Protes merebak di Manila soal konflik Sabah
Posted by Muhammad Irfan on Wednesday, March 06, 2013 with No comments
Para pengunjuk rasa memadati lokasi dekat istana kepresidenan di Manila dan menuding Presiden Benigno Aquino III mengabaikan warga muslim Filipina diburu hingga tewas oleh tentara Malaysia.
Sekelompok warga negara itu, disebut berjumlah 200-an orang, ditembaki dengan serangan udara dan mortir dari darat Selasa (5/3) kemarin setelah beberapa insiden meletup menewaskan 27 orang akibat klaim atas wilayah Sabah di Malaysia.
Kepada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Muslim memerangi Muslim dan menumpahkan darah sesamanya, sangat bertentangan dengan agama Islam," teriak Sharif Juhur Hali, yang memimpin aksi protes di luar istana presiden di Manila.
"Mohon jangan gunakan kekerasan untuk mengatasi konflik Sabah dan ambil langkah yang benar untuk berembug dengan damai."
Selain warga muslim, kalangan pegiat disebut
pula terlibat aksi demo ini. Mereka juga berharap PBB akan turun
menengahi perseteruan, tulis kantor berita Associated Press.
Rumah ke rumah
Di lokasi bentrok Rabu (6/3) ini tentara
Malaysia memburu anggota klan asal Sulu, Filipina ke rumah-rumah dan
wilayah yang sempat diduduki para pendatang dalam konflik tiga pekan di
negara bagian Sabah.
Selasa (5/3) kemarin tentara Malaysia meluncurkan serangan terhadap kelompok pendatang tersebut dengan mengerahkan tentara darat dan udara melalui serbuan pesawat jet.
Namun seorang juru bicara untuk kelompok 200-an
warga Filipina di tempat itu yang mengklaim wilayah konflik merupakan
bagian dari Kesultanan Sulu, mengatakan berhasil menghindari serangan.
Konflik berdarah ini telah menewaskan 27 orang
dan dua negara sudah mendapat tekanan agar segera menyelesaikan krisis
dengan cara damai.
Warga Filipina yang berkonflik ini mendarat di
desa pantai di Distrik Lahad Datu Sabah bulan lalu, mengaku wilayah itu
merupakan bagian dari kesultanan mereka di Sulu, Filipina Selatan.
Para pendatang mengaku sebagai anggota Angkatan
Bersenjata Kesultanan Sulu dan merupakan keturunan dari penguasa Sulu di
wilayah selatan Filipina yang menguasai sebagian wilayah Pulau
Kalimantan selama berabad-abad dan kini menuntut pemerintah Malaysia
agar membayar biaya sewa untuk tanah mereka.
Sejak meletusnya kekerasan antar dua pihak, di
dua lokasi dalam tiga insiden, delapan anggota tentara Diraja Malaysia
tewas sementara dari kubu pendatang 19 tewas.
Pejabat Malaysia mengatakan Selasa malam dalam operasi serbuan hari itu mereka tidak menemukan satu pun anggota klan.
"Tindak lanjutan dan pencarian dari rumah ke rumah" dilangsungkan Rabu (6/3) kata kantor berita Malaysia, Bernama.
@http://www.bbc.co.uk/indonesia/
Categories: INTERNASIONAL
0 comments:
Post a Comment