Makin Banyak Teman, Kemungkinan Pelajar Jadi Perokok Makin Besar

Posted by Muhammad Irfan on Friday, September 21, 2012 with No comments
Untuk mengiklankan produknya, industri rokok berusaha membangun imej bahwa merokok identik dengan kebebasan, kejantanan dan simbol pergaulan. Strategi ini nampaknya berhasil. Nyatanya, sebuah penelitian menemukan bahwa siswa yang populer lebih mungkin menjadi perokok.

Temuan ini dikemukakan oleh para peneliti dari University of Southern California (USC) dan University of Texas. Siswa yang punya banyak teman atau dianggap populer lebih besar kemungkinanya menyulut tembakau daripada teman-teman sebayanya yang kurang populer.

Dalam penelitian yang dimuat Journal of Adolescent Health, para peneliti mengamati siswa dari 7 sekolah menengah di Southern California. Para peneliti menanyai sebanyak 1.950 orang siswa kelas 9 dan 10 mengenai pengalaman pertama kali merokok dan frekuensi merokoknya.

Para siswa juga ditanya apakah mereka sering melihat teman-temannya merokok serta berapa banyak anak-anak sepantarannya yang dianggap suka merokok. Popularitas seorang siswa diukur dengan cara menghitung jumlah siswa yang menyebutnya sebagai teman.

"Meskipun telah terjadi penurunan cukup banyak dalam hal kebiasaan merokok di masyarakat, ternyata kita masih melihat adanya hubungan antara jumlah teman dengan kecenderungan untuk merokok lebih dari 10 tahun kemudian. Hal ini menunjukkan popularitas merupakan prediktor kuat dari perilaku merokok," kata Thomas W. Valente, Ph.D., profesor kedokteran pencegahan di Sekolah Kedokteran USC seperti dilansir Medical Xpress, Jumat (7/9/2012).

Hasil temuan juga menunjukkan bahwa siswa yang berpikir teman dekatnya merokok lebih mungkin merokok meskipun dugaannya keliru. Siswa yang populer mulai merokok lebih awal dari siswa yang kurang populer. Orang-orang yang mulai merokok ketika duduk di kelas 9 dan 10 punya lebih banyak teman yang merokok.

"Masa remaja adalah masa ketika siswa beralih kepada temannya untuk mencari tahu apa yang penting. Dari 4 sampel yang berbeda, kesimpulan yang kami temukan tetap konsisten," kata Valente.A




@http://health.detik.com/
Categories: