Obama Ingatkan Presiden Mesir Lindungi Kedutaan AS
Posted by Muhammad Irfan on Tuesday, September 18, 2012 with No comments
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengingatkan Presiden Mesir
Mohammad Morsi agar pemerintahnya lebih tegas terhadap demonstran
anti-Amerika dan melindungi para diplomatnya di negara tersebut. Jika
tidak, hubungan baik yang baru saja dibangun kembali antara
Mesir-Amerika Serikat terancam goyah.
Pembicaraan melalui telepon larut malam, Rabu lalu, itu berlangsung selama 20 menit. Awalnya, Obama memang meminta stafnya mengatur jadwal untuk menghubungi Morsi. Kebetulan Morsi menelepon lebih dulu untuk menyatakan belasungkawa atas meninggalnya Duta Besar Amerika Serikat di Libya, Chris Stevens.
Seruan Obama ini menjadi dilema bagi Morsi. Sebagai presiden baru Mesir, ini menjadi tes awal baginya untuk berusaha menyeimbangkan tekanan politik dalam negeri dan komitmen internasional dengan pihak luar. "Kami mendapat tekanan dari kedua belah pihak," kata juru bicara Partai Ikhwanul Muslimin, Gehad el-Haddad.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton juga menyerukan hal serupa saat berpidato di acara penerimaan jenazah duta besar Chris Stevens dan tiga staf kedutaan yang tewas akibat serangan roket ke konsulat Amerika Serikat di Kota Benghazi, Jumat, 14 September 2012.
Ia bahkan mengingatkan negara Islam yang berada di Timur Tengah, khususnya Mesir, Libya, Yaman, dan Tunisia, untuk memenuhi kewajibannya melindungi kantor Kedutaan Amerika Serikat.
"Orang yang berakal sehat dan pemimpin yang bertanggung jawab harus melakukan apa pun untuk memulihkan keamanan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan tindak kekerasan," ujar dia.
Sejumlah demonstrasi meluas di berbagai negara Islam, termasuk Mesir, buntut dari munculnya film yang menghina Nabi Muhammad di situs media sosial YouTube. Di Mesir, sejumlah demonstran melakukan demonstrasi di dekat kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dan bentrok pun tak terelakkan antara polisi dan demonstran, yang menyebabkan ratusan orang luka-luka.
Pembicaraan melalui telepon larut malam, Rabu lalu, itu berlangsung selama 20 menit. Awalnya, Obama memang meminta stafnya mengatur jadwal untuk menghubungi Morsi. Kebetulan Morsi menelepon lebih dulu untuk menyatakan belasungkawa atas meninggalnya Duta Besar Amerika Serikat di Libya, Chris Stevens.
Seruan Obama ini menjadi dilema bagi Morsi. Sebagai presiden baru Mesir, ini menjadi tes awal baginya untuk berusaha menyeimbangkan tekanan politik dalam negeri dan komitmen internasional dengan pihak luar. "Kami mendapat tekanan dari kedua belah pihak," kata juru bicara Partai Ikhwanul Muslimin, Gehad el-Haddad.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton juga menyerukan hal serupa saat berpidato di acara penerimaan jenazah duta besar Chris Stevens dan tiga staf kedutaan yang tewas akibat serangan roket ke konsulat Amerika Serikat di Kota Benghazi, Jumat, 14 September 2012.
Ia bahkan mengingatkan negara Islam yang berada di Timur Tengah, khususnya Mesir, Libya, Yaman, dan Tunisia, untuk memenuhi kewajibannya melindungi kantor Kedutaan Amerika Serikat.
"Orang yang berakal sehat dan pemimpin yang bertanggung jawab harus melakukan apa pun untuk memulihkan keamanan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan tindak kekerasan," ujar dia.
Sejumlah demonstrasi meluas di berbagai negara Islam, termasuk Mesir, buntut dari munculnya film yang menghina Nabi Muhammad di situs media sosial YouTube. Di Mesir, sejumlah demonstran melakukan demonstrasi di dekat kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dan bentrok pun tak terelakkan antara polisi dan demonstran, yang menyebabkan ratusan orang luka-luka.
@http://www.tempo.com/
Categories: INTERNASIONAL
0 comments:
Post a Comment