Mengapa Sunat Menurunkan Risiko HIV?
Posted by Muhammad Irfan on Thursday, December 19, 2013 with No comments
Setelah beberapa lama menjadi misteri, akhirnya para ilmuwan berhasil
mengungkapkan mengapa sunat pada pria bisa menurunkan risiko penularan
HIV.
Dalam studi yang dimuat dalam jurnal mBio, para
ilmuwan menjelaskan bahwa perubahan populasi bakteri yang hidup di
sekitar penis akibat tindakan sunat menjadi alasan di balik rendahnya
risiko tertular HIV.
Menggunakan teknologi teranyar sehingga
pengurutan gen dari organisme lebih cepat dan mudah diakses, peneliti
melakukan analisis secara mendalam pada gen dari mikroba yang berada di
sekitar penis. Sebanyak 156 pria Uganda yang disunat saat dewasa menjadi
responden dalam penelitian ini. Mereka memberikan sampel sebelum sunat
dan setahun setelahnya.
Meski tak ada perbedaan signifikan pada
komunitas bakteri sebelum sunat dan setelahnya, tetapi pada kurun waktu
12 bulan kemudian, pria yang disunat memiliki jumlah bakteri yang bisa
bertahan di kondisi beroksigen rendah (anaerob) lebih sedikit dan
bakteri yang perlu oksigen (aerob) lebih banyak.
Secara umum,
pria yang disunat memiliki jumlah bakteri 33 persen lebih rendah
sehingga berpengaruh pada kemampuan tubuh dalam melawan infeksi seperti
HIV.
Jumlah bakteri yang tinggi, seperti pada penis pria yang
tidak disunat, akan mengaktifkan sel Langerhans di permukaan kulit.
Sel-sel ini juga ditemukan di seluruh permukaan kulit manusia dan
normalnya bertindak sebagai lini pertama pertahanan tubuh melawan
patogen.
Dalam kondisi aktif, sel Langerhans ternyata justru
mempermudah penularan HIV dengan menarik sel-sel spesifik yang
ditargetkan oleh HIV, yakni CD4 dan sel T, kemudian mengikatnya.
Sehingga, sel-sel yang sehat justru menjadi sasaran mudah dari HIV.
"Telah
terjadi revolusi pada pemahaman kita akan mikroba. Mikroba sebenarnya
sama seperti halnya sistem organ yang lain dan kita baru sampai pada
permukaan untuk memahami kaitan antara mikroba dan sistem imun," kata
Lance Price, yang melakukan riset ini
Studi sebelumnya juga
menunjukkan bahwa perubahan populasi bakteri di usus, misalnya,
berdampak pada risiko obesitas. Studi lain juga menemukan kaitan yang
kuat antara komunitas mikroba dan faktor risiko kanker, asma, serta
penyakit kronis lainnya.
@http://health.kompas.com/
Categories: DUNIA LELAKI, HEALTH
0 comments:
Post a Comment