Jawaban Terhadap Doa
Posted by Muhammad Irfan on Thursday, December 12, 2013 with No comments
Doa, yang adalah permohonan, permintaan, tidak mungkin menemukan realitas yang bukan hasil dari tuntutan.
Kita minta, memohon, berdoa hanya bila kita bingung, bersedih hati; dan
karena tidak memahami kebingungan atau kesedihan itu, kita berpaling
kepada sosok lain.
Jawaban terhadap doa adalah proyeksi kita sendiri; dalam satu atau lain cara itu selalu memuaskan, memenuhi harapan; kalau tidak, kita akan menolaknya.
Jadi, bila kita telah belajar cara menenangkan pikiran melalui
pengulangan, kita mempertahankan kebiasaan itu, tetapi jawaban terhadap
permohonan tentu harus dibentuk sesuai dengan keinginan orang yang
memohon.
Nah, doa, permohonan, permintaan, tidak pernah dapat mengungkapkan apa yang bukan proyeksi pikiran.
Untuk menemukan apa yang bukan buatan pikiran, batin harus hening --
bukan dibuat hening dengan mengulang kata-kata, yang adalah menghipnotis
diri, juga tidak dengan jalan lain untuk membuat batin diam.
Keheningan yang dibuat, dipaksakan, bukan keheningan sama sekali. Itu
seperti meletakkan seorang anak kecil di sudut—secara lahiriah ia
mungkin diam, tetapi di dalam ia marah.
Jadi, batin yang
dibuat hening dengan disiplin tidak pernah sungguh-sungguh hening, dan
keheningan yang dibuat tidak dapat mengungkap keadaan kreatif yang di
situ realitas muncul.
Jiddu KrishnamurtiBuku Kehidupan: Agama
Categories: MEDITASI
0 comments:
Post a Comment