Pusat Penderitaan
Posted by Muhammad Irfan on Friday, November 22, 2013 with No comments
Ketika
Anda melihat sesuatu yang amat indah, sebuah gunung yang indah,
matahari terbenam yang indah, seulas senyum yang menarik, sebuah wajah
yang menarik, fakta itu memukau Anda, dan Anda terdiam; pernahkah itu
terjadi pada Anda?
Lalu Anda peluk dunia ini dalam lengan
Anda. Tetapi itu sesuatu dari luar yang datang ke dalam batin Anda, dan
saya berbicara tentang batin yang tidak terpukau, melainkan yang ingin memandang, mengamati.
Nah, dapatkah Anda mengamati tanpa lonjakan pengkondisian ini? Kepada
seseorang yang berada dalam kesedihan, saya menjelaskan dengan
kata-kata: kesedihan itu tidak bisa dihindarkan, kesedihan itu hasil
dari pemenuhan.
Ketika semua penjelasan berhenti sama sekali,
hanya di situ Anda dapat memandang -- yang berarti Anda tidak memandang
dari sebuah pusat.
Bila Anda memandang dari sebuah pusat, daya
pengamatan Anda terbatas. Jika saya berpegang pada suatu kedudukan dan
ingin berada di situ, terdapat ketegangan, kepedihan.
Bila
saya memandang dari pusat kepada penderitaan, terdapat penderitaan.
Ketidakmampuan mengamati itulah yang menciptakan kepedihan.
Saya tidak bisa mengamati jika saya berpikir, berfungsi, melihat dari
sebuah pusat -- seperti ketika saya berkata, “Saya tidak mau pedih, saya
harus menemukan mengapa saya menderita, saya harus melarikan diri.”
Bila saya mengamati dari sebuah pusat, entah pusat itu suatu konklusi,
suatu gagasan, harapan, keputusasaan, atau apa pun, pengamatan seperti
itu amat terbatas, amat sempit, amat kecil, dan itu membawa kesedihan.
Jiddu Krishnamurti
Buku Kehidupan: Kesedihan
0 comments:
Post a Comment