Bandar Udara Internasional Minangkabau

Posted by Muhammad Irfan on Thursday, July 26, 2012 with No comments

 

Bandar Udara Internasional Minangkabau (kode IATA: PDG, kode ICAO: WIPT) biasa disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional yang utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan-penerbangan dari dan ke kota Padang. Bandar udara ini berjarak sekitar 23 km dari pusat kota Padang yang letaknya bukan di Padang melainkan di Ketaping, kecamatan Batang Anai, kabupaten Padang Pariaman. Bandar udara seluas 4,27 km² ini memiliki landasan pacu sepanjang 2.750 meter dengan lebar 45 meter, dan terminal seluas 12.570 m² untuk penerbangan domestik dan internasional berkapasitas sekitar 1,7 juta penumpang setiap tahunnya.
Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2001, dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 Dinamakan sesuai dengan etnis yang mendiami provinsi Sumatera Barat, yaitu Minangkabau, bandar udara ini menjadi yang pertama dan satu-satunya di dunia yang memiliki nama suatu suku atau etnis. Pada tahun 2006, bandar udara ini ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai tempat embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, dan sebagian Jambi.
Sejak 1 Juli 2012, jam operasional bandar udara ini diperpanjang oleh PT Angkasa Pura II hingga pukul 24.00 WIB, yang sebelumnya hanya dibuka hingga pukul 21.00 WIB
Pembangunan
Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah 34 tahun lamanya digunakan. Pembangunan bandar udara ini mulai dilakukan pada tahun 2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar 97,6 miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Coorporation (JICB). Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan Adhi Karya dari Indonesia
Bandar udara ini adalah bandar udara kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta yang pembangunannya dilakukan dari awal. Masterplan atau rencana induk pembangunan bandar udara ini dilakukan dalam tiga tahap, tahap keduanya dimulai pada tahun 2010. Setelah semua tahap selesai pengerjaannya, panjang landasan bandar udara ini akan diperpanjang menjadi 3.600 meter, yang juga dilengkapi dengan landasan penghubung (taxiway) paralel di sepanjang landasan.
Akses
Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat diakses baik menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum seperti bus dan taksi yang beroperasi setiap hari dari kota Padang dan kota-kota lain di sekitarnya.
Selama tahun 2011, jumlah penumpang di bandar udara ini telah mencapai 1,3 juta, dua kali lipat lebih dari yang ditargetkan pada tahun 2010 yaitu 622.000 penumpang. Peningkatan jumlah penumpang tersebut membuat bandar udara ini harus secepatnya dikembangkan agar kenyamanan dan kepuasan pengguna jasa dapat terpenuhi. Sejalan dengan perkembangan bandara, pemerintah setempat juga telah membangun jalan layang di perempatan jalan masuk menuju bandara, kemudian disusul dengan pelebaran ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km yang merupakan bagian dari ruas jalan Padang—Bukittinggi.
Sementara itu, PT (Persero) Kereta Api juga telah menambah jalur kereta api baru sepanjang 4,5 km dari Kota Padang menuju bandar udara ini. Pengerjaannya mulai dikerjakan pada awal 2011. Proyek tersebut menjadikan Bandar Udara Internasional Minangkabau tercatat sebagai bandar udara pertama di Indonesia yang dapat diakses melalui jalur kereta api
Maskapai dan tujuan
Sejumlah penerbangan yang dilayani bandar udara ini sama seperti bandar udara sebelumnya, yaitu Bandar Udara Tabing. Untuk penerbangan domestik, antara lain dengan Jakarta, Medan, Batam, dan Pekanbaru. Sementara untuk penerbangan internasional antara lain dengan Kuala Lumpur dan Singapura.
Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Airbus A300 atau MD 11. Kelengkapan fasilitas yang jauh berbeda dengan Bandar Udara Tabing, terbukti menggairahkan aktivitas penerbangan di bandar udara ini. Hingga saat ini tercatat sebanyak sepuluh maskapai penerbangan nasional dan dua maskapai penerbangan asing yang telah beroperasi di bandar udara ini, antara lain adalah sebagai berikut
Fasilitas
Terdapat berbagai fasilitas pendukung yang dimiliki bandar udara ini. Selain area parkir yang luas, toko-toko yang menjual berbagai produk dalam negeri juga dapat ditemukan di sekitar bandar udara ini. Namun dari berbagai fasilitas, toilet yang tersedia menurut sebagian pengguna jasa dirasa kurang memuaskan.
Kecelakaan dan insiden
Hingga saat ini, baik kecelakaan maupun insiden sama sekali tidak terjadi di Bandar Udara Internasional Minangkabau.





@http://id.wikipedia.org