Lima ‘S’ Yang “Membunuh” Remaja Islam
Posted by Muhammad Irfan on Monday, November 25, 2013 with No comments
TIDAK pelak dan tidak diragukan lagi, kalau remaja Islam saat ini
sudah lama “diserang” dari berbagai arah dan berbagai cara oleh mereka
yang tidak suka terhadap Islam. Mulai dari acara kontes menyanyi, MotoGP
sampai Liga Inggris, dan banyak lagi.
Hanya sayangnya, kebanyakan remaja Islam, banyak yang tidak menyadari
bahaya tersebut. Tampaknya, apa-apa yang terjadi dan disodorkan
hanyalah sebuah pilihan hidup yang sudah sewajarnya.
Tentu aja banyak faktor yang menyebabkannya—salah satunya adalah
kurangnya pihak yang seharusnya memberikan informasi dan mengajarkan
hal-hal yang sekarang tengah terjadi.
Misalnya saja acara televisi. Rasanya jarang sekali ada keluarga yang memberikan parental guidance (bimbingan) bagi anak-anak remajanya dalam menonton televisi.
Remaja selalu saja dianggap sudah dewasa dan bisa membedakan mana
yang baik dan mana yang benar. Remaja yang pada dasarnya masih labil dan
segala ingin mencoba menjadi selalu tergerak manakala mendapati sesuatu
yang relatif baru yang ditemukannya.
Nah berikut ini adalah hal-hal yang seringkali membuat remaja Islam
pada akhirnya menemukan “jalan” yang sangat modern-metropolis namun
kebablasan—yang a la kuli haal, semuanya dalam bahasa Inggris dimulai
dengan huruf “S”.
Song (lagu)
Rasanya tidak ada dari remaja yang tidak dekat dengan hal ini.
Se-tiap remaja dipastikan menyukai satu jenis musik tertentu. Yang
tengah ngetop saat ini adalah grup musik Noah, Smash atau 1 Direction.
Musik atau lagu bisa jadi dijadikan sebagai ungkapan gejolak perasaan
dan jiwa remaja—remaja merasa terwakili olehnya. Padahal sesuatu yang
ada dibalik lagu-lagu yang ada dan atau tengah beredar banyak menabrak
tembok-tembok aqidah. Misalnya saja lagu Imagine-John Lennon,
yang mengajarkan untuk hidup tanpa Tuhan, gila apa? Dan semua lagu cinta
yang ada sekarang selalu menunjukkan “penghambaan” yang mendalam
terhadap lawan jenis.
Sport (olahraga)
Tidak pelak lagi kalau olah
raga telah menjadi suatu budaya
global
yang merasuk ke semua pelosok. Olah raga sudah dibuat jadi semacam
ritual dan modernitas bagi anak-anak muda, dan para atlet adalah
nabi-nabinya. Sekarang, seorang atlet sepakbola sudah tidak ada ubahnya
dengan artis yang juga banyak digilai oleh para remaja. Nama-nama atlet
seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, atau petenis Novak Djokovic,
dan pembalap Jorge Lorenzo bahkan diidolai oleh para remaja putri.
Tingkat “pemujaan”nya, bahkan sudah ke tahap yang sangat pribadi.
Sedangkan orang yang dikagumi itu nyata-nyata jelas Yahudi atau Kristen.
Smoke (Rokok)
Ini mungkin banyak yang melanda remaja kaum Adam. Tahu kan, ada
semacam aturan tertulis dalam pergaulan anak muda bahwa merokok bakalan
bisa menaikan “derajat” dan “status sosial” seorang remaja di antara
teman-temannya. Aturan yang kebablasan. Nah, yang bersangkutan tampaknya
ngerasa cool saja ketika bisa melakukannya. Padahal jika kita
lihat dari segi manfaat dan ruginya, merokok bagi siapapun lebih banyak
ruginya. Selain mencemari dan meracuni lingkungan, orang lain, dan diri
sendiri, ditambah hampir pasti remaja masih bergantung kepada orang tua
dalam hal ini buat beli rokok. Alangkah mubazirnya setiap receh yang
dicari dengan susah payah oleh orang tuanya, kemudian dibelanjakan atau
dipergunakan untuk membeli sesuatu yang benar-benar tidak ada manfaatnya
sama sekali.
Style (Busana)
Remaja hampir selalu saja pasti ingin kelihatan gaya. Istilah
kerennya banci tampil. Artinya, sudah bukan rahasia lagi kalau remaja
benar-benar tergila-gila oleh barang-barang yang bermerek dan harganya
mahal. Dunia fesyen mengajarkan remaja untuk jadi konsumtif dalam
menggunakan uang. Remaja akan merasa cekak atau bokek manakala pergi ke
pusat pertokoan dengan hanya bermodal Rp. 50.000 aja, tapi ironisnya
jumlah uang itu bagi mereka dirasakan terlampau besar jika harus
diinfaqkan untuk kegiatan Islam.
Kita tentu tahu bahwa pangsa pasar Internasional untuk remaja di
Indonesia termasuk besar sekali—bahkan cukup besar untuk ukuran
negara-negara Asia lainnya. Saat ini di Indonesia tercatat ada sekitar
40 juta remaja. Jika hanya setengahnya saja menjadi korban mode, berapa
keuntungan yang bisa dikeruk oleh para produsen pakaian?
Masalahnya dalam hal ini tidak cukup sampai di situ. Saat ini kita
melihat dimana-mana bahwa perkembangan mode benar-benar sudah menabrak
nilai- nilai Islam. Dari gaya rambut saja sekarang beneran macem-mcem.
Mulai dari gaya rambut Firman yang terkenal yang muntir-muntir kayak
ekor ayam. Sampai model kriting panjang a la atau Giring-Nidji. Terus,
coba lihat remaja-remaja perempuan yang berpakaian sangat ketat, bahkan
bisa juga memakai celana pendek, baju yang you can see (tidak ada lengannya), hingga—maaf— pakaian dalamnya bisa kelihatan. Astagfirullah!
Seks
Seks adalah menu paling akhir yang disajikan oleh mereka yang
berminat menghancurkan remaja Islam. Kita tentu tahu sekali bahwa salah
satu misi bangsa Yahudi dalam Protocols of Zion adalah membuat
pemuda dan remaja Islam dekat dengan pornografi. “Ketika seorang remaja
Islam mati kelak,” begitu tulisnya kira-kira, “kita bakalan membuat
mereka tengah mengantongi buku porno, bukannya Alquran.” Sudah dapat
dipastikan bahwa generasi muda bangsa ini tengah berada di ambang
kehancuran moral yang sangat dahsyat.
http://www.islampos.com/
0 comments:
Post a Comment