Orang Minang Malaysia

Posted by Muhammad Irfan on Friday, August 19, 2011 with No comments
sumber : http://amperasalim.wordpress.com/2009/03/27/orang-minang-malaysia/

Orang Minang Malaysia

A.S Patimarajo

Mendengar bunyi judul di atas, tentu Anda sebagai pembaca jadi heran. Tetapi, memang begitulah keadaannya. Minangkabau bukan hanya di Sumatera Barat, tetapi juga ada di Malaysia. Bila anda berkunjung ke Malaysia, sebutan Negeri Sembilan bisa diganti dengan Minangkabau. Katakanlah kita hendak ke Minangkabau, maka orang akan paham kalau yang dimaksud adalah Negeri Sembilan.
Beberapa waktu lalu di Istana Seri Menanti, Negeri Sembilan, Malaysia saya dengan Zulkifli, seorang Widyaiswara Prov.Sumbar, berjumpa dengan Agus, Kepala Museum setempat. Dia mengatakan sangat tertarik dengan kedatangan tamu dari Suamtera Barat. “Nenek moyang saya juga orang Minangkabau. “Kalau di rumah kami sekeluarga berbahasa Minanag saja. Ciek, duo, tigo,” katanya mantap.
Tanpa pikir panjang Agus langsung menawarkan jasa baik untuk mengantarkan kami ke sebuah halte tempat menunggu bus menuju Kota Seremban. Angkutan khusus menuju Istana Seri Menanti, yang disebut juga istana orang Minangkabau di Malaysia, tidak ada selain taksi yang mangkal di Kuala Pilah.
Tadinya, ketika hendak ke Istana Seri Menanti, dari Kuala Pilah kami naik taksi. Ongkosnya 20 Ringgit Malaisia. Tetapi atas saran si sopir, kami menunggu penumpang hingga empat orang. Jadinya bisa dibayar 5 Ringgit masing-masing.
Ini contoh pelayanan yang sangat baik bagi tetamu. Sopir taksi itu memberi alternatif kepada penumpangnya, mau berangkat langsung atau menunggu penumpang lain. Begitulah pelayanan orang Minangkabau, Malaysia. Tidak ada tipu tepok, pakuak dan dabiah.
Memang sedikit berbeda dengan di Minangkabau, Indonesia. Lihat saja di kota Padang, musik bis kota menghentak bagai diskotik berjalan. Di Seremban suasana bus agak damai tenang dan nyaman. Jumlah penumpangnya sebanyak bangku, yang terdengar hanya radio sayup sayup sampai. Tak ada copet yang dikatuti.
Kota Seremban selaku ibu kota Minangkabau, Malaysia terkesan bersih dan rapi. Arus lalu lintas lancar tak ada lubang di jalanan. Jalannya besar dan mulus. Mobil tak punya karnet. Tidak terdengar suara memekik atau memukul benda dengan uang logam, sebagai isyarakat penumpang akan turun. Semua aktifitas angkutan pakai etika. Sopir bus cukup diberitahu dengan bel. Bus hanya akan berhenti di halte walaupun di luar kota. Penumpang pun patuh hanya menunggu di halte pula.
Terminal bus Seremban terasa nyaman. Tidak ada agen bus yang besorak dan menarik-narik tas. Tidak ada calo yang merugikan penumpang. Bus tetap berangkat pada jam yang sudah ditentukan. Sehingga penumpang dapat memastikan, jam berapa dia hendak berangkat dari rumah.
Pada tempat umum seperti di atas bus, terminal dan ruangan terbuka lainnya tidak dijumpai puntung rokok berserakan. Tak ada asap rokok yang mengepul di tempat duduk di ruangan kerja. Begitulah cerita Minangkabau, Malaysia. Mungkin agak berbeza dengan Minangkabau, Indonesia.
Kalau bicara soal alam, Minangkabau Indonsia todak ada lawan. Christine Dobbin, Sejarawan Belanda, melukiskan keindahan Minangkabau ini bagai sepotong sorga di muka bumi. Terletak di pantai barat pulau Sumatera. Persis di punggung Bukit Barisan. Terdiri atas empat lembah: Lembah Agam, Lembah Tanahdatar, Lembah Singkarak Solok dan Lembah Limapuluh kota. Keempat lembah itu terpisah oleh bukit berbatu, dan masing-masing berada di dekat gunung berapi.
Pada ketinggian 300 kaki di atas muka laut, terletak Lembah Agam di kaki Gunung Singgalang, sebuah gunung berapi yang menjulang dengan ketinggian 9.400 kaki, letaknya hampir di atas khatulistiwa. Di tenggara Lembah Agam terletak Lembah Tanahdatar. Keduanya dipisahkan oleh kerucut Puncak Gunung Merapi, yang tingginya 9.500 kaki dan merupakan titik yang paling anggun dalam pemandangan alam Minangkabau.
Dari Gunung Merapi menyusur ke bawah sejajar dengan Tanah Datar terdapat Lembah Singkarak Solok. Di dasarnya terdapat Danau Singkarak berbentuk bulat telur. Panjangnya sekitar 12,5 mil dan lebar maksimal 5 mil. Airnya mengalir ke sisi tumur danau yang menyatu dengan Batang Kuantan, salah satu sungai terbesar di timur Sumatera.Di lembah ini juga terdapat Gunung Talang yang juga berapi, dengan ketinggian 4.500 kaki dari muka laut. Lembah ke empat terletak di sebelah timur dan sejajar dengan Agam, disebut Limapuluh Kota. Ketinggiannya tidak lebih dari 5.000 kaki di atas muka laut.
Pokoknya, dari potensi alam siapapun mengakui Minangkabau Indonesia sangat hebat. Hebat dari daerah manapun di nusantara ini. Karena itu potensi wisata Ranah Minang tidak diragukan lagi. Namun demikian, kapan orang Minang Indoensia bisa melayani tamu seperti orang Minangkabau, Malaysia? ***