Konsep Sederhana Tentang Hidup

Posted by Muhammad Irfan on Sunday, October 30, 2011 with No comments
Ada yang memaknai hidup dari perspektif teologi, biologi, ataupun psikologi. Dan kadang memilih paradigma realis ataupun idealis sebagai rel kehidupan masing-masing, yang anehnya lagi banyak yang bertengkar dalam pemaknaan hidup, tapi tak kunjung menemukan interpretasi yang berakar.
Banyak di antara kita terjebak dengan permainan analogi dan terminologi untuk memaknai hidup, dan itu tidak lepas dari pola pendidikan skolastik yang sifatnya teoritis, dan dogmatis. Apakah kita semua tidak menemukan konsep sederhana tentang hidup?keep it simple stupid (kiss)!!
Ayo kita buat hidup ini lebih menarik !! sebentar saja…..
Hidup itu sederhana, bahkan sesederhana mengedipkan mata. Kehidupan hanya mengukur keberlangsungan hidup, seperti makan, minum, bekerja, dan istirahat dan begitulah seterusnya hingga mekanisme hidup berhenti hingga kita meninggalkan dunia. Tapi hidup menjadi lebih rumit ketika kita ditantang untuk berlomba dengan makhluk hidup lainnya, dan di sini muncullah istilah interest(kepentingan) .
Kepentingan adalah sumber masalah utama yang sekarang tidak henti-hentinya dijadikan parameter kehidupan. Kepentingan telah menjadi benih egocentris bagi pelaku kehidupan yang akhirnya menghancurkan makna hidup yang sangat sederhana ini.
Anda hidup, karena ada orang lain yang hidup. Kita hidup karena di sisi ini ada kehidupan. Dibatasinya kehidupan dengan usia, juga bagian dari alasan kehidupan. Apapun masalah tentang hidup hanyalah retorika yang tidak harus dibuat sulit. Mayoritas manusia diperangkap dengan ego, harga diri, dan nafsu lalu mereka lupa bahwa hidup ini sederhana yaitu bertahan dan mempertahankan kebersamaan sesama makhluk hidup.
Kalau anda bertanya apa alasan kita untuk bertahan dan mempertahankan kebersamaan sesama makhluk hidup. Alasannya hanya satu, apalagi kalau bukan cinta. Penggunaan kata cinta dalam kehidupan membuat hidup ini tanpa masalah dan beban, karena cinta memiliki substansi “Anda menginginkan, namun anda juga akan memberikan” dan semua itu bisa diterapkan dalam aspek apapun. Sederhanakan? Maka kenapa harus membenci kehidupan?

@http://www.depabina.com