Kekristenan di Indonesia 1
Posted by Muhammad Irfan on Monday, December 30, 2013 with No comments
Kekristenan sudah ada di Indonesia dan menurut catatan ensiklopedia dicatat jelas keberadaannya pada abad ke-10 dan ke-11. Menurut sensus penduduk tahun 2010, sekitar 5,85% dari penduduk Indonesia adalah Protestan dan sekitar 3% beragama Katolik
Sejarah
Agama Kristen pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-7.
Melalui gereja Assiria (Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat yakni,
Pancur (Sekarang wilayah dari Deli Serdang) dan Barus (Sekarang wilayah dari: Tapanuli Tengah) di Sumatra (645 SM).
Sejarah kedatangan telah tercatat oleh ulama Syaikh Abu Salih
al-Armini dalam bukunya dengan judul FIBA “Tadhakur Akhbar min
al-Kana’is wa al-Adyar min Nawabin Mishri wa al-Iqta’aih” (Daftar berita
pada gereja-gereja dan monastries di provinsi-provinsi Mesir dan
sekitarnya). Daftar gereja-gereja dan monastries dari naskah asli dalam
bahasa Arab dengan 114 halaman ini berisi berita tentang 707
gereja-gereja dan 181 monastries Kristen yang tersebar di sekitar Mesir,
Nubia, Abysina, Afrika Barat, Spanyol, Arab dan India . Dalam bukunya
(Abu Salih), tanah Indonesia masih dimasukkan dalam wilayah India
(al-Hindah)
Gereja Ortodoks
adalah kelompok Kristen/Gereja pendatang yang menurut penelitian dari
pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama, pertama hadir dan datang ke
Indoneia yang ditandai dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan corak gereja Asiria di daerah Fansur (Barus), di wilayah Mandailing, Sumatera Utara.
Namun menurut A.J. Butler M.A., kata Fahsûr seharusnya ditulis Mansûr,
yaitu sebuah negara pada jaman kuno yang terdapat di Barat Laut India,
terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas kamfer (al-kafur).
Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas, sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran. Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1511 di tanah Aceh, yaitu dari Ordo Karmel, dan 1534 di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547.
Pada 1960-an akibat anti-Komunis dan anti-Konfusianisme banyak Komunis dan Tionghoa
diklaim sebagai orang Kristen, akan tetapi banyak bangsa Tionghoa yang
akhirnya menerima agama Kristen dan sekarang mayoritas kalangan muda
bangsa Tionghoa adalah umat Kristen. Kristen di Indonesia lebih bebas
untuk menjalankan agama mereka dibandingkan dengan beberapa negara
seperti RRC, Malaysia, dan beberapa negara Arab. Di provinsi Papua dan Sulawesi Utara, Protestan merupakan agama mayoritas. Jumlah populasi orang Kristen juga ditemukan di sekitar danau Toba di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, pedalaman Tana Toraja, dan sebagian wilayah di provinsi Maluku.
Walaupun Indonesia mayoritas beragama Muslim, para misionaris tetap
bebas untuk menyebarkan agama Kristen di Indonesia. Dan banyak sekolah
Kristen yang mengajarkan agama Kristen. Protestan di Indonesia terdiri
dari berbagai denominasi, yaitu Huria Kristen Batak Protestan, Gereja Pentakosta, Gereja Tiberias Indonesia/Gereja Bethel Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh , Gereja Yesus Sejati, Mennonit, Gereja Metodis, Gereja Baptis, Gereja Tabernakel Indonesia, Gereja Kristen Protestan Simalungun, Gereja Kristen Rejang dan denominasi lainnya.
Katolik
Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya "universal". Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah "Gereja Katolik" bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin dan 22 Gereja Katolik Timur; makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat Protestan, "Gereja Katolik" atau yang sering diterjemahkan menjadi "Gereja Am" bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa, tanpa memandang "denominasi". Umat Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa Gereja Metodis
percaya bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti merupakan
kesinambungan dari Gereja universal mula-mula yang didirikan oleh para rasul. Baik Gereja Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa Gerejanya
masing-masing adalah satu-satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam
"Kekristenan Katolik" (Termasuk Komuni Anglikan), para uskup dipandang
sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen, sebagai gembala-gembala
keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam persekutuan
satu sama lain. Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri Gereja. Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik, sesuai Kredo Nicea tahun 381: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik."
