Permintaan Sperma Asal AS Makin Meningkat di Seluruh Dunia
Posted by Muhammad Irfan on Thursday, June 07, 2012 with No comments
Permintaan sperma asal Amerika Serikat di seluruh dunia terus
meningkat sebanyak 40 persen dalam 5 tahun terakhir. Negara yang paling
banyak meminta pasokan adalah Inggris, Kanada, Perancis, Israel,
Australia, Chili, Spanyol dan Swedia. Permintaan ini diperkirakan terus
meningkat selama beberapa tahun mendatang.
“Dalam 3 tahun terakhir, kami telah mengirim sperma ke sekitar 60 negara dengan total penjualan sebanyak US$ 23 juta atau sekitar Rp 209 miliar tahun lalu,” kata Scott Brown, juru bicara California Cyrobank, bank sperma terbesar di dunia seperti dilansir The Daily.
“Dalam 3 tahun terakhir, kami telah mengirim sperma ke sekitar 60 negara dengan total penjualan sebanyak US$ 23 juta atau sekitar Rp 209 miliar tahun lalu,” kata Scott Brown, juru bicara California Cyrobank, bank sperma terbesar di dunia seperti dilansir The Daily.
Tingginya permintaan ini didorong oleh perubahan sosial. Wanita
lajang dan pasangan lesbian mulai diakui dan berupaya memiliki anak
untuk membangun keluarga.
Industri kesuburan AS secara keseluruhan telah naik dari US$ 979 juta
atau sekitar Rp 9,235 triliun pada tahun 1988 dan diperkirakan akan
mencapai US$ 4,3 atau sekitar Rp 40,5 triliun pada tahun 2013.
Berapa persisnya jumlah orang Amerika yang menyumbangkan sperma
setiap tahunnya belum diketahui dengan jelas. Beberapa laporan menemukan
bahwa jumlah donor tanpa nama yang menjalani inseminasi buatan sebanyak
30.000 per tahun. Namun survei yang tidak dipublikasikan oleh American Association of Tissue Bank menemukan angka sebanyak 5.000.
Berbeda dengan AS, donor sperma di Kanada, Australia dan sebagian
besar Eropa Barat tidak memperbolehkan pria mendonorkan sperma tanpa
menyebutkan namanya. Akibatnya, stok sperma lokal seringkali kehabisan
dan harus menunggu untuk waktu yang lama.
Di Australia, 90 persen dari sperma yang digunakan dalam perawatan
bayi tabung berasal dari impor. Membayar sejumlah uang kepada pendonor
sperma merupakan tindakan melanggar hukum di negara ini. Sebaliknya,
pendonor sperma di AS mendapat kompensasi sampai US$ 500 atau sekitar Rp
4,7 juta tiap kali mendonor, tergantung pada tingkat pendidikan dan
sejarah keluarganya.
Israel merupakan pusat penyedia layanan inseminasi buatan di Timur
Tengah, sedangkan untuk daerah Amerika Selatan tempatnya ada di Chile.
Di Inggris, Perancis, Swedia dan Australia, ada batasan seberapa banyak
seorang wanita boleh diinseminasi dari donor sperma yang sama. Hal ini
diduga menyebabkan pasokan sperma di negara-negara ini mengering.
“Kami tidak memiliki catatan berapa banyak anak yang lahir dari
setiap donor tertentu. Kami juga tidak tahu apakah orang yang sama
menyumbang ke beberapa bank. Negara-negara lain memilih kami karena
memiliki pasokan yang banyak dan karena membayar donor dengan baik,”
kata Naomi Cahn, profesor hukum dari George Washington University dan
penulis buku ‘Test Tube Families: Why the Fertility Markets Need Legal
Regulation’
@http://allaboutmens.wordpress.com/
0 comments:
Post a Comment