Negara-negara yang Gratiskan Biaya Berobat Warganya

Posted by Muhammad Irfan on Monday, July 16, 2012 with No comments
Ongkos pengobatan yang makin mahal seolah menjadi peringatan bagi orang miskin untuk tidak boleh sakit. Namun di beberapa negara, siapa saja boleh sakit karena semua biaya perawatan dan pengobatan sudah ditanggung oleh pemerintah.

Menurut catatan International Labor Organization, pada tahun 2008 sudah ada sekitar 50 negara yang sudah mencapai universal health care coverage atau cakupan layanan layanan kesehatan yang menyeluruh maupun near-universal health care coverage. Contoh yang cukup terkenal adalah Inggris dengan National Health Service, serta Kanada dengan Canadian Public Health Care System.

Beberapa contoh negara lain yang telah menerapkan cakupan layanan kesehatan untuk seluruh warganya adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari CNN, Senin (16/7/2012).

1. Kuba
Sistem pelayanan kesehatan di Kuba sangat dihormati di seluruh dunia dan dijadikan percontohan bagi negara dunia ketiga atau negara berkembang. Salah satu unggulannya adalah program dokter keluarga, yang ada di setiap kota kecil dan memberikan layanan gratis bagi keluarga-keluarga yang ada di sana.

Saat ini Kuba sanggup mendistribusikan 1 dokter untuk tiap 200 warga, jauh lebih ideal dibandingkan Amerika Serikat yang hanya 1 dokter untuk 400 warga. Kematian bayi paling rendah di Amarika Latin, begitu juga usia harapan hidupnya yang paling tinggi di wilayah tersebut.

2. Brazil
Dalam sistem pelayanan kesehatan nasionalnya, Brazil menggratiskan perawatan kesehatan dasar sedangkan rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ditunjuk akan menyediakan pelayanan dokter spesialis. Sekitar 80 persen penduduk Brazil menggunakan fasilitas milik pemerintah, sementara 20 persen yang paling kaya menggunakan layanan milik swasta.

Sejak 1990, Brazil juga memberikan universal acess terhadap obat-obat HIV-AIDS.

Sejak sistem baru dalam pelayanan kesehatan ditetapkan tahun 1998, Brazil sudah berhasil menurunkan angka kelahiran bayi baru lahir. Menurut jurnal The Lancet, angka harapan hidup juga meningkat 10,6 tahun.

3. Thailand
Hukum di Thailand mengharuskan pemerintah mengasuransikan seluruh warganya, tidak peduli sanggup membayar atau tidak. Komitmen ini dipakai oleh WHO sebagai contoh bahwa negara dengan penghasilan perkapita rendah atau sedang juga bisa mengasuransikan seluruh warganya.

Sistem asuransinya diperkenalkan tahun 2002 dengan nama "Skema 30 Bath". Dalam skema ini, 14 juta jiwa yang sebelumnya tidak dijamin asuransi, kini tidak perlu lagi membayar ongkos berobat. Obat reset, biaya perawatan, kemoterapi, operasi dan layanan gawat darurat digratiskan.

Namun tantangan yang muncul kemudian adalah masa tunggu yang jadi makin lama karena jumlah pasien makin banyak. Selain itu, jumlah sarana kesehatan juga yang akan melayaninya masih terbatas.

4. Korea Selatan
Sejak tahun 1977, Korea Selatan mengharuskan pemerintah memberikan asuransi kesehatan pada buruh. Sistem ini kemudian diperluas tahun 1989 menjadi universal coverage.

Pemerintah menggabungkan lebih dari 300 asuransi individual menjadi satu sistem pendanaan nasional.

Program ini sukses menggerakkan sumber daya untuk pelayanan kesehatan dan secara cepat memperluas ketercakupan warga. Secara efektif program ini juga mampu menarik sumber daya milik pemerintah maupun swasta untuk membeli layanan kesehatan bagi seluruh populasi.

5. Maldova
Salah satu negara di Eropa Timur ini memulai asuransi wajib pada tahun 2004, dengan tujuan memberi layanan kesehatan dasar bagi seluruh warganya.

Warga Maldova yang punya pekerjaan menyumbang sebagian dari penghasilannya melalui potongan gaji, sedangkan yang tidak bekerja akan diasuransikan oleh pemerintah.

Perusahaan asuransi kesehatan nasional di negara ini menjadi pembeli tunggal atas berbagai layanan kesehatan, serta menjadi penyelenggara layanan gawat darurat, layanan kesehatan primer dan sekunder.

6. Kuwait
Menurut WHO, layanan kesehatan di Kuwait bisa disejajarkan dengan rata-rata negara di Eropa.

Negara ini mulai membangun sistem layanan kesehatan dengan kekayaan yang didapatnya dari minyak. Tahun 1950, pemerintah menerapkan layanan kesehatan yang gratis dan komprehensif. HAsilnya, tingkat kematian bayi baru lahir maupun pada populasi umum makin menurun.

Saat ini, Kuwait menghadapi masalah dengan makin banyaknya warga lanjut usia. Selain itu, berbagai komplikasi terkait epidemi diabetes, sakit jantung menempati permintaan tertinggi di pusat-pusat layanan kesehatan.

7. Chili
Warga Chili bebas memilih mau mendapat layanan kesehatan milik publik atau dari swasta. Layanan publik mencakup layanan medis, gigi dan kebidanan yang semuanya gratis sementara layanan kesehatan swasta cenderung menkhususkan diri pada layanan spesialistik.

Adanya kesenjangan antara publik dan swasta melahirkan reformasi di tahun 2000 untuk menuju kesetaraan di seluruh negeri.

Kini Chili berhasil menjamin akses universal untuk pelayanan berkualitas berbagai kondisi seperti kanker, HIV-AIDS, pneumonia, depresi dan perawatan gigi. Sistem ini juga sangat meningkatkan pelayanan untuk warga miskin.

8. China
Perombakan sistem pelayanan kesehatan dilakukan China tahun 2009, untuk menghadirkan layanan kesehatan dasar yang aman dan terjangkau oleh semua warga. Tantangan yang tidak mudah bagi negara berpenduduk 1,3 miliar seperti China, namun terbukti negara ini mampu menaikkan usia harapan hidup dan menurunkan angka kematian bayi baru lahir.

9. Rwanda
Sejak meluncurkan rancangan kesehatan nasional tahun 1999, Rwanda telah mengikutkan 91 persen penduduknya dalam asuransi kesehatan. Angka ini disebut-sebut lebih tinggi dari negara maju seperti Amerika Serikat.

Negara ini punya 3 skema asuransi kesehatan yakni untuk pegawai negeri, untuk militer dan satu lagi untuk sisanya. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan bahwa negara ini punya komitmen untuk menyalurkan 20 persen anggaran tahunan untuk kesehatan.

Sejak menerapkan sistem asuransi yang baru, Rwanda berhasil menurunkan angka kematian anak. Jumlah warga yang mendatangi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri juga meningkat.

 


@ http://health.detik.com