Bali lebih dulu kenalkan redenominasi rupiah
Posted by Muhammad Irfan on Thursday, February 07, 2013 with No comments
Kick off sosialisasi rencana penerapan kebijakan
penyederhanaan mata uang atau redenominasi rupiah yang dilakukan
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, seolah menandakan keseriusan
pemerintah dan bank sentral akan kebijakan ini.
Sosialisasi menjadi bagian yang paling penting dalam proses kebijakan
redenominasi. Sebab, harus diakui banyak masyarakat Indonesia yang
belum memahami konsep dalam redenominasi. Ada yang menganggap dan
menyamakan redenominasi dengan sanering (pemotongan nilai mata uang).
Beberapa pihak menganggap wajar jika masyarakat kebingungan soal
wacana ini. Tidak hanya masyarakat awam, para bankir pun akhirnya
dimaklumi jika masih diliputi kebingungan soal redenominasi.
Tapi ternyata, masyarakat di Bali sudah lebih dulu mengenal
redenominasi atau penyederhanaan mata uang. "Kalau di Bali, sudah lama
menghilangkan tiga nol dan mengganti dengan huruf K," ungkap pengamat
mata uang Farial Anwar kepada merdeka.com, Sabtu (26/1).
Sebagian dari Anda mungkin pernah melihat daftar produk atau barang
yang di akhir nominal menggunakan huruf K. Farial mengatakan, penggunaan
huruf K diadopsi dari budaya asing yang terbiasa menyederhanakan untuk
satuan ribuan. "Itu caranya orang barat sederhanakan. Lihat saja
data-data ekonomi, laporan keuangan. Itu maksudnya ribuan," kata Farial.
Dia sendiri memiliki pengalaman dengan penggunaan huruf K untuk
menyederhanakan harga. Pada mulanya, dia tidak mengerti maksud
penggunaannya. Namun setelah diberikan penjelasan bahwa huruf tersebut
adalah pengganti satuan ribuan, dia baru memahami.
"Tapi itu budaya barat dan tidak cocok untuk kita. Kalau kita pakai
huruf K juga, lalu ini ada redenominasi, masyarakat akan tambah
bingung," jelasnya.
@http://www.merdeka.com
Categories: EKONOMI
0 comments:
Post a Comment