Riwayat penggunaan kata "katolik" dalam Gereja
Ignatius dari Antiokhia
Sepucuk surat yang ditulis oleh Ignatius kepada umat Kristiani di Smyrna sekitar tahun 106 adalah bukti tertua yang masih ada mengenai penggunaan istilah Gereja Katolik (Surat kepada jemaat di Smyrna, 8). Gereja Katolik digunakan Ignatius untuk menyebut Gereja universal dalam persekutuan dengan Uskup Roma (Sri Paus).
Kaum bidaah tertentu pada masa itu, yang menyangkal bahwa Yesus adalah
insan jasmaniah yang benar-benar menderita sengsara dan wafat, dan
justru berkata bahwa "dia hanya tampak seolah-olah menderita sengsara"
(Surat kepada jemaat di Smyrna, 2), bukanlah umat Kristiani sejati dalam
pandangan Ignatius. Istilah Gereja Katolik juga digunakan dalam Kemartiran Polikarpus pada 155, dan dalam Canon Muratorianus, sekitar 177.
St. Kiril dari Yerusalem
St. Kyril dari Yerusalem
(sekitar 315-386) mengimbau orang-orang yang sedang menerima bimbingan
iman Kristiani darinya demikian: "Jika kalian berada di dalam kota-kota,
jangan hanya bertanya di manakah Rumah Tuhan (karena sekte-sekte profan
lainnya juga berusaha menyebut tempat-tempat mereka sendiri Rumah-Rumah
Tuhan), jangan juga hanya bertanya di manakah Gereja, tetapi
bertanyalah di manakah Gereja Katolik. Karena inilah nama khusus dari
Gereja yang Kudus ini, bunda kita semua, yang adalah mempelai dari Tuhan
kita Yesus Kristus, Putera Tunggal Allah" (Materi-materi Katekisasi,
XVIII, 26).
Theodosius I
Istilah Kristen Katolik termuat dalam undang-undang kekaisaran Romawi tatkala Theodosius I,
Kaisar Romawi dari 379 sampai 395, mengkhususkan nama tersebut bagi
para penganut "agama yang diajarkan kepada orang-orang Romawi oleh Rasul
Petrus yang suci, karena agama itu telah terpelihara berkat tradisi
yang kuat dan yang kini dianut oleh Pontif (Paus) Damasus dan oleh
Petrus, Uskup Aleksandria ...sedangkan bagi orang-orang lain, karena
menurut penilaian kami mereka adalah orang-orang gila yang bodoh, kami
nyatakan bahwa mereka harus ditandai dengan sebutan nista sebagai kaum
bidaah, dan tidak boleh menyebut tempat-tempat pertemuan mereka sebagai
gereja-gereja." Undang-undang 27 Februari 380 ini termaktub dalam kitab 16 dari Codex Theodosianus.[7] Undang-undang ini mengukuhkan Kristianitas Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi.
Augustinus dari Hippo
Penggunaan istilah Katolik untuk membedakan Gereja "sejati" dari kelompok-kelompok bidaah juga dilakukan oleh Augustinus yang menulis demikian:
- "Dalam Gereja Katolik, ada banyak hal lain yang layak membuat saya tetap berada dalam rahimnya. Kesepahaman orang-orang dan bangsa-bangsa membuat saya bertahan dalam Gereja; begitu pula otoritasnya, dikukuhkan oleh mukjizat-mukjizat, disuburkan oleh pengharapan, diperbesar oleh kasih, dan diperkokoh oleh usia. Suksesi para imam membuat saya bertahan, mulai dari tahta Rasul Petrus sendiri, yang kepadanya Tuhan, sesudah kebangkitanNya, memberi tugas untuk menggembalakan domba-dombaNya (Jn 21:15-19), turun sampai para uskup yang ada sekarang.
- "Dan begitulah, akhirnya, dengan nama Katolik, yang, bukan tanpa alasan, di tengah-tengah begitu banyak bidaah, telah dipertahankan Gereja; sehingga, sekalipun semua kaum bidaah ingin disebut umat Katolik, namun bilamana ada orang asing yang bertanya di manakah Gereja katolik berhimpun, tidak satupun bidaah yang sanggup menunjuk kapel atau rumahnya sendiri.
- "Sebanyak itulah jumlah dan makna ikatan-ikatan mulia yang dimiliki nama Kristiani itu yang menahan seorang beriman agar tetap dalam Gereja Katolik, sebagaimana yang seharusnya ... Dengan kamu, di mana tak ada satu pun hal-hal ini untuk memikat atau menahan saya... Tak seorangpun dapat melepaskan saya dari iman yang mengikat pikiran saya dengan ikatan-ikatan yang begitu banyak dan begitu kuat pada agama Kristiani... Di pihak saya, saya tidak percaya akan injil kecuali digerakkan oleh otoritas Gereja Katolik."
