkan. KRL harus hadir dari Kupang sampai Atambua, seluruh kota kota vital calon industri di Pulau Timor harus dihubungkan dengan highway yang lebar dan halus, bangun jaringan jalan tol dengan sistem share investment dengan pihak swasta.
Listrik yang memadai akan memicu industri manufaktur hingga kereta cepat listrik Kupang- Atambua bisa dibangun. Air laut bisa disuling menjadikan air tawar untuk irigasi pertanian. Segalanya bisa!

PARIWISATA
Jadikan perbatasan sebagai beranda depan rumah kita, Indonesia.
Saat infrastruktur sudah semakin lengkap, pulau Timor maju. Nyaman ditinggali, dengan sendirinya akan menarik investasi bisnis yang besar untuk masuk, sektor Pariwisata akan berputar. “Bagaimana wisatawan akan rela masuk masuk pelosok jika infrastrukturnya aja belum tersedia dengan baik. Mau sampai kapan kita hanya mengandalkan Mobil dan Motor?”
Potensi wisata NTT sungguhlah besar, selain Pulau Komodo yang telah mendunia itu, di NTT bisa kita temukan Kampung Megalitik Bena dan Situs Megalit Lai Tarung. Jika pemerintah serius, tentu saja NTT tidak akan kalah dengan situs Megalith kelas dunia seperti di Easter Island Chile atau Stonehenge di Britania Raya.
Dibalik pesonanya yang belum tergali  –atau memang sebenarnya ditelantarkan Pemerintah- menurut pandangan pribadi saya, NTT adalah spot safest place in the world, ini adalah tempat teraman di dunia. Bukanlah berlebihan, mari kita membayangkan ribuan tahun lalu saat dinosaurus secara berangsur angsur menghilang dan punah dari bumi. Mereka secara kebetulan meninggalkan hanya beberapa saja “saudara”nya yaitu The Dragon Komodo di NTT.  Ternyata saudara sepupu dinasaurus ini survive dan tetap bertahan hidup hingga jaman modern hari ini. Ini luar biasa, tanah ini diberkati Tuhan. Trus yang masih menjadi perdebatan para ahli kenapa ada situs megalith di sekitar situ? Kehadiran situs tersebut tentu saja membuktikan bahwa bangsa kita sudah cerdas dari dulunya. Sudah beradab jauh jauh hari sebelum pedagang Eropa dan Arab datang ke sini.
INDUSTRY
Timor adalah wilayah strategis selatan Indonesia. Dari Kupang, kita bisa menjalin transportasi laut menuju Darwin. Dari segi jarak, sebenarnya Kupang lebih efisien dibanding Dili yang berada di peisisir pantai Utara.
Jadikan Pulau Timor Barat sebagai pusat manufaktur, pusat industri, sebagai daerah pioneer green energy, clean energy. Energi yang berkelanjutan, sustainable – dengan Solar Cell dan Wind Turbin tentunya.
Australia dan Timor Leste adalah pasar tujuan komoditas ekspor dari NTT. Produk perikanan, manufaktur, industri, kerajinan tangan. Kupang dan pesisir selatan Pulau Timor bisa dirancang sebagai pelabuhan internasional besar yang terhubung secara langsung ke Darwin Australia.
Buat industri pengolahan-penyulingan air laut menjadi air tawar di sekitar Atambua. Selain akan menghasilkan garam, air tawar besar peranannya untuk dialirkan baik di daerah sendiri maupun diekspor ke Timor Leste. Kita lihat usaha Malaysia yang menjual air ledengnya ke Singapore, tentu saja kita juga bisa melakukannya.
Pulau Timor yang hari ini berhadapan langsung dengan negara lain haruslah memberikan image kemajuan. Visi  modernitas yang menonjol jauh meninggalkan negara tetangga. Timor harus menjadi pilot project yang bisa diteruskan di daerah lain bagian timur Indonesia di masa yang akan datang nantinya.






@http://hankam.kompasiana.com/