Bila Remaja Pria Terlambat Puber
Posted by Muhammad Irfan on Tuesday, February 05, 2013 with No comments
Penurunan kadar hormon laki-laki atau testosteron yang dikenal dengan
hipogonadisme, tidak hanya bisa terjadi pada pria dewasa. Risiko ini
juga dapat dijumpai sejak masa pertumbuhan di dalam kandungan, masa
kanak-kanak, dan pre pubertas.
Jika terjadi pada masa pertumbuhan dalam kandungan, maka akan mengganggu perkembangan pembentukan organ seks. Sedangkan jika terjadi pada masa pre pubertas, maka akan mengganggu perkembangan tanda-tanda seksual sekunder.
Jika terjadi pada masa pertumbuhan dalam kandungan, maka akan mengganggu perkembangan pembentukan organ seks. Sedangkan jika terjadi pada masa pre pubertas, maka akan mengganggu perkembangan tanda-tanda seksual sekunder.
Maka, perlu diwaspadai bila anak laki-laki Anda sudah berumur 15-17
tahun tapi secara fisik belum terlihat “tumbuh” dengan baik. Misal,
belum ada kumis atau rambut halus, penis yang tidak berkembang, suara
kecil, atau tidak adanya jerawat pada wajah.
Orangtua sangat berperan melakukan deteksi dini hipogonadisme pada
anak. Di antaranya dengan mewaspadai adanya kelainan yang mungkin
terjadi selama masa tumbuh kembang mereka.
Pengobatan pada anak-anak bisa dilakukan dengan terapi penggantian
testosteron yang mampu merangsang pubertas dan perkembangan
karakteristik seks sekunder.
Untuk pria dewasa, penurunan fungsi testis tidak bisa dianggap remeh.
“Hipogonadisme bisa mengubah karakteristik fisik dan merusak fungsi
reproduksi normal. Selain itu, akan terjadi kemunduran tanda-tanda
seksual, seperti rambut yang menipis, otot otot menjadi lemah, loyo,
bahkan tulang keropos,” ungkap Ketua Pengurus Besar Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD.
Penyebab hipogonadisme diantaranya karena penyakit penyakit kronis tertentu seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes tipe 2.
Pradana menambahkan, sekitar 40 persen pasien obesitas bukan
diabetes, mempunyai kadar testosteron di bawah normal. Sedangkan pada
pasien obesitas diabetes, sebanyak 50 persen akan mengalami penurunan
kadar testosteron.
@http://m.news.viva.co.id/
Categories: DUNIA LELAKI
0 comments:
Post a Comment