Pria yang Narsis Lebih Gampang Stres
Posted by Muhammad Irfan on Monday, August 06, 2012 with No comments
Seorang
pria yang terlalu mencintai diri sendiri atau yang dikenal dengan istilah
narsis dapat juga membahayakan kesehatan. Penelitian baru menemukan, bahwa
narsisisme, terutama pada pria berkaitan dengan stres yang tidak sehat pada
tubuh.
Narsisme
ditandai dengan perasaan meningkatnya harga diri, berkurangnya empati, dan
selalu berusah mengedepankan hak-haknya.
Penelitian
mengenai hal ini diterbitkan pada tanggal 23 Januari 2012 dalam jurnal PLoS ONE, berdasarkan
analisa terhadap 106 mahasiswa di Amerika. Para relawan tersebut terdiri dari
79 wanita dan 27 pria dengan rata-rata usia 20 tahun.
Relawan
diberi kuesioner yang disebut Narcissistic Personality Inventory, yang menilai
lima komponen yang berbeda dari narsisme. Narsisme terbagi menjadi 2 yaitu
narsisme yang tidak sehat (eksploitasi dan hak) dan narsisme yang sehat
(kepemimpinan/otoritas, superioritas/arogansi, dan kekaguman diri).
Para
peneliti juga mengukur tingkat kortisol peserta, yaitu hormon pada tubuh yang
bertanggung jawab untuk merespon stres. Tingkat kortisol tinggi umumnya
berkorelasi dengan stres psikologis yang tinggi.
Berdasarkan
data tersebut, para peneliti menemukan bahwa pria yang memiliki 2 komponen
narsisme yang tidak sehat cenderung memiliki tingkat kortisol yang tinggi.
Komponen narsisme yang tidak sehat pada pria dua kali lebih mungkin untuk
memprediksi kortisol tinggi daripada pada wanita. Dari penelitian juga
diketahui bahwa tidak ada hubungan antara 3 komponen narsisme yang sehat dengan
tingkat kortisol baik pada pria maupun wanita.
Mengapa
pria yang narsis lebih stres?
“Meskipun narsisme memiliki persepsi diri yang lebih, orang yang narsis juga memiliki pandangan yang rapuh terhadap diri sendiri, dan merasa perlu melakukan tindakan defensif jika superioritasnya terancam,” kata penulis penelitian David Reinhard, seorang mahasiswa pascasarjana di departemen psikologi University of Virginia di Charlottesville seperti dikutip Rabu.
“Meskipun narsisme memiliki persepsi diri yang lebih, orang yang narsis juga memiliki pandangan yang rapuh terhadap diri sendiri, dan merasa perlu melakukan tindakan defensif jika superioritasnya terancam,” kata penulis penelitian David Reinhard, seorang mahasiswa pascasarjana di departemen psikologi University of Virginia di Charlottesville seperti dikutip Rabu.
“Orang
dengan narsisme akan lebih perfeksionis dengan tingkat stres yang tinggi dan
dapat diketahui dengan pengukuran tingkat kortisol,” kata Dr. Mark Russ,
direktur layanan kejiwaan di Rumah Sakit Zucker Hillside di Glen Oaks, New York
yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Mengapa
narsisme mempengaruhi pria dan bukan wanita? Peniliti berspekulasi bahwa
definisi sosial dari maskulinitas (dengan ciri-ciri seperti arogansi atau
dominasi) mungkin berperan. Meskipun memiliki tingkat stres yang berbeda,
tetapi berdasarkan penelitian baik pria maupun wanita sama-sama narsis.
@http://health.detik.com
0 comments:
Post a Comment