Alasan Apotek Jual Kondom ke Remaja
Posted by Muhammad Irfan on Monday, June 25, 2012 with No comments
Setiap ada remaja datang ke apotek untuk beli kondom, petugas selalu
menghadapi situasi dilematis. Ada yang sengaja mempersulit biar tidak
disalahgunakan untuk seks bebas, namun tak sedikit yang tetap melayaninya
dengan alasan kemanusiaan.
"Sekarang gini ya, kalau remaja itu tetap nekat (berhubungan seks) dan mereka tidak punya kondom, risikonya kan lebih besar. Kalau hamil, lalu aborsi kan malah bahaya," kata Tinus, apoteker di Bantul, Yogyakarta yang memilih tetap melayani remaja yang beli kondom, saat dihubungi detikHealth, Jumat (21/6/2012).
Tinus tidak mau berprasangka buruk pada siapapun yang datang untuk membeli alat kontrasepsi. Meski bisa saja kondom yang dibeli itu disalahgunakan untuk seks bebas, Tinus akan lebih merasa bersalah kalau para remaja terjerumus dalam perilaku seks tidak aman gara-gara kesulitan mengakses kondom.
Jika ada apotek lain yang tidak mau melayani penjualan kondom untuk remaja, Tinus tidak mau komentar dan menyerahkan pengambilan keputusan ke nurani masing-masing. Yang jelas menurutnya, apapun sikap yang akan diambil oleh apotek, remaja yang datang mau beli kondom tidak boleh dikerjai dengan diolok-olok atau ditanyai hal-hal yang tidak berhubungan, dengan alasan kemanusiaan.
Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh John, seorang apoteker di Bengkayang Kalimantan Barat. Terus terang ia merasa prihatin kalau ada remaja datang beli kondom, namun ia merasa tidak boleh menolak karena tanpa kondom para remaja akan berhadapan dengan risiko yang lebih besar misalnya kehamilan yang tidak diinginkan.
"Kalau ditanya untuk apa, biasanya mereka bilang cuma untuk main-main, untuk lucu-lucuan. Saya sih tidak percaya, tapi ya mau bagaimana lagi daripada tidak aman," kata John.
Namun di tempat kerjanya yang lama, John pernah berselisih dengan atasaannya soal penjualan kondom pada remaja. Apoteker penanggung jawab apotek tempat ia bekerja cenderung mempersulit remaja yang membeli kondom jika dicurigai kondom tersebut akan disalahgunakan.
Menurut atasannya tersebut, mempermudah akses kondom untuk remaja hanya akan merugikan remaja putri. Alasannya memang agak bias gender, sebab dalam pandangannya remaja putra lebih dominan dalam memulai perilaku seks di luar nikah sehingga ketersediaan kondom bisa membuat remaja putra lebih nekat untuk memaksa pasangannya.
"Sekarang gini ya, kalau remaja itu tetap nekat (berhubungan seks) dan mereka tidak punya kondom, risikonya kan lebih besar. Kalau hamil, lalu aborsi kan malah bahaya," kata Tinus, apoteker di Bantul, Yogyakarta yang memilih tetap melayani remaja yang beli kondom, saat dihubungi detikHealth, Jumat (21/6/2012).
Tinus tidak mau berprasangka buruk pada siapapun yang datang untuk membeli alat kontrasepsi. Meski bisa saja kondom yang dibeli itu disalahgunakan untuk seks bebas, Tinus akan lebih merasa bersalah kalau para remaja terjerumus dalam perilaku seks tidak aman gara-gara kesulitan mengakses kondom.
Jika ada apotek lain yang tidak mau melayani penjualan kondom untuk remaja, Tinus tidak mau komentar dan menyerahkan pengambilan keputusan ke nurani masing-masing. Yang jelas menurutnya, apapun sikap yang akan diambil oleh apotek, remaja yang datang mau beli kondom tidak boleh dikerjai dengan diolok-olok atau ditanyai hal-hal yang tidak berhubungan, dengan alasan kemanusiaan.
Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh John, seorang apoteker di Bengkayang Kalimantan Barat. Terus terang ia merasa prihatin kalau ada remaja datang beli kondom, namun ia merasa tidak boleh menolak karena tanpa kondom para remaja akan berhadapan dengan risiko yang lebih besar misalnya kehamilan yang tidak diinginkan.
"Kalau ditanya untuk apa, biasanya mereka bilang cuma untuk main-main, untuk lucu-lucuan. Saya sih tidak percaya, tapi ya mau bagaimana lagi daripada tidak aman," kata John.
Namun di tempat kerjanya yang lama, John pernah berselisih dengan atasaannya soal penjualan kondom pada remaja. Apoteker penanggung jawab apotek tempat ia bekerja cenderung mempersulit remaja yang membeli kondom jika dicurigai kondom tersebut akan disalahgunakan.
Menurut atasannya tersebut, mempermudah akses kondom untuk remaja hanya akan merugikan remaja putri. Alasannya memang agak bias gender, sebab dalam pandangannya remaja putra lebih dominan dalam memulai perilaku seks di luar nikah sehingga ketersediaan kondom bisa membuat remaja putra lebih nekat untuk memaksa pasangannya.
@http://health.detik.com/
0 comments:
Post a Comment