Inilah Beda Seks Pria Disunat Dengan Tak Disunat
Posted by Muhammad Irfan on Thursday, November 08, 2012 with No comments
Pada mulanya, sunat dilakukan sebagai bagian dari tradisi. Namun
lama-kelamaan, sunat juga dilakukan untuk kebersihan dan kesehatan
penis. Meskipun begitu, masih banyak pria yang karena beberapa alasan
tertentu belum menjalani sunat di masa dewasanya. Kondisi disunat atau
tidak disunat ini ternyata dapat memengaruhi kehidupan seks pria, dan
tentu saja pasangannya.
Menurut Dr Patti Britton, PhD, direktur Sexuality Certificate Track
di Chicago School of Professional Psychology/Westwood, sunat memberikan
keuntungan khusus bagi Anda maupun pasangan Anda. Pertama, si dia tak
perlu repot lagi membersihkan kulit penutup bagian kepala penisnya
(preputium, atau lebih dikenal dengan sebutan kulup). Kepraktisan ini
tak dimiliki oleh pria yang tidak disunat, karena ia butuh upaya ekstra
untuk menarik kulit tersebut dan membersihkan bagian yang tertutup
sebelumnya.
Membersihkan area kepala penis (yang tertutup kulup) memang
diperlukan untuk menghindari aroma tak sedap atau pengaruh yang lebih
serius dari penumpukan bahan yang dikeluarkan oleh kelenjar (smegma).
Dengan sendirinya, lebih sedikit bakteri atau kuman yang bisa berpindah
ke tubuh Anda dan memengaruhi kesehatan Anda.
Kedua, sebagian perempuan memilih pria yang sudah disunat karena
penetrasi yang terjadi akan mengurangi gesekan yang kurang nyaman di
dalam vagina. Begitu terjadi penetrasi, kepala penis yang sudah disunat
lebih mudah masuk dan keluar untuk menciptakan rasa nyaman untuk Anda
maupun pasangan Anda.
Sedangkan bila Anda memiliki pasangan yang belum disunat, seks yang
lebih aman harus lebih diperhatikan. Pria dengan penis yang masih
tertutup kulup kadang-kadang mengalami kesulitan menemukan kondom yang
pas, atau memastikan kondom tetap terpasang selama penetrasi terjadi.
Hal tersebut bisa menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi perempuan,
dan dengan sendirinya mengacaukan aktivitas seks tersebut.
Penis yang belum disunat juga memiliki aroma atau rasa yang berbeda.
Aroma di area genital memang normal, tetapi jika terlalu kuat,
kemungkinan besar penis pasangan kurang terjaga kebersihannya.
Higienitas yang kurang juga bisa menyebabkan infeksi di bawah kulup,
yang gejalanya bisa berupa iritasi, kemerahan, aroma tak sedap, dan
gejala tak normal lainnya.
Meskipun begitu, bila selalu dijaga kebersihannya, penis yang belum
disunat juga memberikan sensasi tersendiri. Lapisan tipis dari preputium
tersebut sangat sensitif. Ketika mengalami ereksi, kulit tertarik
sendiri ke porosnya, menampakkan kepala penis sehingga terlihat sama
dengan penis yang sudah disunat. Selama intercourse, seks oral, dan
masturbasi, kulit yang tertarik tersebut bisa bertindak sebagai pelumas.
Ketika penis mendorong masuk, ia akan menciptakan gesekan ekstra yang
bisa saja menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi perempuan yang
menyukainya.
Pada akhirnya, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk saat
berhubungan seks dengan pria yang disunat atau tak disunat. Semuanya
kembali pada selera masing-masing perempuan. Perempuan yang memiliki
pasangan yang tak disunat pun bisa menikmatinya.
@http://allaboutmens.wordpress.com
Categories: DUNIA LELAKI
0 comments:
Post a Comment