Penis Tak Perlu Dihiasi dengan Tato

Posted by Muhammad Irfan on Thursday, May 17, 2012 with No comments

Para dokter pun menyarankan agar pria jangan coba-coba menghias penisnya dengan tato karena risiko yang dihadapi sangat besar terutama terkena ereksi priapism.

Kasus ereksi priapism terjadi jika darah di penis terjebak dan tidak mampu mengalir. Kondisi ini dapat terjadi pada semua kelompok umur termasuk bayi yang baru lahir. Jika tidak segera diobati maka bisa menyebabkan jaringan parut dan disfungsi ereksi permanen.
Beberapa jenis tinta merah untuk membuat tato permanen juga kadang mengandung merkuri dan sebagian lagi mengandung logam berat yang berbeda seperti kadmium atau oksida besi.
Logam-logam yang terdapat dalam tato yang digunakan pada kulit telah diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi, eksim, jaringan parut, dan juga dapat menyebabkan sensitivitas terhadap merkuri dari sumber lain seperti tambalan gigi atau dari mengkonsumsi ikan.
Warna lain dari tinta tato standar juga berasal dari logam berat (termasuk timah, antimon, berilium, kromium nikel, kobalt, dan arsen). Sama seperti logam berat pada tinta merah, tinta-tinta ini juga dapat menyebabkan reaksi kulit pada beberapa orang.
Tentu saja, paparan merkuri dan logam berat lainnya merupakan risiko akibat penggunaan tato. Tinta tato ditempatkan melalui jarum ke dalam lapisan dermis kulit, dimana tinta tersebut akan permanen (meskipun beberapa warna akan memudar dari waktu ke waktu).
Beberapa orang telah melaporkan sensitivitas yang bermunculan bahkan bertahun-tahun setelah melakukan tato. Saat diperiksa dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) misalnya, orang bisa terbakar atau tersengat tato karena logam berat dalam tintanya terpengaruh oleh medan magnet.
Selain risiko jangka panjang akibat logam berat, juga masih ada risiko lainnya oleh karena tato. Jika jarum untuk tato dan peralatan tidak disterilisasi dalam autoklaf setelah digunakan, memungkinkan para pengguna jarum tato dapat tertular hepatitis B atau C, TBC, mycobacterium, sifilis, malaria, HIV atau bahkan lepra.


@http://health.detik.com/