Penis Adalah Barometer Kesehatan Pria
Posted by Muhammad Irfan on Sunday, September 02, 2012 with No comments
Untuk
sekedar tahu gambaran kondisi umum tentang kesehatannya, seorang pria tidak
butuh termometer dan stetoskop. Cukup lihat kemampuan ereksi pada
penisnya, sebab pada pria kemampuan tersebut sudah mewakili kondisi kesehatan
secara umum.
Untuk
dapat ereksi dengan sempurna, penis membutuhkan elastisitas pembuluh darah dan
ritme jantung yang stabil untuk memompa darah ke bagian tersebut. Pengerasan
arteri dan penyumbatan oleh plak dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah merupakan risiko berbagai gangguan jantung dan pembuluh darah. Karena itu, gangguan ereksi pada pria patut diwaspadai sebagai tanda-tanda adanya faktor risiko tersebut.
Pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah merupakan risiko berbagai gangguan jantung dan pembuluh darah. Karena itu, gangguan ereksi pada pria patut diwaspadai sebagai tanda-tanda adanya faktor risiko tersebut.
Sebuah
penelitian di University of Bristol, Inggris pernah mengungkap bahwa pria yang
lebih aktif secara seksual punya risiko lebih kecil untuk mengalami serangan
jantung. Dengan tiga kali orgasme tiap pekan maka risiko serangan jantung
berkurang 50 persen dibandingkan yang lebih jarang berhubungan seks.
Penelitian
lain juga dilakukan di University of Brussel, Belgia terhadap pria berusia
50-55 tahun. Pria yang hanya bercinta sekali dalam sebulan punya risiko
serangan jantung 70 persen lebih tinggi dibandingkan yang lebih sering. Setelah
keluar dari rumah sakit, makin sering berhubungan seks makin cepat masa
pemulihannya.
“Disfungsi
ereksi sering muncul sebelum serangan jantung terjadi. Seperti burung kenari di
tambang batubara, ereksi bisa memberi tanda akan datangnya bahaya besar bagi
pria,” ungkap pakar kesehatan dari Foxnews Health, Dr David Samadi. Hubungannya
juga berlaku sebaliknya, untuk dapat berhubungan seks secara teratur pria butuh
kebugaran fisik dan mental. Hanya pria sehat yang mampu
mempertahankan ereksi dan melakukan hubungan seks seaktif mungkin
dengan pasangannya.
Selain
itu, ereksi juga butuh koordinasi saraf yang solid dan pelepasan senyawa
nitrogen oksida yang berkelanjutan. Kekurangan hormon testosteron dan kelebihan
berat badan seringkali menghambat mekanisme tersebut. Kelebihan berat badan dan
ketidakseimbangan hormon menandakan adanya risiko gangguan sistem metabolisme.
Dan seperti telah diketahui, salah satu komplikasi diabetes yang paling
ditakuti pria adalah disfungsi ereksi.
@ http://anehdidunia.blogspot.com/
0 comments:
Post a Comment