Ingin Jadi Ayah? Pertimbangkan Usia
Posted by Muhammad Irfan on Saturday, June 16, 2012 with No comments
Dibandingkan
dengan wanita yang kurva kesuburannya mulai menurun di usia 35-an, penurunan
tingkat kesuburan pria memang lebih lambat. Tetapi meski sel sperma terus
dihasilkan, pertambahan usia akan membuat kualitasnya terus menurun.
Menurut
Dr.Philip Werthman, direktur Center for Male Reproductive Medicine di Los
Angeles, organ reproduksi pria memang akan terus menghasilkan sperma seumur
hidup mereka. "Sementara itu wanita punya periode reproduksi yang akan
berhenti di masa menopause," katanya.
Akan
tetapi para pria seharusnya juga mempertimbangkan faktor usia jika ingin
menjadi ayah karena makin tua kualitas sperma mereka semakin buruk.
"Bahkan meski sel spermanya sehat namun kondisi kesehatan pria lanjut usia
bisa memengaruhi kemampuan mereka untuk memiliki anak," jelas Werthman.
Kualitas
sperma sendiri memiliki peran penting dalam kondisi kesehatan calon bayi.
Penelitian belakangan ini terus melihat kaitan antara faktor usia ayah dengan
kondisi genetik bayi. Kendati kaitannya masih samar namun ada tren kelainan
bawaan pada bayi yang lahir dari ayah berusia tua.
Dalam
satu dekade terakhir beberapa penelitian menunjukkan ayah yang berusia tua
beresiko besar memiliki anak yang mengalami kelainan kromosom. Penelitian di
tahun 2006 juga menunjukkan bayi yang lahir dari ayah berusia di atas 40 tahun
beresiko besar menderita autisme.
Walaupun
saat ini kaitan antara usia dan kondisi bayi hanya dibuktikan lewat data
statistik namun para pria sebaiknya juga waspada. "Pria juga memberikan
bibit gen pada anaknya," kata Dr.Rebecca Sokol, presiden Society for Male
Reproduction and Urology.
Selain
faktor mutasi genetik yang terjadi pada sel sperma pria berusia lanjut, di sisi
lain pria yang berusia di atas 50 tahun juga beresiko tinggi menderita
pembesaran prostat sehingga kemampuannya untuk memiliki anak bisa terganggu.
"Terapi
untuk pembesaran prostat biasanya akan mengurangi kemampuan ejakulasi pria.
Selain itu kegemukan juga akan meningkatkan hormon estrogen dalam darah
sehingga sel spermanya berkurang," kata Sokol.
@http://nasional.kompas.com/
0 comments:
Post a Comment