Nonton TV Lebih dari 20 Jam Per Pekan Bisa Bikin Sperma Berkurang
Posted by Muhammad Irfan on Tuesday, February 05, 2013 with No comments
Para pria, apa yang Anda lakukan di waktu luang? Jika Anda banyak
menghabiskan waktu untuk menonton televisi, sebaiknya Anda mulai
mengurangi kebiasaan ini. Sebab sebuah studi menyebut sperma pria
berkurang jika menonton televisi lebih dari 20 jam setiap pekannya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh para peneliti AS, 189 pria muda berusia 18-22 tahun diminta terlibat. Mereka mendapat pertanyaan tentang olahraga dan diet yang dilakukan, serta kebiasaan menonton televisi. Mereka juga diminta untuk menyediakan sampel spermanya.
Dari penelitian diketahui, para pria yang menonton televisi selama 20 jam atau lebih setiap pekannya memiliki jumlah sperma 44 persen lebih rendah ketimbang pria yang lebih sedikit waktunya di depan televisi atau yang sama sekali tidak menonton TV. Diketahui pula pria yang berolahraga 15 jam atau lebih setiap pekannya, dengan tingkat olahraga sedang hingga berat, rata-rata memiliki sperma 73 persen lebih tinggi ketimbang pria yang berolahraga kurang dari 5 jam setiap pekannya.
Penelitian ini dipublikasikan secara online di British Journal of Sports Medicine, demikian dikutip dari AFP, Selasa (5/2/2013).
Kabar buruk di 'dunia sperma' adalah kualitas semen yang tampaknya telah menurun selama beberapa dekade. Hal itu merupakan hasil studi yang dilakukan di beberapa negara.
Belum diketahui pasti mengapa kualitas semen menurun. Namun para ilmuwan menduga gaya hidup sedentari alias kurang aktif membuat kualitas semen menurun. Sebab olahraga mampu merangsang produksi hormon, seperti testosteron yang diperlukan guna mendapat cairan mani dan sel sperma sehat. Selain itu stres pada pria juga dapat memotong jumlah sperma secara drastis karena menghambat produksi testosteron.
Department of Preventative Medicine and Public Health, University of Murcia, Spanyol juga melakukan penelitian tentang sperma. Hasil yang didapat adalah terjadi penurunan konsentrasi spermatozoid rata-rata dua persen per tahunnya. Konsentrasi spermatozoid yang kurang dari 40 juta/ml diketahui dapat menurunkan kesuburan dan kesulitan membuahi sel telur.
Alberto Torres Cantero, peneliti utama dalam studi tersebut percaya bahwa kecenderungan tersebut terkait dengan diet yang semakin tidak sehat ditambah tingkat stres yang tinggi. Apalagi pria masa kini lebih sering terpapar radiasi elektromagnetik, gemar mengenakan pakaian ketat, serta terpapar bahan kimia yang dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma.
Agar mendapatkan sperma yang sehat, maka para pria perlu melakukan perbaikan gizi dan melakukan gaya hidup yang selalu aktif.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh para peneliti AS, 189 pria muda berusia 18-22 tahun diminta terlibat. Mereka mendapat pertanyaan tentang olahraga dan diet yang dilakukan, serta kebiasaan menonton televisi. Mereka juga diminta untuk menyediakan sampel spermanya.
Dari penelitian diketahui, para pria yang menonton televisi selama 20 jam atau lebih setiap pekannya memiliki jumlah sperma 44 persen lebih rendah ketimbang pria yang lebih sedikit waktunya di depan televisi atau yang sama sekali tidak menonton TV. Diketahui pula pria yang berolahraga 15 jam atau lebih setiap pekannya, dengan tingkat olahraga sedang hingga berat, rata-rata memiliki sperma 73 persen lebih tinggi ketimbang pria yang berolahraga kurang dari 5 jam setiap pekannya.
Penelitian ini dipublikasikan secara online di British Journal of Sports Medicine, demikian dikutip dari AFP, Selasa (5/2/2013).
Kabar buruk di 'dunia sperma' adalah kualitas semen yang tampaknya telah menurun selama beberapa dekade. Hal itu merupakan hasil studi yang dilakukan di beberapa negara.
Belum diketahui pasti mengapa kualitas semen menurun. Namun para ilmuwan menduga gaya hidup sedentari alias kurang aktif membuat kualitas semen menurun. Sebab olahraga mampu merangsang produksi hormon, seperti testosteron yang diperlukan guna mendapat cairan mani dan sel sperma sehat. Selain itu stres pada pria juga dapat memotong jumlah sperma secara drastis karena menghambat produksi testosteron.
Department of Preventative Medicine and Public Health, University of Murcia, Spanyol juga melakukan penelitian tentang sperma. Hasil yang didapat adalah terjadi penurunan konsentrasi spermatozoid rata-rata dua persen per tahunnya. Konsentrasi spermatozoid yang kurang dari 40 juta/ml diketahui dapat menurunkan kesuburan dan kesulitan membuahi sel telur.
Alberto Torres Cantero, peneliti utama dalam studi tersebut percaya bahwa kecenderungan tersebut terkait dengan diet yang semakin tidak sehat ditambah tingkat stres yang tinggi. Apalagi pria masa kini lebih sering terpapar radiasi elektromagnetik, gemar mengenakan pakaian ketat, serta terpapar bahan kimia yang dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma.
Agar mendapatkan sperma yang sehat, maka para pria perlu melakukan perbaikan gizi dan melakukan gaya hidup yang selalu aktif.
@http://health.detik.com/
Categories: DUNIA LELAKI
0 comments:
Post a Comment