- — St. Augustinus (354–430): Melawan Epistola kaum Manikeus yang disebut Fundamental, bab 4: Bukti-bukti iman Katolik. Sejarah singkat gereja Katolik Roma
Awalnya, jemaat Kristen berada di bawah kepemimpinan besar lima daerah, yaitu Yerusalem, Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma.
Uskup Roma dikenal oleh 5 daerah sebagai "yang pertama", permasalahan
dengan doktrin dan prosedur banyak mengambil Roma sebagai masukan
pendapat. Kursi Roma merupakan kursi dari suksesor Santo Petrus yang mendapat julukan "Pangeran Para Rasul" sebagai tanda persatuan Gereja
Perpecahan-perpecahan besar dalam struktur Gereja sebagai lembaga tercatat sebagai berikut:
- Perpecahan pertama pada gereja terjadi pada saat Konsili Efesus (431), yang menyatakan status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah). Kebanyakan yang menolak hasil keputusan ini adalah Kristen Persia, gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Asiria Timur.
- Perpecahan berikut terjadi setelah Konsili Khalsedon (451). Konsili ini menolak Monofisit. Umat Kristen yang menolak ini dikenal sebagai Komuni Oriental Ortodoks.
- Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi pada abad 11. Masalah perbedaan doktrin tentang rumusan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (lihat filioque). Gereja Katolik pun terbagi menjadi dua, yaitu "Barat" dan "Timur". Inggris, Perancis, Roma dan negara-negara Skandinavia termasuk Gereja "Barat" (Gereja Katolik Roma). Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir termasuk dalam Gereja "Timur" (Gereja Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai Skisma Timur-Barat.
- Perpecahan terbesar dalam Gereja Katolik Roma terjadi pada abad ke-16 dengan adanya Reformasi Protestan yang melahirkan gereja-gereja Protestan.
- Perpecahan terakhir terjadi ketika Raja Henry VIII dari Inggris memisahkan seluruh gereja-gereja di kerajaannya dari persekutuan dengan Paus karena permintaannya untuk menikah kedua kalinya sementara istri pertamanya masih hidup ditolak. Kelompok gereja inilah yang dikenal sebagai Gereja Anglikan Inggris.
Seluruh grup di atas kecuali Protestan masih menyebut persekutuan
mereka sebagai Katolik. Dewasa ini, semakin banyak Gereja-Gereja Timur
yang kembali ke dalam persekutuan penuh dengan Roma, namun dengan tetap
mempertahankan tata cara beribadah mereka. Kelompok ini dikenal dengan
sebutan Gereja Katolik ritus Timur.
Gereja Katolik Roma
Secara umum, sebutan Gereja Katolik merujuk pada Gereja Katolik Roma. Kata Roma diatributkan pada Gereja ini karena Gereja Katolik mengimani Paus yang berkedudukan di kota Roma, Italia
sebagai kepala gereja yang kelihatan, wakil Yesus Kristus di bumi, yang
merupakan kepala utama gereja yang tak kelihatan. Paus adalah penerus
Petrus turun temurun yang tidak terputuskan. Menurut tradisi gereja,
Petrus menjadi uskup Roma dan menjadi martir di sana. Gereja Katolik
dengan penambahan kata Roma sendiri sebenarnya tidak pernah menjadi nama resmi yang digunakan oleh Gereja Katolik.
Sakramen
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus Kristus menginstitusikan tujuh sakramen, tidak lebih dan tidak kurang, baik menurut Kitab Suci maupun Tradisi Suci dan sejarah Gereja. Adapun sakramen yang diakui oleh Gereja Katolik Roma sebagai berikut:
Dalam ajaran Katolik, sakramen adalah berkat penyelamatan khusus yang oleh Yesus Kristus diwariskan kepada gereja. Santo Agustinus menyebut sakramen sebagai "tanda kelihatan dari rahmat Allah yang tidak kelihatan"Katolik di Indonesia
Penyebaran agama Katolik sudah dimulai sejak kedatangan Portugis di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa misionaris pada abad ke-16 dan abad ke-17 di bagian timur seperti di Maluku dan Flores. Agama katolik baru memasuki tanah Jawa pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels di Batavia awal abad-19 dengan didirikan gereja pertama di sana pada tahun 1807 dan disertai dengan diakuinya oleh Vatikan. Pada 2005, sekitar 3,05%–7.380.203 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, beragama Katolik
@wikipedia.ID
0 comments:
Post a Comment