BERHADAPAN MUKA DENGAN FAKTA / برهادڤن موك دڠن فكتا

Posted by Muhammad Irfan on Saturday, March 29, 2014 with No comments



Apakah kita takut terhadap sebuah fakta, ataukah terhadap gagasan tentang fakta itu? Apakah kita takut terhadap hal itu seperti apa adanya, atau apakah kita takut terhadap apa yang kita pikirkan tentang hal itu?

Ambillah kematian misalnya. Apakah kita takut akan fakta kematian, ataukah terhadap gagasan tentang kematian?

Fakta berbeda dengan gagasan tentang fakta. Apakah saya takut akan kata 'kematian', ataukah terhadap fakta itu sendiri?

Oleh karena saya takut terhadap kata itu, terhadap gagasan itu, maka saya tidak pernah memahami faktanya. Saya tidak pernah memandang faktanya, saya tidak pernah berhubungan langsung dengan faktanya.

Hanya ketika saya menyatu sepenuhnya dengan faktanya, tidak ada ketakutan. Jika saya tidak menyatu dengan faktanya, maka terdapat ketakutan; dan tidak ada penyatuan dengan faktanya selama saya memiliki sebuah gagasan, opini, teori tentang fakta itu.

Jadi saya harus jelas benar, apakah saya takut terhadap kata, gagasan, ataukah terhadap fakta.

Jika saya berhadapan muka dengan fakta, tidak ada apa pun yang perlu dipahami tentang itu: fakta itu ada di situ, dan saya dapat menggarapnya.

Jika saya takut terhadap kata, maka saya harus memahami kata itu, menyelami seluruh proses apa yang dimaksud oleh kata, istilah itu.

Yang menciptakan ketakutan adalah opini saya, gagasan saya, pengalaman saya, pengetahuan saya tentang fakta itu.

Selama ada verbalisasi dari fakta itu, memberikan nama dan dengan pengidentifikasian [dengan si aku] atau pengutukan terhadapnya, selama pikiran menghakimi fakta itu sebagai si pengamat, selalu ada ketakutan.

Pikiran adalah produk masa lampau; ia hanya bisa ada melalui verbalisasi, melalui simbol-simbol, melalui citra-citra. Selama ada pandangan atau penerjemahan dari fakta, selalu ada ketakutan.

 

J Krishnamurti
Buku Kehidupan: Ketakutan
Categories: