Ilmuwan Israel koreksi naskah Perjanjian Lama
Posted by Muhammad Irfan on Thursday, February 07, 2013 with No comments
Pakar Yudaisme asal Israel Profesor Menachem Cohen baru saja selesai
memperbaiki naskah Kitab Injil Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani.
Upaya ini merupakan koreksi besar-besaran kitab suci itu selama 500
tahun terakhir.
Surat kabar Haaretz melaporkan, Selasa (7/8), Cohen mengkoreksi kesalahan tanda baca ataupun kesalahan penyalinan naskah Injil saat ini melalui perbandingan dengan ribuan naskah kuno. "Penganut Yudaisme percaya Injil tidak berubah dari pertama kali turun sampai sekarang, namun dari pengamatan saya ada 1.500 kesalahan gramatikal dan kontekstual dari teks Perjanjian Lama saat ini," kata Cohen.
Menurut ilmuwan 84 tahun dari Universitas Bar-Ilan, Ibu Kota Tel Aviv, Israel ini, Yudaisme tidak mengizinkan satu kesalahan tanda baca pun pada kitab suci, mulai dari Zabur hingga Perjanjian Lama. Dari hasil koreksi ini, Cohen menghasilkan 21 jilid buku berisi panduan naskah kitab suci paling asli. Berdasarkan pria ini, hasil penelitiannya cukup berbeda dari Injil milik umat Nasrani atau Samaritan.
Terakhir kali upaya serupa untuk meneliti ayat-ayat Tuhan dilakukan pada 1525, oleh Jacob Ben-Hayim. Dia menerbitkan panduan memeriksa keabsahan kitab suci berjudul 'Mikraot Gedolot'. Sejak pertama kali terbit, kitab karangan Ben-Hayim menjadi panduan setiap rohaniwan Yahudi untuk memeriksa apakah kitab suci mengalami perubahan.
Cohen mengaku tidak asal-asalan memperbaiki kitab suci Perjanjian Lama. Dia memakai sumber utama kitab Aleppo Codex, teks berusia seribu tahun yang bagi kalangan ahli Yudaisme merupakan teks Injil paling sahih. Selama ini kitab itu disimpan di Sinagog Aleppo, Suriah, sebelum akhirnya pada 1947 naskah itu berhasil dibawa ke Israel. Dari perbandingan telaten selama bertahun-tahun dia mengaku perbaikan versinya melengkapi kajian Ben-Hayim.
Kepala proyek Injil di Universitas Yerusalem , Rafael Zer, menilai karya Cohen masih memiliki kekurangan lantaran tidak terlalu menjelaskan bagaimana dia melakukan koreksi kitab suci. "Ke-21 jilid buku Cohen bagi saya separuh ilmiah karena mendadak langsung memberitahu kita 'ini versi yang sejati' tanpa menjelaskan bagaimana cara memilah keasliah ayat Tuhan," ujar Zer.
Surat kabar Haaretz melaporkan, Selasa (7/8), Cohen mengkoreksi kesalahan tanda baca ataupun kesalahan penyalinan naskah Injil saat ini melalui perbandingan dengan ribuan naskah kuno. "Penganut Yudaisme percaya Injil tidak berubah dari pertama kali turun sampai sekarang, namun dari pengamatan saya ada 1.500 kesalahan gramatikal dan kontekstual dari teks Perjanjian Lama saat ini," kata Cohen.
Menurut ilmuwan 84 tahun dari Universitas Bar-Ilan, Ibu Kota Tel Aviv, Israel ini, Yudaisme tidak mengizinkan satu kesalahan tanda baca pun pada kitab suci, mulai dari Zabur hingga Perjanjian Lama. Dari hasil koreksi ini, Cohen menghasilkan 21 jilid buku berisi panduan naskah kitab suci paling asli. Berdasarkan pria ini, hasil penelitiannya cukup berbeda dari Injil milik umat Nasrani atau Samaritan.
Terakhir kali upaya serupa untuk meneliti ayat-ayat Tuhan dilakukan pada 1525, oleh Jacob Ben-Hayim. Dia menerbitkan panduan memeriksa keabsahan kitab suci berjudul 'Mikraot Gedolot'. Sejak pertama kali terbit, kitab karangan Ben-Hayim menjadi panduan setiap rohaniwan Yahudi untuk memeriksa apakah kitab suci mengalami perubahan.
Cohen mengaku tidak asal-asalan memperbaiki kitab suci Perjanjian Lama. Dia memakai sumber utama kitab Aleppo Codex, teks berusia seribu tahun yang bagi kalangan ahli Yudaisme merupakan teks Injil paling sahih. Selama ini kitab itu disimpan di Sinagog Aleppo, Suriah, sebelum akhirnya pada 1947 naskah itu berhasil dibawa ke Israel. Dari perbandingan telaten selama bertahun-tahun dia mengaku perbaikan versinya melengkapi kajian Ben-Hayim.
Kepala proyek Injil di Universitas Yerusalem , Rafael Zer, menilai karya Cohen masih memiliki kekurangan lantaran tidak terlalu menjelaskan bagaimana dia melakukan koreksi kitab suci. "Ke-21 jilid buku Cohen bagi saya separuh ilmiah karena mendadak langsung memberitahu kita 'ini versi yang sejati' tanpa menjelaskan bagaimana cara memilah keasliah ayat Tuhan," ujar Zer.
@http://www.merdeka.com/
Categories: RELIGION
0 comments:
Post a Comment